in , ,

Main ke Pasar Cikapundung, Nostalgia Masa Lalu Bandung

Berburu Barang Antik nan Bersejarah di Pasar Cikapundung

Salah satu koleksi di Pasar Cikapundung
Salah satu koleksi di Pasar Cikapundung (c) Lutfi Dananjaya/Travelingyuk

Mengunjungi kawasan heritage Bandung, rasanya belum lengkap jika tak mampir ke Pasar Cikapundung. Kawasan yang sudah eksis sejak 1987 ini merupakan salah satu saksi bisu sejarah perkembangan Paris van Java.

Baca juga : Baru Dibuka 1 Minggu, Silancur Highland Kembali Ditutup, Kenapa?

plank_depan_imR.jpg
Pintu masuk Pasar Cikapundung (c) Lutfi Dananjaya/Travelingyuk

Pada 2014 silam, Pemerintah Kota Bandung mengambil langkah untuk menaikkan lagi pamor Cikapundung (baca: rebranding). Sekarang lokasi ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya para kolektor, komunitas barang antik, pedagang, dan penggila barang vintage. Tak hanya dari Bandung, mereka bahkan ada yang datang dari luar negeri.

Sentra Barang Antik di Lantai Tiga

kolase_pasar_cikapundung_lantai_3_pusaka_Lny.jpg
Nostalgia sejarah di lantai tiga (c) Lutfi Dananjaya/Travelingyuk

Pasar Cikapundung terdiri dari tiga lantai. Di lantai paling atas Teman Traveler akan menemukan sebuah sentra barang antik. Cobalah mampir saat sore, cahaya mentari senja yang masuk melalui sela-sela kaca etalase bakal hasilkan pemandangan cantik yang layak diabadikan lewat jepretan lensa kamera.

Aneka barang sarat nilai sejarah bisa ditemukan di sini. Mulai dari benda pusaka peninggalan kerajaan Nusantara, keramik dari zaman dinasti Tiongkok, hingga artefak dari masa pemerintahan kolonial. Semakin tua dan langka, nilai barang-barang tersebut bakal semakin tinggi. Namun tentunya hal tersebut bukan masalah bagi seorang kolektor.

Belajar Sejarah Perang Dunia di Arctic Room

kolase_perang_dunia_pak_edi_lnk.jpg
Beberapa koleksi Arctic Room (c) Lutfi Dananjaya/Travelingyuk

Dari sekian gerai barang antik yang ada di lantai tiga Pasar Cikapundung, saya sempat mampir ke Arctic Room milik Edi Sugiharto. Di dalamnya ada sejumlah peralatan kuno, yang hebatnya, masih berfungsi dengan baik. Salah satunya adalah grinder buatan tahun 1930-an dari Eropa.

Melangkah lebih dalam di Arctic Room, Teman Traveler akan diajak belajar sedikit tentang sejarah Perang Dunia. Bagaimana tidak, di salah satu sudut ruangan nampak pelindung kepala dan tutup botol minuman milik salah satu tentara Panzergrenadier, salah satu divisi elit Jerman pada Perang Dunia II. Menakjubkan!

Berburu Dekorasi Rumah dan Kafe

kolase_properti_film_dekorasi_cafe_rumah_vgy.jpg
Koleksi kamera analog dan benda unik dekoratif (c) Lutfi Dananjaya/Travelingyuk

Buat Teman Traveler yang sedang tergila-gila dengan fotografi analog, tempat ini sungguh wajib dikunjungi. Ada banyak toko yang masih menjual beragam model kamera lawas. Sebagian masih berfungsi, namun ada pula yang hanya ditawarkan sebagai pajangan.

Pembeli yang datang ke sini biasanya mencari barang-barang antik untuk kebutuhan dekorasi kafe atau rumah. Tak sedikit pula yang berniat menyewa guna keperluan syuting video. Hmm, cukup menarik ya?

Oh ya, meski barang-barang yang dijual di sini semuanya antik, tidak demikian dengan metode pembayarannya Teman Traveler. Buat kalian yang tidak membawa uang tunai, beberapa gerai di sini menerima pembayaran dengan uang elektronik maupun kartu kredit/debit. Praktis bukan?

Aneka Koleksi Lukisan Historis

kolase_lukisan_mHW.jpg
Tiap Lukisan punya cerita dan makna (c) Lutfi Dananjaya/Travelingyuk

Selain beragam benda antik, pasar ini juga punya sejumlah koleksi lukisan menarik. Salah satunya adalah lukisan mix media seperti yang bisa Teman Traveler lihat dalam foto di atas. Deretan sampah plastik ditata sedemikian rupa di atas kanvas, hingga membentuk komposisi menarik. Pesan yang coba disampaikan adalah pentingnya menjaga alam dari kerusakan lebih parah.

Cerita menarik juga saya dapatkan dari Rubi, salah seorang pemilik gerai barang antik di sini. Ia mengaku memiliki lukisan Nyi Roro Kidul yang sempat mengeluarkan suara tangisan.

“Lukisan Nyi Roro Kidul koleksi saya menangis waktu itu, lalu saya pindahkan posisinya, setelah itu suara tangisannya hilang,” tuturnya.

Lukisan-lukisan eksotis, historis dan langka biasanya tidak akan lama menghuni pasar ini. Biasanya bakal segera diburu para kolektor. Meski harganya jutaan, mereka bakal sanggup membelinya.

Simpan Banyak Warisan Sejarah

kolase_sejarah_tersimpan_di_tempat_ini_sZU.jpg
Koleksi foto dan perangko sarat nilai sejarah (c) Lutfi Dananjaya/Travelingyuk

Buat Teman Traveler yang sedang liburan di Bandung, wajib rasanya mengunjungi Pasar Cikapundung. Lokasinya ada di Jalan ABC, Braga, Sumurbandung. Apalagi jika kalian termasuk pecinta barang retro, banyak hal menarik bisa dilihat di sini.

Salah satu koleksi paling langka yang ada di Cikapundung adalah foto asli Jalan Braga dari tahun 1970-an. Selain itu ada sejumlah koleksi perangko otentik yang menggambarkan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Semuanya benar-benar mengagumkan. Bagaimana, ada yang sudah tak sabar ingin mampir ke sini? Next

ramadan
Lupis Mbah Satinem

Lupis Mbah Satinem Jogja, Lebih dari Sekadar Legenda

Peta Park Bandung

Peta Park, Taman Asri dengan Gedung Putih Futuristik