Siapa yang rindu dengan aneka makanan tradisional jaman dulu? Teman Traveler yang hobi ikut ibu belanja ke pasar pasti tidak asing dengan berbagai olahan makanan enak yang sekarang sudah jarang Teman Traveler temui, seperti nasi jagung, gethuk, uraban, dan berbagai jajanan tempo dulu yang pastinya jadi favorit Teman Traveler.
Baca juga : Fenomena Alam Pasca Gempa di Donggala, Apa Itu?
Teman Traveler pasti masih ingat dengan rasanya yang khas dan masih asli, belum terkontaminasi dengan berbagai penyedap rasa seperti jajanan zaman sekarang. Sayangnya, makanan seperti ini sudah jarang ditemui bahkan terbilang sudah tidak ada lagi di daerah-daerah perkotaan yang notabenenya sudah menjadi daerah modern.
Tapi Teman Traveler tidak perlu khawatir jika ingin bernostalgia dengan aneka makanan tradisional khas tempo dulu, karena makanan tersebut masih bisa Teman Traveler temui di salah satu pasar unik yang ada di Kabupaten Purbalingga. Penasaran seperti apa? Ayo simak dulu ulasan berikut ini.
Melestarikan Kekayaan Kuliner Asli Indonesia
Semakin maraknya mall dan pasar-pasar modern berkonsep swalayan semakin meminggirkan keberadaan pasar tradisional yang identik dengan ibu-ibu yang membeli sayuran atau tempat jual beli barang dengan harga yang bisa ditawar. Banyak orang sekarang lebih tertarik untuk menikmati hidangan modern ala Eropa atau menu-menu pilihan khas dari negara-negara luar. Akibatnya, kekayaan kuliner asli milik sendiri semakin terpinggirkan dan hilang. Beruntung, saat ini sudah banyak pihak yang mulai menyadarinya dan memutuskan untuk menghadirkan kembali kuliner-kuliner tradisional khas nusantara yang enak dan juga sehat.
Di beberapa daerah sudah mulai merintis konsep pasar tradisional tempo dulu untuk menghadirkan nuansa klasik Indonesia yang guyup rukun. Selain itu, hadirnya pasar-pasar tradisional seperti pasar papringan di Temanggung, pasar Kunalereng di Banyumas, dan pasar Kampung Duku di Purbalingga memiliki andil tersendiri untuk tetap melestarikan kekayaan kuliner asli Indonesia, sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda saat ini.
Berburu Jajanan Favorit di Pasar Kampung Duku
Pasar Kampung Duku yang terletak di Desa Kembaran Wetan, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga ini menghadirkan berbagai pilihan kunier enak khas Banyumasan. Teman Traveler bisa mencicipi aneka makanan yang dijajakan oleh penjual, mulai dari tahu aci, nasi jagung liwet, sate, mendoan, aneka olahan singkong seperti tape, wingko singkong, gethuk, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Untuk minumannya juga tersedia berbagai pilihan, seperti dawet, cendol, hingga wedang uwuh yang disajikan secara tradisional lengkap dengan gelas bambu dan gogok (bejana dari tanah
liat). Jika Teman Traveler ingin menikmati secara langsung aneka makanan yang sudah dibeli, di lokasi, tidak perlu khawatir karena tersedia beberapa saung untuk duduk sambil menikmati hidangan di tengah rindangnya pohon duku dan bambu.
Keunikan Pasar Kampung Duku
Saat berkunjung ke Pasar Kampung Duku, Teman Traveler akan menemui barbagai keunikan yang jarang bahkan tidak akan Teman Traveler temui sehari-hari. Seperti koin unik berbahan batok kelapa yang berfungsi sebagai satu-satunya alat tukar atau alat transaksi yang sah untuk membeli berbagai makanan yang ada di Pasar Kampung Duku. Di Pasar Kampung Duku, Teman Traveler harus menukarkan uang rupiah dulu agar bisa digunakan untuk membeli aneka jajanan favorit.
Satu kepeng/keping koin dihargai sebesar Rp2.000, dengan modal Rp10.000 hingga Rp20.000 saja, Teman Traveler sudah puas menikmati aneka makanan. Berbagai jajanan dihargai satu kepeng atau Rp2.000 untuk satu porsi nasi jagung liwet komplit dengan uraban, oseng ikan asin, dan rempeyek teri yang dihargai 3 kepeng atau Rp6.000. Masih terbilang murah kan Teman Traveler?
Di Pasar Kampung Duku ini, Teman Traveler juga bisa mengajak si kecil untuk mencoba permainan tradisional seperti enggrang yang terbuat dari bambu. Selain itu, keunikan di Pasar Kampung Duku juga ada pada para penjual dan petugasnya, kenapa? Karena bagi penjual dan petugas perempuan diwajibkan mengenakan pakaian kebaya sedangkan yang laki-laki wajib mengenakan blangkon. Grafitasi tradisionalnya kerasa banget deh Teman Traveler!
Zona Bebas Plastik
Pasar Kampung Duku ini menerapkan konsep plasticless alias tidak boleh menggunakan plastik untuk membawa barang atau membungkus makanan. Alhasil penjual akan membungkus semua makanan dengan daun. Selain itu, panitia menyediakan keranjang bambu untuk membawa aneka makanan yang sudah Teman Traveler beli. Satu keranjang bambu dihargai dua kepeng atau sekitar Rp4.000.
Pasar Kampung Duku buka setiap hari Minggu atau hari-hari libur. Setiap bulan Ramadan, Pasar Kampung Duku buka setiap hari dimulai dari pukul 3 sore, untuk menyediakan aneka hidangan khas bulan puasa seperti takjilan. Bagaimana Teman Traveler? Seru nih bisa bernostalgia di Pasar Kampung Duku. Jadi, kapan Teman Traveler ke sana? Next