Bulan Ramadhan identik dengan adanya pasar takjil di sejumlah daerah, termasuk di Kota Malang, Jawa Timur. Beberapa tempat terpantau ramai dengan pengunjung yang tumpah ruahnya hingga ke jalan. Beberapa di antaranya di Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Surabaya atau belakang Universitas Negeri Malang (UM). Riuh namun tertib menjadikan pasar takjil selalu terkendali.
Baca juga : Tak Melulu Harus Cokelat, Kuliner Cantik Ini Bisa Jadi Hadiah Valentine Spesial
Kondisi tersebut kemudian menimbulkan kepadatan arus lalu lintas. Kendaraan bermotor yang lewat terpaksa harus mengurangi laju kendaraan dan sesekali berhenti. Di tempat-tempat tersebut dijajakan berbagai jenis makanan berbuka, seperti es buah, gorengan, siomay, bakso, sate dan lainnya.
Banyak pengunjung yang ebrdatangan hanya untuk mencari takjil bahkan ada yang datang dari luar daerah kota Malang, Tumpang misalnya. Mereka seringkali mendatangi kawasan takjil untuk ngabuburit. Dan banyak yang datang ke pasar takjil di Jalan Surabaya karena merasa tidak begitu ramai. Begitupun juga tempat parkir yang tidak begitu jauh dari lokasi stand stand takjil.
Kalau di kawasan Sukarno Hatta Malang, memang sebagai pusat jajanan takjil sejak dulu di Kota Malang. Jadi kepadatan memang menjadi hal biasa. Bahkan untuk tempat parkir pun lebih jauh dari stand stand takjil. Tapi teman traveler jangan khawatir, segala macam makanan yang ingin kamu cari bakalan tersedia di pasar takjil Sukarno Hatta Malang.
Mengenai penyebaran virus Covid-19 memang pihak panitia telah menghimbau kepada seluruh pengunjung untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah di wajibkan. Meskipun keberadaan Pasar Takjil di beberapa tempat menyembabkan arus lalu lintas terhambat, namun Bagus menilai pasar tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat kecil selama pandemi Covid-19. Disamping itu banyak muda mudi yang jarang keluar rumah, menjadi momen tersendiri untuk ngabuburit sambil nunggu buka puasa.
Di tempat berbeda, pasar takjil kota Malang juga digelar di Jalan Cianjur. Di sana, para pedagang takjil relatif lebih tertata, tidak berada di pinggir jalan dan dikelola secara baik oleh masyarakat sekitar. Salah satu penjual gorengan merasakan rezeki karena keberadaan pasar takjil. Meski baru pertama kali berjualan takjil di Jalan Cianjur atau belakang Taman Makam Pahlawan, dalam sehari bisa mendapatkan untung sekitar Rp 50.000 sampai Rp 300.000, tergantung kondisi cuaca. Meski sewa stand dengan tarif Rp. 10.000 per hari. Namun saat musim hujan panitia tidak mearik biaya retribusi. Next