in ,

Petulo, Kuliner Tradisional Khas Malang Paling Eksis di Surabaya

Musim pancaroba tengah terjadi diberbagai belahan nusantara, khususnya wilayah Jawa Timur. Tak heran jika banyak masyarakat kadang bingung dengan cuaca tak menentu kadang beberapa hari panas dan tiba-tiba hujan datang. Padahal memasuki bulan Agustus hingga Oktokber adalah waktu musim kemarau yang biasanya cuaca lebih dingin. Waktu-waktu inilah ketika malam sangat diperlukan mengkonsumsi makanan manis dan berkuah hangat. Banyak pilihan jajanan berkuah yang cocok dikonsumsi ketika malam hari yaitu angsle, ronde, petulo, tahwa, dan sejenisnya.

Baca juga : Kafe di Malang Ini Bikin Perut Kenyang dan Kerja Nyaman

Petulo khas Malang menjadi jajanan tradisional populer di Surabaya. Foto via kompas.com

DiSurabaya, petulo merupakan jajanan berkuah mulai sulit ditemui namun paling digemari banyak orang. Meski jarang ditemui namun pedagang petulo tetap setia menjajakan kuliner tradisional bercita rasa gurih dan manis ini. Jajanan tradisional ini disajikan dengan surabi makanan khas Solo, dan menu utama adalah petulo dengan tekstur seperti mie tumpuk yang tak berbentuk dengan ciri khas warna warni yang mencolok. Ditambah dengan ketan putih, dan disiram dengan kuah santan yang diberi gula merah cair. Aroma sedap santan kelapa yang gurih dan manis membuat semua orang bakal ketagihan terus untuk mencicipinya.

Petulo terbuat dari tepung beras dengan tektur seperti mie. Foto via cookpad.com

Bahan dasar pembuatan petulo ini hampir 90 persen terbuat dari tepung beras, pun surabi hanya bentuk dan teksturnya saja yang berbeda. Proses pembuatannya pun juga berbeda, petulo dimasak dengan mengkukus dan surabi dimasak dengan dipanggang diatas anglo. Aroma wangi khas daun pandan mampu menghentikan langkah para pejalanan kaki. Hingga akhirnya banyak traveler mulai melipir dan ingin mencicipinya.

Kuah kinca untuk petulo terbuat dari santan dan gula merah. Foto via pinterest.com

Di Surabaya, petulo bisa kamu temui di Jalan Demak depan Kampoeng Roti. Kedai milih Pak Hasan ini mulai berdiri sejak tahun 2000 dengan sebuah gerobak. Jajanan tradisional asli Malang ini dijualnya dengan harga Rp. 5.000 per porsi sudah mendapatkan dua petulo, satu surabi dan sejumput ketan yang bewarna pink. Pak Hasan biasanya menjajakan dagangannya sejak pukul 16.00 hingga terjual habis sekitar pukul 21.00 hingga 23.00 WIB tergantung dari banyaknya pembeli.

Surabi hasil panggangan terbuat dari tepung beras. Foto via wikipedia.com

Banyak foodies mengatakan bahwa jajanan berkuah ini memang lezat. Paling enak disantap ketika hangat karena dapat membuat badan ikut hangat. Selain harga yang murah, namun sangat mengenyangkan dan rasanya juga tidak abal-abal. Sepatutnya teman traveler untuk tetap memperkenalkan di era modern ini agar makanan tradisional seperti petulo tidak semakin tergerus dari perubahan zaman. Next

ramadan
Hutan Kota Langsa dengan sajian sungai dan pepohonan yang indah

Hutan Lindung Langsa, Taman Edukasi Terbaik Keluarga

Air Terjun Sangka Pane yang bertingkat 17

Air Terjun Sangka Pane, Cuilan Surga Tersembunyi di Aceh Tamiang