Hiking atau mendaki gunung saat ini jadi trending. Keinginan untuk dapat menikmati dan mensyukuri keindahan alam ciptaan Yang Maha Esa, menjadikan alasan kuat para pecinta alam. Nah, kali ini ada rekomendasi lokasi hiking sembari berburu sunrise yang keren buat kamu dari kontributor Travelingyuk yang bernama Ye Rachma. Lokasinya adalah Putuk Lesung Pasuruan.
Baca juga : 4 Macam Tumpeng di Indonesia, Beda Warna Beda Makna
Asal Usul Nama Putuk Lesung
Sedikit mengulas nama Putuk Lesung. Putuk berarti bukit dan lesung tentu saja alat penumbuk padi. Di bukit ini terdapat sebuah situs Putuk Lesung yang tepatnya berada di ketinggian 1740 mdpl. Situs yang berbahan dasar batu andesit dan berbentuk mirip perahu ini posisinya menghadap arah Utara Selatan atau kearah puncak Gunung Arjuna. Arah hadap seperti ini biasa kita temukan pada kebudayaan megalitikum, dan batu berbentuk lesung ini sebenarnya adalah sebuah sarkofagus.
Lokasi Putuk Lesung
Putuk Lesung merupakan bukit di lereng Gunung Arjuno yang dapat diakses melalui jalur pendakian Gunung Arjuno–Gunung Welirang di Desa Tambaksari, Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Dari jalan utama masuk ke dusun Tambak Watu kurang lebih 7 kilometer yang dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Pendakian ke Putuk Lesung merupakan trekking santai karena membutuhkan waktu perjalanan yang tidak terlalu lama yaitu sekitar 3 jam. So, kalau kamu pendaki pemula gak usah khawatir, jalurnya cocok banget buat kamu, kok. Jika ingin sampai di Putuk Lesung tanpa berkemah, maka harus siap berangkat mendaki pada malam hari dengan perbekalan dan perlengkapan yang memadai terutama kamu wajib bawa headlamp atau lampu senter.
Sebelumnya, kamu harus lapor ke Pos Perijinan Pendakian terlebih dahulu dan membayar tiket sebesar Rp 10.000/orang dan menyerahkan kartu tanda pengenal pada petugas.
Rute Pendakian ke Putuk Lesung
Di awal jalur, kaki disapa jalan berbatu yang makin lama makin menanjak, manfaat besar trekking malam hari adalah menghindari selfie dan terfokus pada jalan saja. Hindarkan dari pikiran-pikiran negatif karena mulai mendekati pos 1 Gua Onto Boego aroma kemenyan semerbak memenuhi udara malam dan mendadak menjadi mistis sekali perjalanan ini.
Tersedia air yang melimpah dan fasilitas toilet yang cukup bersih di destinasi wisata Pasuruan ini. Berhati-hatilah karena jalan paving menuju toilet sangat licin, mungkin karena sedang sering hujan sehingga paving ditumbuhi lumut.
Di siang hari jika cuaca mendukung bisa dinikmati dengan hammocking di pelataran depan patung Naga Onto Boego. Banyak juga yang mendirikan tenda dan bercengkrama dengan teman dan sahabat menikmati udara yang segar di rimbunnya pohon pinus.
Lanjut menuju pos 2 Tampuono mulai banyak jalan tanah lembab berlumut dan lebih menanjak lagi. Jalur di sini memiliki banyak percabangan, berhati-hatilah beberapa juga bisa menyesatkan bila salah pilih. Di tanjakan yang kejam berbatu menuju pos dua, punggung dan kaki mulai terasa pegal. Keringat? Jangan tanya, sudah mengucur deras sejak jalanan batu yang menanjak tadi.
Di pos 2 ini, tersedia toilet tetapi berada di lokasi Sendang Dewi Kunthi, kira-kira masih harus berjalan ke arah kiri sejauh 300 meter. Air di Sendang Dewi Kunthi dipercaya dapat membuat orang awet muda jika digunakan untuk mencuci muka atau mandi, ada beberapa orang yang melakukan ritual dan asap dari kemenyan bakar masih memenuhi udara di tempat ini.
Dari pos 2, lanjut perjalanan ke Putuk Lesung dengan mengambil jalur kanan searah dengan Air Terjun Gumandar. Jalur ini adalah jalur yang tersulit karena hutan penghubung ke Putuk Lesung ini sebenarnya tak terlalu panjang, namun kesan mencekamnya yang membuat melewatinya terasa lama. Vegetasinya rapat, lembab dan berlumut. Dipenuhi jalar, ranting yang lapuk dan beberapa tebing yang agak gelap khas hutan hujan.
Sunrise Putuk Lesung yang Istimewa
Sesampainya di Putuk Lesung, tampak beberapa pendaki sedang berkumpul, bernyanyi dan menghangatkan badan di sekeliling api unggun. Terdapat musholla yang juga berfungsi sebagai shelter bagi para pendaki, serta toilet dengan sumber air melimpah.
Menjelang subuh udara mulai membuat badan menggigil, bersabar beberapa menit lagi udara menghangat dan tampak cahaya indah di ufuk timur. Terbayar sudah kelelahan yang dirasakan sepanjang perjalanan tadi. Lukisan alam yang luar biasa. Gagahnya Gunung Arjuno di sebelah kanan menyatu dengan cahaya pagi. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
And here we go, menikmati cantiknya sunrise dan segelas kopi hangat Just perfect! Next