Setelah terus-menerus diperbincangkan karena dianggap menjiplak karya orang lain, pengelola wahana wisata Rabbit Town akhirnya angkat bicara. Mereka membantah tudingan soal plagiasi, dan mengatakan hanya sekedar terinspirasi beberapa karya seni yang ada di luar negeri.
Baca juga : Kuliner Mie Legendaris di Medan
Sebagaimana diketahui, nama Rabbit Town belakangan ini sering didengungkan di media sosial. Selain karena tengah nge-hits, tempat wisata di Bandung ini juga kabarnya memiliki sejumlah titik foto-foto yang meniru sejumlah karya di luar negeri.
Spot foto Love Light misalnya. Area yang terdiri dari banyak tiang lampu ini dikabarkan persis sama dengan karya seni instalasi Chris Burden yang ada di Los Angeles County Museum of Art.
Sementara itu masih ada lagi wahana Patricco Stiker yang berupa ruangan dipenuhi beragam stiker polkadot warna-warni, yang juga kabarnya persis dengan satu lokasi di Singapura. Demikian juga dengan Pink Ice Cream, wahana yang dilengkapi sejumlah asesoris seperti gantungan bentuk pisang dan lampu model ice cream ini juga banyak dihujat di media sosial karena dianggap menjiplak.
Tanggapan Rabbit Town
Melihat besarnya reaksi dari masyarakat, pihak pengelola Rabbit Town pun akhirnya angkat bicara. General Manager mereka, Ferdi Candra, mengatakan bahwa pihaknya tidak meniru melainkan hanya terinspirasi.
Terkait wahana Love Light, Ferdi menjelaskan meski bentuknya mirip dengan yang di Los Angeles, detail dan jumlah tiangnya tidak sama. Demikian halnya dengan Pink Ice Cream, yang menurutnya jauh lebih kecil dibanding wahana aslinya.
Berniat untuk meminta izin
Meski demikian, Ferdi Candra tidak menutup mata terhadap polemik yang tengah terjadi soal isu plagiarisme di Rabbit Town. Pihaknya pun berjanji akan segera meminta izin pada pihak-pihak yang karyanya sudah mereka jadikan inspirasi.
Ferdi menyatakan bahwa Rabbit Town nanti akan memberikan keterangan khusus yang menyebutkan bahwa sejumlah wahana di tempat mereka memang terinspirasi dari karya orang lain. Namun ia lagi-lagi menolak ketika diminta mengakui bahwa Rabbit Town meniru 100 persen hasil pemikiran sejumlah seniman dunia.
Baru beroperasi
Rabbit Town berdiri di kawasan seluas 700 meter persegi di daerah Ciumbuleuit, Bandung. Wahana wisata yang menyediakan banyak spot selfie menarik ini baru mulai beroperasi sejak Januari 2018.
Masyarakat sekitar pun cukup antusias dengan dibukanya wahana wisata anyar ini. Namun sayang, belakangan Rabbit Town justru menjadi pembicaraan hangat di media sosial karena sejumlah wahana di dalamnya dianggap meniru sejumlah karya seniman dunia.
Sempat keluarkan tanggapan via Instagram
Begitu muncul isu mengenai penjiplakan, akun Instagram resmi Rabbit Town langsung panen hujatan dari para warganet. Banyak yang menyayangkan keputusan pihak pengelola untuk membuat wahana tanpa meminta izin atau berkonsultasi dulu dengan sang empunya karya. Gelombang protes terus berlanjut, hingga akhirnya pihak manajemen sempat mengeluarkan respon singkat.
Sembari mengunggah sebuah foto dengan tulisan ‘Terima Kasih’, mereka kemudian menuliskan sejumlah kalimat singkat di kolom caption. Intinya manajemen mengucapkan terima kasih atas semua saran yang sudah diberikan. Rabbit Town juga berjanji akan mencoba berbenah dan menjadi lebih baik lagi ke depannya. Next