in

Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan, Keindahannya Selalu Terkenang

Sungai Pute [image source]

Jangan tertipu saat melihat beberapa foto di bawah ini. Kebanyakan orang akan langsung berpikir jika tempat tersebut adalah pegunungan kapur di daerah Yunan Tiongkok. Ya, memang seperti lokasi syuting film-film laga mandarin kan? Jadi ingat kisah perjalanan ke Barat. Tapi ternyata, lokasinya itu bukan di luar negeri alias di tanah kita sendiri, tepatnya di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca juga : Mengeksplor Ngobaran Yogjakarta, Pantai dengan Suguhan Pura Eksotik Layaknya Bali

Sulawesi jadi semakin cakep karena memiliki gugusan Pegunungan kapur yang biasa disebut Rammang-Rammang itu. Langit membiru dengan hiasan awan-awan putih terpampang bagai lukisan alam yang memukau. Seringkali saat pagi atau guyuran hujan menghantam bumi, awan putih akan turun mengaburkan pandang tapi tak menghilangkan keindahan.Begitulah Rammang-rammang selalu dikenang oleh para wisatawan yang memiliki kesempatan bertandang ke sana. Berikut ini adalah ulasan selengkapnya tentang pamor dan pesona yang unik tiada tertandingi oleh tempat lain.

1. Pesona Rammang-Rammang

Rammang-Rammang [image source]
Rammang-Rammang [image source]

Pegunungan kapur sudah seperti dinding-dinding yang melindungi kecantikan Ranah Rammang-Rammang agar tetap alami. Di tengah-tengah lembah mengalir sungai yang cukup lebar namun memiliki aliran yang tenang menghanyutkan. Nggak percaya? Coba saja nyebur, nanti lama-lama juga sampai di entah berantah tak tahu di mana. Bisa di tengah hutan atau mungkin melewati sarang buaya, hii serem! Tapi tenang saja, untuk berwisata di sana kamu nggak harus berenang mengikuti arus sungai kok. Sudah disiapkan fasilitas transportasi berupa perahu.

2. Perjalanan Menggunakan Perahu

Untuk sampai di dermaga kamu bisa melakukan perjalanan menuju jalan poros Pabrik Semen Bosowa. Dari sana, lokasi dermaga sudah tidak jauh lagi. Waktu yang terbaik untuk datang ke Rammang-Rammang adalah ketika pagi buta. Kenapa begitu? Karena kamu bisa mengejar Sunrise, lebih tepatnya sih menunggu cahaya matahari di ufuk Timur. Perahu standby sejak pagi kok, khusus untuk para pemburu sunrise. Selain itu, kamu jadi lebih leluasa menjelajahi salah satu taman gunung kapur terbesar di dunia tersebut. Kalau siang-siang itu panas, belum lagi kalau hujan kabut akan turun.

Sungai Pute [image source]
Sungai Pute [image source]

Ada banyak perahu yang tersedia dalam berbagai ukuran. Jika kamu datang berempat bisa naik perahu paling kecil yang harga sewanya sekitar Rp. 200 ribu. Sedangkan untuk lima orang atau lebih harganya bisa mencapai Rp. 300 ribu. Kamu akan dibawa melewati aliran Sungai Pute, melihat bongkahan-bongkahan batu di pinggir dan di tengah-tengah sungai. Di sisi-sisinya penuh dengan berbagai tumbuhan, mirip banget dengan kawasan mangrove di Nusa Dua Bali.

3. Kampung Berua nan Indah

Sekali lagi, alirannya tidak deras, jadi kamu bisa melewati sungai perlahan seraya menghirup udara segar khas pegunungan. Kamu juga akan melewati beberapa gua yang menyerupai terowongan. Ukiran-ukiran alami di dinding gua bagai relief tentang kekuatan unsur udara, angin, air dan bumi yang berkolaborasi hingga membentuk fenomena yang mengagumkan. Oh ya, jika kamu berangkat saat siang hari jangan lupa membawa topi atau pelindung diri dari sengatan cahaya matahari, daripada pulang-pulang gosong.

Kampung Berua [image source]
Kampung Berua [image source]

Setelah melakukan perjalanan selama 45 menit, kamu akan tiba di pemukiman utama Tanah Rammang-Rammang yaitu Kampung Berua. Dengan adanya penduduk lokal, maka potensi wisatanya jadi semakin besar. Pengunjung nggak hanya keliling menikmati pemandangan, tapi juga mengenal budaya setempat yang tentunya unik dan khas. Kendati hanya dihuni beberapa kepala keluarga, Kampung Berua sudah seperti peradaban yang tersembunyi secara rahasia di balik pegunungan. Yang paling unik adalah perkampungan yang serasi sekali dengan gunung kapur. Penduduknya sebagian berprofesi sebagai petani memanfaatkan hamparan sawah untuk menyambung nafas.

Nah sawah kan ada di mana-mana, tapi yang namanya Batu Kingkong. Disebut begitu karena mirip dengan wajah orangutan atau kingkong. Ada juga situ s Batu Telapak Tangan yang eksotis. Bisa dibilang kalau Rammang-Rammang itu menyajikan wisata yang lumayan lengkap. Dengan keindahan yang menawan seperti itu. Nggak heran jika UNESCO hingga Heritage Site memberikan pengakuan sebagai salah satu kawasan karst terbesar di dunia. Next

ramadan

Menyusuri Kemagisan Selero, Bukit Berbentuk Stupa yang Ada di Lahat, Sumatra Selatan

Menikmati Jajanan Tradisional Khas Yogyakarta yang Sudah Mulai Tergerus Zaman