Mendengar kata ronde, apa yang terlintas dalam pikiran Teman Traveler? Mungkin banyak yang menyebut tinju. Nah, ronde yang akan saya bahas ini sama sekali tak ada hubungannya dengan olahraga, namun tetap bisa bikin badan sehat dan bugar karena berbahan dasar jahe yang dipercaya bagus untuk kesehatan. Nah, jika Teman Traveler sedang berada di Malang, jangan lewatkan Ronde Titoni yang terkenal enak dan legendaris. Seperti apa? Yuk, simak ulasannya.
Baca juga : Oleh-oleh Makanan dari Sambas, Berbagi Kenikmatan dengan Orang-orang di Rumah
Minuman Sehat untuk Tubuh
Ronde cocok banget buat para traveler. Selain rasanya segar, efektif pula untuk menghilangkan rasa lelah, apalagi sesudah berjalan-jalan keliling kota. Kandungan rempahnya dipercaya sanggup mengusir pegal dan masuk angin.
Ronte Titoni sendiri cukup ternama dan punya banyak pelanggan di Malang. Alamatnya ada di Jalan Zainul Arifin No 17, tak jauh dari alun-alun kota. Mereka mulai buka pukul 18.00 hingga 24.00. Namun tak jarang sebelum tengah malam sudah tutup karena habis diserbu pembeli.
Pelanggan Ronde Titoni biasanya bakal mengular saat malam minggu. Lantaran lokasi kedai berada di pinggir jalan, tak jarang hal tersebut menimbulkan kemacetan. Ronde legendaris ini memang benar-benar istimewa, hingga banyak orang rela mengantre demi merasakannya.
Ronde Melegenda
Sugeng Prayitno (51) merupakan generasi kedua pengelola kuliner legendaris ini. Ayahnya, Abdul Hadi, mulai berjualan ronde sejak 1948. Dengan kata lain, Titoni sudah eksis sejak 71 tahun silam. Sungguh, bukan waktu yang singkat Teman Traveler.
Menurut Sugeng, awalnya Sang Ayah berjualan keliling di sekitar Pecinan dan Pasar Besar Malang. Memasuki 1970-an, barulah beliau memutuskan mangkal di depan toko arloji Titoni, menggunakan gerobak. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya nama Ronde Titani.
Tahun 1988, Abdul Hadi memindahkan usahanya ke Jalan Zainul Arifin, lokasi ronde sekarang. Tongkat estafet lantas berpindah ke tangan Sugeng, usai mendapat mandat untuk melestarikan resep yang diturunkan ayahnya.
Di tangan Sugeng, Ronde Titoni kian berkembang. Jika dulu hanya ada menu ronde, kini pelanggan juga bisa memesan angsle, kacang berkuah, roti goreng, dan cakue.
Menu dan Bahan Dipersiapkan Sendiri
Semua menu dipersiapkan sendiri oleh Sugeng, dibantu anak-anaknya. Roti goreng dan cakue pun juga merupakan hasil produksi sendiri. Ukuran roti serta cakue di sini tergolong jumbo. Dua kali lebih besar dibanding jajanan sejenis pada umumnya.
Seporsi Ronde Titoni sendiri terdiri dari olahan gula murni, jahe, dan aneka rempah. Isiannya terasa meriah dengan kehadiran kacang sangrai, bulatan ronde dari tepung kanji berisi gula dan kacang tumbuk, serta irisan kotak kecil mirip agar-agar.
Disajikan dalam mangkok kecil, ronde kenamaan ini sangat nikmat bila disantap selagi panas. Seporsi kuliner Malang legendaris ini dibanderol antara Rp10.000 hingga Rp12.000. Sementara roti dan cakue ditawarkan seharga Rp4.000. Cukup terjangkau kan?
Pelanggan Makin Banyak
Menurut pengakuan Sugeng, perkembangan teknologi informasi turut membantu usahanya makin dikenal masyarakat. Pelanggannya kini tak hanya berasal dari Malang, namun seluruh Indonesia. Sejumlah artis terkenal pun sempat mencicipi Ronde Titoni, di antaranya almarhum Bondan Winarno dan Pepi.
Sugen pun mengatakan bahwa ia kini tengah mempersiapkan penerus generasi ketiga. Menurutnya, dua hal terpenting untuk bertahan di bisnis kuliner adalah pelayanan cepat dan ramah.
“Itu cara kami agar usaha tetap lancar dan dikunjungi kembali oleh pengunjung,” jelasnya singkat.
Bagaimana Teman Traveler, penasaran dan ingin berkunjung ke Ronde Titoni? Pastikan mampir ke sini jika kalian sedang berada di Malang. Tubuh dijamin bugar setelah menikmatinya. Next