Thailand menawarkan destinasi wisata alam, belanja, hingga kuliner. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Thailand karena merupakan destinasi wisata yang terjangkau. Masyarakat Thailand yang ramah juga
menjadi salah satu alasan Thailand digemari oleh wisatawan. Di lain sisi,
masyarakat Thailand merupakan orang-orang yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan sejarah. Hal tersebut pula yang dapat menjadikan Thailand sebagai salah satu destinasi wisata sejarah.
Baca juga : Taste of Bandung, Resto dengan Panorama Lukisan Alam Ciwidey
Wisata sejarah dapat dikatakan sebagai destinasi yang masih sedikit memiliki peminat. Namun, sebagai wisatawan, kita bisa lho sesekali mengenal sejarah tempat wisata kita agar lebih membuka wawasan,
mengetahui filosofi hingga memahami aturan-aturan yang berlaku. Biasanya, wisata sejarah tersebut dapat dilakukan di berbagai kuil di Thailand. Namun, wisatawan juga bisa menjadikan pilihan museum sebagai destinasi wisata sejarah.
Museum Jim Thompson House dapat menjadi alternatif wisata sejarah karena lokasinya yang mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota. Museum yang terletak di 6 Soi Kasemsan 2, Rama Road, Bangkok ini menawarkan wisata sejarah bagi wisatawan yang mencari alternatif wisata
berbeda di Thailand selain wisata belanja dan kuliner.
Sosok Jim Thompson dalam bentuk buku yang bisa didapatkan di store (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk
Jim Thompson merupakan sosok yang dihormati oleh Raja dan masyarakat Thailand. Ia merupakan seorang arsitek sekaligus tentara angkatan darat Amerika pada saat perang Dunia II. Jatuh cinta pada Thailand membuatnya membangun rumah yang didesain sendiri dengan barang antik. Ia juga merupakan pengagas industri Thai silk atau sutera Thailand yang memajukan potensi bisnis untuk Thailand pada saat itu. Sangat disayangkan, Jim Thomspon menghilang saat berlibur ke dataran tinggi Malaysia dan tidak ditemukan hingga sekarang. Akhirnya, rumah ini dikembangkan sebagai museum pelestarian budaya oleh Raja Thailand.
Kereta listrik “BTS” yang mempermudah akses ke Jim Thompson House
Untuk mencapai Jim Thompson House, wisatawan bisa menggunakan BTS (Bangkok Train System) yang harganya sangat terjangkau. Sepertihalnya penulis yang stay di daerah Sukhumvit, berjalan sedikit ke Stasiun Nana dan membeli tiket untuk menuju ke Stasiun National Stadion. Tiket tersebut seharga 9 Baht atau sekitar Rp 9.300,- per orang. Wisatawan akan diberi kartu dengan barcode yang akan di scan di plang masuk dan keluar stasiun.
Untuk mencapai Jim Thompson House dari Stasiun Nana, wisatawan akan transit ke Stasiun Siam untuk langsung berganti kereta. Dengan BTS, jarak tempuh dari Stasiun Nana ke Stasiun National Stadium bisa kurang dari 5 menit lho! Stasiun National Stadium juga berdekatan dengan MBK Mall. Hanya berjalan sedikit dan bertanya sedikit pada warga lokal di sana,
kita akan sampai ke Jim Thompson House.
Untuk menyusuri Jim Thompson House, wisatawan diharuskan membeli tiket seharga 200 Baht atau sekitar Rp 93.000,-. Wisatawan akan mendapatkan fasilitas guide dengan bahasa Inggris, Prancis, Jepang,
atau Thailand. Wisatawan juga nantinya akan dikelompokan sebanyak 10 orang sesuai dengan bahasa guide yang dipilih diwaktu yang sudah ditentukan. Sembari menunggu giliran, pengunjung dapat melihat-lihat proses pemintalan kepompong ulat sutera menjadi benang.
Setelah mendapatkan giliran, para guide meminta wisatawan untuk melepaskan alas kaki dan menaruh tas serta minuman/makanan di loker. Wistawan hanya diperbolehkan membawa telpon genggam. Wisatawan juga disarankan untuk tidak mengambil foto pada saat museum tour. Hal ini bisa jadi agar tidak ada dokumentasi yang tidak bertanggung jawab agar mencegah tiruan dari barang antik di dalam Jim Thompson House.
Guide akan memandu wisatawan berkeliling rumah dan menjelaskan setiap sudut rumah dan fungsi dari barang antik yang didesain oleh Jim Thompson. Di dalam rumah, terdapat berbagai arsitektur khas Thailand yang didesain sendiri oleh Jim Thompson. Rumahnya juga kebanyakan didesain dengan unsur kayu asli Thailand yang kokoh.
Terdapat pula berbagai barang antik yang dikombinasikan atas ide dari Jim Thompson hingga perabotan dapur dan perlengkapan makan yang masih disusun di meja makan. Meskipun wisatawan tidak diperbolehkan mengambil foto di dalam rumah, wisatawan dapat berfoto di luar rumah karena terdapat berbagai spot foto yang instagenic.
Setelah selesai menyusuri museum, wisatawan bebas untuk berfoto di luar rumah, melihat-lihat toko yang menjual kain sutera yang diproduksi oleh Industri Jim Thompson atau beristirahat di kafe. Namun, penulis lebih memilih untuk membeli es jeruk dan es kelapa gerobak yang ada di
luar museum. Harganya murah sekitar 10 Baht atau Rp 4.600,-. Rasanya segar dan penjualnya juga cukup bersih karena menggunakan sarung tangan ketika mengolah minumannya lho!
Karena Jim Thompson House ini berada di pusat kota, kita bisa keliling atau mampir ke MBK Mall lho! Ternyata cukup seru juga coba wisata sejarah dan bisa menambah wawasan mengenai sisi lain dari Thailand. Di sini juga stafnya sangat ramah dan penjelasan guide Bahasa Inggrisnya mudah dipahami. Wah, ternyata Jim Thompson House ini bisa jadi alternatif
liburan teman-teman untuk wisata Thailand berbaris sejarah lho! Next