Tak perlu jauh-jauh terbang ke Amerika Serikat atau Tiongkok jika ingin merasakan eksotisme pemandangan ala gurun pasir Mojave maupun Gobi. Di kawasan Bantul, panorama serupa bisa dinikmati dengan mengunjungi daerah Gumuk Pasir Parangtritis.
Baca juga : Scrumptious Meat-based Dishes in Bali
Sesuai dengan namanya, Gumuk Pasir Parangtritis terletak di dekat kawasan Pantai Parangtritis dan Parangkusumo. Akses menuju ke sana juga tidak terlalu sulit karena jalanan di sekitarnya sudah diaspal, sangat mudah dilalui kendaraan. Kemungkinan nyasar juga kecil karena area Gumuk Pasir lumayan luas dan hampir semua warga sekitar bisa memberikan petunjuk arah.
Gumuk Pasir atau sand dune terbentuk karena material dari Gunung Merapi yang turun lewat sungai-sungai yang bemuara ke pantai selatan. Material tersebut kemudian mengering hingga membentuk gundukan pasir.
Gumuk Pasir Hadirkan Sensasi Mirip Mesir dan Australia
Redaksi Travelingyuk berkesempatan mengunjungi langsung Gumuk Pasir Parangtritis, yang belakangan kondang sebagai tempat untuk menjajal olahraga ekstrem sandboarding.
Sandboarding termasuk olahraga ekstrem yang mirip dengan snowboarding. Hanya saja alih-alih meluncur di daerah pegunungan yang dilapisi salju, aktivitas ini dilakukan di kawasan kering yang memiliki banyak gundukan pasir.
Olahraga sandboarding sudah cukup lama populer di kalangan pencinta olahraga ekstrem seluruh dunia. Lokasi yang sering dijadikan tempat meluncur antara lain Australia, Namibia, dan Mesir. Namun bagi para warga Bantul, cukup mengunjungi Gumuk Pasir Parangtritis untuk merasakan sensasi serupa.
Begitu sampai di lokasi, redaksi Travelingyuk langsung disajikan pemandangan sebuah keluarga yang tengah asyik meluncur dengan papan di atas permukaan pasir. Terlihat sosok instruktur yang mengarahkan mereka untuk tetap berada di gundukan berketinggian rendah demi alasan keamanan. Alhasil, ibu maupun anak sekalipun bisa menikmati aktivitas sandboarding sembari bercanda tawa.
Peralatan yang digunakan cukup sederhana, hanya berupa sebuah papan seluncur kecil mirip skateboard namun tanpa menggunakan roda. Di atasnya terdapat dua strap khusus untuk menempatkan kaki.
Uji Nyali Tipis-tipis
Tak puas hanya sekedar melihat, redaksi Travelingyuk penasaran ingin mencoba sandboarding sendiri. Kami kemudian dipertemukan dengan seorang pengelola bernama Yoga. Secara sigap ia mempersiapkan papan dan mengajak kami berjalan menuju salah satu area bukit pasir yang tidak terlalu tinggi, seolah tahu kami masih pemula.
Sebelum meluncur, Yoga melapisi papan dengan cairan lilin atau wax. Menurutnya, hal tersebut akan memberikan sensasi menuruni bukit yang lebih mulus dan seru.
Dilihat sepintas, gundukan pasir yang dipilihkan Yoga untuk kami tidak terlalu tinggi. Hanya sekitar dua sampai tiga meter. Namun begitu bersiap meluncur dari sisi puncak, adrenalin tiba-tiba mulai mengalir deras. Jantung mulai berdebar kencang.
Sudah kepalang tanggung, redaksi Travelingyuk pun langsung memberanikan diri meluncur usai melakukan hitungan mundur. Hasilnya? Kaki dan tangan langsung menghitam akibat terjerembab di permukaan pasir. Padahal sebelumnya papan sempat bergerak lurus selama kurang lebih empat detik. Percobaan kedua kemudian dilakukan, dan hasilnya pun tetap sama.
Kami kemudian meminta Yoga untuk memberi contoh teknik sandboarding yang benar. Sembari mengenakan kacamata hitam, Yoga kemudian melintasi gundukan pasir dengan mulus dan mengulanginya sebanyak tiga kali. Kami hanya bisa geleng-geleng, rupanya memang dibutuhkan latihan teratur sebelum bisa menguasai olahraga sandboarding ini.
Populer di Kalangan Wisatawan Asing
Kami kemudian memutuskan untuk menyudahi aktivitas sandboarding. Sembari berusaha mengatur nafas, redaksi Travelingyuk lantas coba mengorek informasi dari Yoga. Menurutnya, olahraga sandboarding baru mulai dikembangkan di Gumuk Pasir Parangtritis sejak 2016 silam.
Dengan berbekal 100 ribu rupiah, pengunjung sudah bisa menyewa satu papan sandboarding plus didampingi oleh instruktur. Asyiknya lagi, penggunaannya sama sekali tidak dibatasi waktu. Hal inilah yang mungkin membuat aktivitas seluncuran ini begitu diminati wisatawan, tak hanya domestik namun juga dari beberapa negara asing seperti Malaysia, Singapura, dan Tiongkok.
Wisata sandboarding sendiri tak serta-merta muncul begitu saja di kawasan Gumuk Pasir Parangtritis. Warga sekitar rupanya mendapat inspirasi dari sejumlah mahasiswa yang pernah berkunjung ke sini.
“Dulu sebenernya dari temen-temen mahasiswa UGM. Terinspirasi dari itu. Terus kita coba mengembangkan dengan pengelola yang ada di sini. Ternyata juga diminati oleh pengunjung,” jelas Yoga.
Dalam sehari Yoga mengaku bisa mendapatkan hingga 10 pengunjung yang menyewa papan seluncur. Di akhir pekan, jumlahnya sering meningkat antara 20 sampai 30 persen.
Selfie dan Pre-Wedding Pun Bisa
Tak hanya sandboarding, Gumuk Pasir Parangtritis juga menyediakan beragam spot selfie untuk menghasilkan foto menarik guna diunggah di media sosial. Panoramanya yang unik juga menjadikan lokasi ini sebagai favorit untuk menggelar sesi pre-wedding. Bahkan ketika tim Travelingyuk datang, sempat ada pemotretan iklan berlangsung di sana.
Bagi yang tertarik berkunjung ke sini, disarankan untuk datang di pagi hari atau menjelang sore. Sebab kala memasuki tengah hari, udara panas yang ada di Gumuk Pasir Parangtritis bisa cukup menyengat. Tentunya akan mengurangi keasyikan dalam menikmati aktivitas yang ada di sini. Next