Indonesia terkenal dengan wisata sejarah yang begitu banyak. Sebagai negara bekas jajahan dan dahulu sebagai wilayah kerajaan sehingga meninggalkan ribuan benda bersejarah hingga kini masih nampak wujudnya. Salah satunya adalah Kampung Pande yang dikenal masyarakat Aceh sebagai kampung bernilai sejarah. Sampai sekarang masih banyak ditemukan makam-makam tua milik kerajaan maupun keturunan kerajaan seperti Makam Tuanku Dikandang dan Putro Ijo.
Baca juga : Kuliner Mie dan Dimsum Super Ciamik di Qobe Mie & Dimsum Resto Jember
Banyak makam yang terbengkalai dengan nisan-nisan yang tenggelam didalam lumpur rawa-rawa. Bahkan banyak warga yang menggalinya digunakan untuk tambak udang. Juga masih banyak nisan yang terbuang tanpa adanya perawatan. Hanya dua makam raja saja yang hingga kini terawat dengan baik. Selain nisan tua, pecahan tembikar dan keramik yang diperkirakan adalah barang peninggalan sejarah berserakan tak beraturan tanpa ada usaha untuk menyelamatkannya.
Kampung Pande ini dahulu memiliki daratan yang luas, sejak Tsunami melanda wilayah Aceh, dataran kampung Pande berubah drastis menjadi rawa-rawa yang dipenuji air laut ketika air laut pasang. Akibatnya, nisan-nisan tersebut kini tertimbun di dalam lumpur di antara pohon bakau yang mulai tumbuh. Padahal kawasan ini merupakan bekas kerajaan Aceh khususnya kejayaan kerajaan Islam di Aceh.
Pada tahun 2013 kampung ini begitu viral lantaran penasarannya warga dengan penemuan koin-koin emas dari peninggalan kerajaan Aceh Darussalam. Banyak dari warga sengaja turun ke rawa-rawa hanya untuk mencari koin emas tersebut. Meskipun sudah ditutup oleh pihak berwajib, tapi mereka tetap datang dan berusaha masuk ke rawa untuk mencari emas.
Penemuan harta karun yang diyakini sebagai peninggalan kerajaan Aceh Darussalam juga membuat pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh sibuk untuk menyelamatkan benda-benda peninggalan bersejarah tersebut dari aksi penjarahan. Hingga kini kawasan seluas 63 hektar itu menjadi rawa-rawa akibat penutupan ketat dari pihak kepolisian yang dulunya sempat menjadi tempat penjarahan koin emas.
Hanya tertinggal satu hektar saja lokasi yang ditetapkan sebagai sejarah, selain itu sudah menjadi hak milik masyarakat setempat. Kampung ini berada di kota Banda Aceh yang kian hari makin tidak terawat, hingga pemerintah menjadikan sebagai lokasi Pembuangan Akhir Sampah kota hingga hari ini, dan ditetapkan sebagai lanjutan proyek pembangunan IPAL walau lokasi pembangunannya ditemukan makam-makan tua yang patut diduga sebagai bagian dari sejarah gemilangnya Aceh melalui kampung Pande dimasa lalu.
Kini Kampung Pande sudah jauh dari kemegahan masa lalu. Kampung dengan seribu ahli yang dulu megah kini tinggal kenangan. Next