Ada banyak cara menikmati keseruan di Surabaya. Umumnya mereka yang mengunjungi Kota Pahlawan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di mall atau menikmati kekayaan kuliner sekitar. Namun jika sobat traveler ingin merasakan sensasi berbeda, cobalah datang ke Taman Apsari.
Baca juga : Batu Busuak, Sungai Berair Biru di Kota Padang
Taman Apsari terletak di Jl Taman Apsari no 63, Embong Kaliasin, Genteng. Lokasinya sangat mudah dicari, baik melalui aplikasi peta di smartphone maupun meminta petunjuk arah pada warga sekitar. Bukan cuma sekedar taman, ada banyak keseruan yang bisa didapatkan para pengunjung di sini.
Peninggalan Zaman Belanda
Taman Apsari ternyata punya latar belakang sejarah yang cukup panjang. Menurut beberapa sumber, pembangunan taman dilakukan sesuai instruksi pemerintah Belanda di era 1990-an. Mulanya taman difungsikan sebagai halaman belakang Gedung Grahadi, salah satu bangunan heritage yang masih tersisa di Kota Pahlawan.
Namun seiring berjalannya waktu, Pemerintah Belanda memutuskan untuk mengubah posisi pintu depan Gedung Grahadi. Alhasil taman pun berada di bagian depan bangunan megah tersebut dan tak pernah berubah hingga kini.
Rumah Bagi Bunga-bunga Indah
Sama seperti taman pada umumnya, Taman Apsari menawarkan lahan terbuka hijau di tengah penatnya kehidupan perkotaan yang serba cepat. Di dalam kompleks taman ini terdapat tak kurang dari 20 jenis bunga indah yang dirawat cermat. Selain itu masih ada rimbunan pohon yang siap melindungi para pejalan kaki dari teriknya sinar matahari.
Rimbunan tanaman membuat hawa di kawasan Apsari terasa lebih sejuk dibandingkan kawasan lain di Surabaya. Warga sekitar pun sering memanfaatkan tempat ini untuk bersantai mencari udara segar atau bersantai menikmati megahnya arsitektur Gedung Grahadi.
Monumen Tokoh Terkenal
Tak cuma bunga, Taman Apsari juga menjadi arena tribut atau persembahan khusus pada sejumlah tokoh sejarah penting di Surabaya. Salah satunya adalah Arca Joko Dolog. Menurut beberapa sumber, arca ini sebenarnya terletak di Nganjuk namun dipindah oleh pemerintah Belanda di tahun 1800-an.
Di bagian tengah taman terdapat patung Gubernur Suryo, gubernur Jawa Timur pertama. Di bagian patung tersebut terdapat petikan pidato beliau pada 1945 silam. Para pengunjung bisa membaca salah satu kutipan terkenal mendiang Suryo yaitu ‘Lebih baik hancur daripada dijajah kembali.’
Ruang Pamer Karya Seni
Taman Apsari juga kerap menjadi ruang pamer para seniman lokal Surabaya. Di beberapa sudut taman pengunjung bisa menemukan sejumlah contoh karya seni instalasi dengan beragam bentuk dan corak. Kadang ada yang dihias menggunakan kalimat unik ala dialek lokal, ada juga yang memilih menggunakan material unik seperti tulang-belulang.
Puas menikmati karya seni yang ada, sobat traveler bisa mengasah kemampuan fisik dengan bermain futsal di lapangan yang sudah disediakan. Jika sedang malas atau kebetulan tak ada teman, menjajal beragam kuliner khas di sekitar taman juga bukan ide buruk.
Itulah tadi sekilas gambaran mengenai sejarah dan daya tarik Taman Apsari di Surabaya. Bagi sobat traveler yang sedang menghabiskan waktu liburan di Kota Pahlawan dan sudah kehabisan inspirasi untuk jalan-jalan, taman indah satu ini bisa dijadikan alternatif. Next