Apa sih yang membuatmu ingin traveling? Salah satunya pasti karena gambar-gambar panorama indah yang belakangan bertebaran di berbagai sosial media. Romantisme dari Paris memang mengundang untuk datang. Atau pemandangan Afrika yang eksotis yang selalu bikin penasaran. Yang paling sering adalah keindahan Swiss dengan hamparan hijau, atau kadang salju yang membius. Indonesia juga punya yang tak kalah memesona.
Baca juga : Hati-hati! Inilah 5 Jalan Paling Berbahaya di Dunia
Taman Nasional Lorentz, Tidak kalah cantik dengan pesona Swiss yang selalu membuatmu ingin berlibur. Setuju, kan?
Berlokasi di Papua dan ternyata yang terbesar di Asia Tenggara. Satu lagi alasan untuk berkunjung ke daerah ini selain wisata Raja Ampat.
Tercatat sebagai salah satu situs warisan dunia dengan ekosistem terlengkap di Asia Pasifik.
Merupakan satu dari 3 kawasan di dunia yang bersalju meski termasuk daerah tropis. Papua memang eksotis dengan segala daya tariknya.
Selain indah, Taman Nasional Lorentz ternyata juga kaya akan mineral. Operasi pertambangan pun masih aktif hingga sekarang.
Dari rawa, hutan gambut, hingga padang rumput bisa ditemukan di taman dengan vegetasi paling lengkap ini. Dan sebagian besar belum terjamah orang.
Menambah keindahannya, ada ratusan jenis burung yang menghuni dan bernyanyi bersautan di surga Papua itu. Kasuari dan Cendrawasih banyak ditemukan di sini.
Saat berkunjung, kamu bisa mendaki ke Puncak Cartenz dan menikmati hutan hujan tropis yang masih sangat terjaga.
Bisa juga melihat sendiri kehidupan para suku asli Papua, seperti Asmat, Dani Barat, dan Sempan. Seru banget, kan?
Untuk menuju Lorentz, bisa menggunakan penerbangan dari Timika, lalu dilanjutkan dengan kapal laut ke Pelabuhan Sawa Erma. Kamu juga masih harus berjalan kaki untuk mencapai beberapa lokasi.
Nama Tempat : Taman Nasional Lorentz
Lokasi : Kabupaten Asmat, Papua, Indonesia
Terdengar berat, ya. Namun yang pasti, setiap lelahmu akan terbayar lunas dan puas dengan keindahan yang akan memanjakan matamu. Bagaimana, tertarik liburan ke objek wisata Papua sini? Next