Mendengar soal Solo, sebagian Teman Traveler tentu tahu bahwa kawasan dikenal dengan kebudayaannya yang masih kental. Sederet pagelaran budaya rutin digelar di Kota Batik demi melestarikan semua warisan tradisional tersebut. Salah satunya adalah Pagelaran Sendratari Ramayana, yang belum lama ini dibuka dengan Tari Golek Gonjing Miring.
Baca juga : Asinan Bogor Paling Enak Untuk Oleh-oleh
Sebelumnya belum pernah ada gelaran Sendratari Ramayana di Solo yang dibuka dengan tarian tersebut. Lantas seperti apa keiistimewaannya? Apa saja makna menarik di baliknya? Yuk, simak ulasan soal Gonjing Miring selengkapnya.
Pembuka Pentas Sendratari
Pada 19 September 2019 silam, Solo kembali jadi saksi pagelaran budaya rutin, Sendratrari Ramayana. Namun kali ini, pementasan dibuka dengan pertunjukan tari Golek Gonjing Miring. Meski baru pertama dipertontonkan, suguhan ini langsung mendapat apresiasi dari para penonton yang hadir. Semuanya tampak terhipnotis di bangku masing-masing, terlihat begitu antusias.
Sekedar informasi, Sendratari Ramayana adalah pertunjukan seni yang memadukan tarian dan drama. Pagelaran ini biasa digelar di Taman Balaikambang. Namun lantaran tempat tersebut masih dalam proses renovasi, pementasan tahun ini dipindah ke depan Balaikota Surakarta.
Alasan lainnya adalah lantaran lokasinya terbuka untuk umum. Warga Solo maupun mereka yang melintas di sini bisa dengan bebas melihat pertunjukan. Cukup menarik ya?
Filosofi Golek
Golek merupakan salah satu tarian klasik dari Jawa. Tarian ini biasanya dipentaskan remaja putri, dengan gerakan yang menggambarkan proses pencarian seorang perempuan terhadap ilmu, pengalaman, bekal hidup serta mati, potensi, serta jati diri.
Proses pencarian jati diri dalam tarian ini direfleksikan dalam ‘muryani busana’, serangkaian gerakan yang menggambarkan aktivitas berhias diri dan berbusana. Dimulai dari mengenakan pakaian, hingga beragam asesoris.
Tari Golek jenisnya ada banyak. Ada Golek Manis, Golek Clunthang, Golek Cangklek, Golek Asmarandana, dan masih banyak lagi. Sebagian besar nama tarian tersebut diambil dari gendhing alias lagu pengiringnya.
Begitu pula dengan Tari Golek Gonjing Miring, di mana namanya terinspirasi dari iringan gendhing Ladrang Gonjing Miring Laras Pelog Nem.
Terinspirasi Kisah Jaka Tarub
Tari Golek Gonjing Miring disusun oleh Dona Dhian Ginanjar, S.Sn. Beliau merupakan salah satu tokoh pendiri beberapa sanggar tari di Solo. Terkait cerita, tarian ini terinspirasi dari salah satu babak dalam cerita Jaka Tarub.
Dikisahkan para bidadari khayangan turun ke bumi, hendak menuju sendang untuk mandi sambil bersendau gurau. Pemilihan ragam gerak dalam tarian ini merupakan wujud perpaduan tarian gaya Surakarta dan Jogjakarta.
Dipentaskan Bengkel Seni Adanu Jumantoro
Penampil tari Golek Gonjing Miring serta Sendratari Ramayana semuanya merupakan seniman yang tergabung dalam Bengkel Seni Adanu Jumantoro. Sanggar tari yang terbentuk pada Oktober 2018 ini merupakan salah satu wadah untuk menampung ekspresi seniman seniman muda, yang ingin belajar tari tradisi Surakarta.
Sanggar ini bersifat sosial. Mereka mengajarkan seni tari tradisional Solo pada masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja sebagai generasi penerus. Namun seiring berjalannya waktu, di sini para seniman juga bisa memperdalam ilmu soal teater, ketoprak, wayang orang, serta gamelan.
Itulah sedikit ulasan mengenai uniknya Tari Golek Gonjing Miring dalam pementasan Sendratari Ramayana. Buat Teman Traveler yang sedang eksplor wisata Solo, jangan lupa datang dan melihat langsung pertunjukannya tahun depan ya. Next