Nusantara sungguh kaya akan keragaman budaya dan adat istidat. Tak jarang beberapa di antaranya melibatkan hewan. Maka tidak terlalu mengejutkan jika kemudian terdapat sejumlah tradisi kuda unik Indonesia, yang sungguh sayang jika dilewatkan.
Baca juga : Serabi Kocor Bu Ngadinem, Kuliner Bantul yang tak Kalah dengan Jajanan Kekinian
Beberapa tradisi tersebut ada yang digelar rutin setiap tahun dan sudah menjadi daya tarik pariwisata tersendiri. Namun ada juga yang terancam punah karena beberapa sebab. Penasaran? Berikut Travelinyuk sajikan deretan tradisi kuda unik Indonesia yang menarik disimak.
1. Pacu Kude Gayo
Pacu Kude Gayo biasa digelar antara tiga sampai empat kali setiap tahunnya. Wisatawan maupun penduduk lokal selalu menantikan perlombaan seru ini. Lokasinya pun beragam, ada yang digelar di Aceh Tengah, ada pula yang dihelat di Kabupaten Bener Meriah dan Gayo Lues.
Sebelum ada sistem transportasi modern, kuda memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Gayo. Tak hanya digunakan sebagai moda transportasi, kuda juga dimanfaatkan untuk membantu kegiatan bercocok tanam di sawah.
Di masa awal penyelenggarannya, Pacu Kude Gayo diadakan di lintasan lurus memanjang. Namun perlahan perlombaan ini mulai mendapat pengaruh modern dan lintasannya jadi berbentuk memutar, mirip pacuan kuda pada umumnya.
2. Kuda Renggong
Pada umumnya kuda hanya bisa disuruh untuk berlari, berjalan, atau melompat. Namun dalam tradisi Kuda Renggong, hewan berkaki empat itu justru menunjukkan kebolehan menari.
Pertunjukan budaya unik ini berasal dari daerah Sumedang. Biasanya dihelat untuk memeriahkan acara khitanan. Kuda akan dipakaikan beragam asesoris warna-warni dan membawa anak yang dikhitan, sembari berjingkrak-jingkrak layaknya sedang menari dengan diiringi tabuhan musik.
Kesenian Kuda Renggong hingga kini terus menjadi salah satu budaya khas andalan Sumedang. Bahkan sempat ada event besar pada Februari silam, yang menampilkan tak kurang dari 100 kuda menari secara bersamaan.
3. Adu Kuda
Adu Kuda merupakan tradisi kuno yang berasal dari Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Konon kebudayaan ini mengandung makna filosofis tinggi dan mengajarkan soal ketelatenan, kewaspadaan, serta kehidupan.
Sesuai dengan namanya, dua kuda akan diadu berkelahi di sebuah lapangan. Adu jotosan dan tendangan bakal terjadi antar hewan bertenaga luar biasa tersebut. Namun bakal ada beberapa pawang yang mendampingi, hingga tak sampai ada kuda mati sia-sia.
Dalam pertarungan Adu Kuda tak ada istilah menang atau kalah. Semuanya dilakukan murni hanya untuk hiburan masyarakat. Namun sayangnya, tradisi unik ini perlahan sudah mulai langka dan terancam punah.
4. Pasola
Pasola adalah tradisi lawas dari Sumba. Pesertanya akan bermain perang-perangan dengan mengendarai kuda masing-masing. Senjatanya menggunakan tombak, namun tidak diasah tajam.
Peserta Pasola biasanya berkisar antara 50 hingga 100 orang. Kuda-kuda akan dipacu dengan kecepatan tinggi, sementara penunggangnya berupaya memecah konsentrasi untuk meluncurkan tombak ke arah lawan.
Tradisi kuda unik Indonesia ini adalah kesempatan pas untuk melihat keunggulan Sandelwood. Kuda unggulan dari Sumba tersebut terkenal memiliki perawakan kokoh, serta gesit dan lincah.
5. Balap kuda Lombok
Berbeda dengan event sejenis, balap kuda di Lombok digelar di alam bebas. Di titik start sama sekali tidak ada pembatas antara kuda-kuda yang siap dipacu dengan para penonton. Ekstrem sekaligus unik.
Dibandingkan dengan Pacu Kude Gayo, tradisi kuda unik Indonesia ini terasa lebih tradisional. Namun demikian peminat dan penontonnya cukup banyak. Itulah mengapa kegiatan ini terus dimasukkan dalam Festival Bau Nyale, yang rutin diadakan tiap tahun.
Panjang trek yang digunakan bisa mencapai 1.200 meter dengan kontur tak terlalu rata. Atmosfernya kian terasa unik karena kuda-kuda tersebut nantinya juga akan dipacu melewati bibir pantai.
Itulah sejumlah tradisi kuda unik Indonesia yang pantang dilewatkan. Jika kebetulan berada di kawasan yang sudah disebutkan di atas, tak ada salahnya meluangkan sedikit waktu untuk menyaksikannya secara langsung. Next