in , ,

Tradisi Mekotek, Simak Uniknya Adat Warga Bali

Mengintip Kerennya Tradisi Mekotek yang Sakral di Pulau Dewata

Masyarakat Bali punya beragam kebiasaan unik yang berkaitan dengan adat dan istiadatnya. Salah satunya adalah Tradisi Mekotek atau mekotekan. Ritual ini biasanya diadakan pada Hari Raya Kuningan, yang dihelat tak lama setelah Galungan. Biasanya yang menggelar adalah warga sekitar Desa Munggu, Mengwi. Penasaran? Yuk, baca ulasan lengkapnya.

Baca juga : PT KAI Kembali Buka Perjalanan untuk Tiga Kategori Penumpang!

Tradisi Unik dari Desa Munggu

16__1_of_1__lV2.JPG
Salah satu potret uniknya Mekotek (c) Helga Christina/Travelingyuk

Tradisi Mekotek hanya bisa Teman Traveler temukan di Desa Munggu, Mengwi. Jika berangkat dari Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, butuh perjalanan sekitar satu jam menuju sini. Lokasinya ini searah dengan jalan menuju Tanah Lot, jadi kalian bisa sekalian mampir.

Patokannya adalah Pura Desa Munggu. Bangunan peribadatan ini jadi pusat diadakannya Mekotek. Biasanya persiapan sudah akan mulai dilakukan oleh pemuda setempat sejak pukul 14.00. 

Kebiasaan Sarat Makna

10__1_of_1__BUc.JPG
Persiapan sebelum tradisi digelar (c) Helga Christina/Travelingyuk

Tradisi Mekotek ternyata punya cerita tersendiri. Kebiasaan ini dilakukan dengan harapan agar desa terbebas dari segala bahaya dan penyakit. Meski terlihat sederhana, ritual ini sebenarnya sangat sakral lho Teman Traveler. Dulunya digelar untuk menyambut para prajurit Kerajaan Mengwi.

Kebiasaan ini sempat berhenti beberapa saat, namun tak lama kemudian seluruh desa justru diserang wabah penyakit. Masyarakat lantas meyakini bahwa Mekotek harus terus dilakukan agar wilayah tempat tinggal mereka terbebas dari semua pengaruh negatif.

Dulunya Gunakan Tongkat Besi

11__1_of_1__9vR.JPG
Para pemuda setempat tengah bersiap (c) Helga Christina/Travelingyuk

Tahukah Teman Traveler, bahwa dulunya tradisi ini dilakukan menggunakan tongkat besi. Namun sejak 1948 diganti dengan kayu agar tidak berbahaya. Meski begitu kayu yang digunakan tak sembarangan, melainkan kayu pulet yang kulitnya dikupas. Panjang kayu sendiri berkisar dua hingga tiga meter.

12__1_of_1__xxm.JPG
Melibatkan banyak orang (c) Helga Christina/Travelingyuk

Mekotek umumnya diikuti sekitar 60 warga Desa Munggu. Semuanya berasal dari golongan pemuda. Lantaran terlihat meriah, kebiasaan ini jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Teman Traveler tak perlu heran jika melihat banyak rombongan turis di sekitar Munggu ketika tradisi ini sedang berlangsung.

Prosesi Mekotek

9__1_of_1__Hn6.JPG
Mekotek dimulai (c) Helga Christina/Travelingyuk
13__1_of_1__2cf.JPG
Wisatawan asing pun juga antusias melihat (c) Helga Christina/Travelingyuk

Buat Teman Traveler yang penasaran ingin menonton, sebaiknya datang sekitar satu jam sebelum upacara dimulai. Jika terlambat, jalanan sekitar bakal semakin padat atau bahkan ditutup sama sekali. Aksesnya akan lebih mudah jika kalian menumpang sepeda motor karena bisa langsung parkir dekat Pura.

17__1_of_1__h0h.JPG
Para peserta membentuk kelompok (c) Helga Christina/Travelingyuk

Bersama rombongan pemuda desa, Teman Traveler akan dibawa berjalan mengitari desa. Begitu sampai di persimpangan jalan, Mekotek akan benar-benar dimulai. Para peserta akan membentuk kelompok dan menyatukan kayu hingga membentuk kerucut.

15__1_of_1__Ajp.JPG
Kayu dibentuk kerucut (c) Helga Christina/Travelingyuk

Berikutnya, masing-masing kelompok akan mengadu susunan kayu mereka hingga ada salah satu anggota lawan terjatuh. Yap, dari tiap kelompok biasanya akan ada satu orang dengan nyali luar biasa yang memanjat hingga puncak piramid kayu. Benar-benar mengagumkan Teman Traveler.

Tips Menonton

Tips tambahan buat Teman Traveler yang ingin menonton Tradisi Mekotek. Lantaran Desa Munggu punya banyak sawah, banyak turis yang sering jatuh ke sana ketika asyik mengikuti jalannya ritual. Kalian harus hati-hati, meski sebenarnya itu bisa jadi pengalaman seru sih.

Jika tak ingin ikut berkeliling, Teman Traveler bisa memotong jalan dengan menumpang sepeda motor hingga ke tempat berakhirnya arak-arakan. Jika bingung, tinggal ikuti saja para fotografer yang ada di sekitar Desa Munggu.

Itulah sekilas pengalaman saya menyaksikan Mekotek. Benar-benar menarik dan tak terlupakan Teman Traveler. Jika sedang keliling wisata Bali saat Kuningan, jangan lupa menyaksikan uniknya tradisi ini ya. Apakah Teman Traveler punya pengalaman yang sama?

ramadan

Written by Helga Christina

Penulis adalah kontributor lepas di travelingyuk.com

Mie Celor di Palembang, Bisa Jadi Lokasi Santap Pagi saat Berpetualang

Danau Tanralili, Pendakian 2 Jam yang Terbayar Lunas