Perayaan Imlek dan Cap Go Meh memang menjadi tradisi di berbagai tempat khususnya di Vihara atau Kelenteng Tri Dharma Bumi Raya diberbagai kota selalu ramai oleh pengunjung yang sekedar berwisata maupun yang merayakan. Hal ini juga dirayakan oleh Kelenteng Kota Singkawang.
Baca juga : Telaga Sarangan, Uji Adrenalin Naik Speed Boat
Tradisi rutin tiap tahun telah dirayakan oleh seluruh Kelenteng saat sore hari sebelum Cap Go Meh, para tatung “sebutan dukun bagi Tionghoa” yang datang ke Vihara untuk minta izin dan restu kepada Dewa Bumi Raya. Barulah mereka berkeliling kota menjalankan ritual pembersihan roh jahat. Ritual ini sangat menarik untuk di tonton, Tak heran banyak wisatawan luar kota sengaja mendatangi kota Singkawang untuk melihat perayaan tradisi Cap Go Meh.
Sebuah tradisi Tionghoa yang berbalut dengan budaya Dayak. Dalam acara ini dihadirkan atraksi yang menegangkan di mana para tatung menusuk tubuh mereka dengan benda-benda tajam. Tak hanya itu, beberapa atraksi seperti Barong Sai hingga Leang Leong kerap mewarnai atraksi modern menemani atraksi tradisional Thionghoa. Ritual tersebut untuk menghindarkan diri dari bahaya, yang kemudian disebut pantang harimau putih oleh warga Tionghoa.
Untuk kamu yang sengaja merayakan di kota ini dan ingin bersembahyang biasanya mendaftarkan diri terlebih dahulu kepada petugas dengan menyebutkan nama dan keinginan mereka. Petugas akan mengarahkan ke satu tempat untuk bersembahyang. Petugas inilah yang kemudian diteruskan dengan berdialog dengan Dewa.
Sambil membakar dupa, pengunjung melakukan sembahyang kepada dewa-dewa, memohon keselamatan dan perlindungan dari roh-roh jahat. Setelah selesai, mereka keluar lewat sisi kanan kuil sambil membawa kertas kuning. Kertas itu kemudian dimasukkan ke dalam ruang pembakaran berbentuk seperti kuil bertingkat yang menjulang tinggi.
Disisi kanan kuil terdapat taman kecil dengan lukisan kehidupan masyarakat Tionghoa. Likusan tersebut menggambarkan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Pagar Vihara juga menyimbolkan kepercayaan tentang kebaikan bagi warga Tionghoa. Ada gambar bunga teratai yang dianggap simbol kesempurnaan karena bunga ini mampu hidup di tiga alam berbeda. Ada gambar hewan seperti naga. Lalu gambar koin yang dikelilingi kelelawar sebagai simbol kemakmuran.
Vihara Tri Dharma Bumi Raya merupakan tempat peribadatan umat Tri Dharma yang tertua di Kota Singkawang. Bangunan ini sudah berdiri sejak 1878 dan menjadi ikon kota. Sejak dulu Singkawang memiliki banyak kelenteng atau vihara. Tak heran jika Singkawang mendapat julukan “Kota Seribu Lampion” dan “Kota Seribu Kelenteng”.
Tapi sebelum menjadi kota seperti sekarang, dulu Singkawang adalah sebuah desa di wilayah Kesultanan Sambas, Desa ini merupakan tempat singgah para pedagang dan penambang emas di Monterado, yang kini masuk Kabupaten Bengkayang, sebelah timur Singkawang. Next