Jika Teman Traveler tengah lewat daerah Ngoro, Jombang, jangan kuatir
bila merasa lapar di tengah perjalanan. Langsung saja mampir ke Waroeng Tanjoeng Dhahar. Di sini kalian bisa merasakan nasi kikil khas dengan rasa luar biasa.
Baca juga : Bunker Kaliadem, Saksi Bisu Erupsi Gunung Merapi
Ada di Jalur Mudik
Berlokasi di Jalan Raya Bareng, Ngoro, Jombang, tepatnya Dusun Kupang, warung ini berada di jalur alternatif mudik. Bisa dicoba jika Teman Traveler mudik dari Surabaya menuju Kediri, Blitar, maupun Tulungagung tanpa melalui tol. Selain lebih menghemat biaya, jalur alternatif ini juga hadirkan pemandangan alam menarik dan kuliner menarik khas setempat.
Usung Nuansa Tradisional
Saya sebenarnya mampir ke rumah makan ini secara tidak sengaja. Iklan di sekitar warung sangat terbatas. Selain itu papan namanya juga lumayan sulit terbaca oleh pengendara. Namun demikian, bangunan tempat makan ini cukup unik, dengan nuansa tradisional yang sangat kental.
Begitu memasuki area parkir, suasana teduh dan hangat akan langsung menyapa Teman Traveler. Secara umum, bangunan warung ini didominasi bata merah tanpa finishing, dengan tiang dan balok kayu ukuran besar. Jendela dan papan kayu bekas di beberapa sudut kian memperkuat nuansa klasiknya.
Layanan cepat dan ramah dari pramusaji seketika bakal membuat Teman Traveler merasa nyaman. Saya pun lantas memilih menu Nasi Kikil Khas Waroeng Tanjoeng Dhahar, plus satu gelas teh tawar hangat.
Pemandangan Ciamik di Lantai Dua
Sambil menunggu pesanan disiapkan, saya melihat-lihat ke lantai dua restoran. Di sini pemilik seolah ingin memberikan nuansa alam dan kebebasan yang sangat kental. Penggunaan kursi dan meja dari kayu bekas seolah memperkuat nuansa alami, ditambah pemandangan sawah luas membentang di depan mata.
Jika Teman Traveler datang menjelang sore, bukan mungkin kalian bisa menyaksikan pemandangan sunset cantik lantaran di sekitar warung masih minim bangunan. Namun jika tak kuat menahan udara dingin, sebaiknya jangan bersantap di lantai dua.
Saya pun demikian. Konsep dinding terbuka membuat hembusan angin di sini cukup kencang. Dengan cepat saya mengurungkan niat berpindah tempat dan langsung bergegas kembali ke lantai dasar.
Nasi Kikil yang Mantap
Saking ramainya pelanggan kala itu, staff dapur butuhkan waktu lumayan lama untuk mempersiapkan pesanan saya. Tapi tenang saja Teman Traveler, semuanya masih dalam batas kewajaran kok.
Penyajian nasi kikil di sini memang sangat menggugah selera karena menggunakan pincuk beralaskan mangkuk kecil. Terlihat lucu dan menarik.
Saya sendiri dari tadi penasaran dengan daging kikilnya. Begitu suapan pertama selesai, rasa puas langsung menyeruak. Tekstur kikil benar-benar terasa lembut. Sama sekali tak ada aroma kurang sedap khas kikil.
Nasinya dibuat sedikit lembek. Ketika dicampur dengan kuah kental kikil dan sambal, Teman Traveler akan merasakan sensasi seperti makan nasi liwet. Kalian juga bisa menambahkan perasan jeruk nipis untuk menambah kesegaran hidangan.
Sebenarnya saya sempat tergoda ingin mencicipi sajian lain, terutama usai tergoda melihat pramusaji berseliweran membawa entah ayam atau bebek goreng. Tapi apa daya, perut sudah tidak mampu menampung lagi.
Cukup bermodal Rp15.000 untuk nasi kikil dan Rp3.000 untuk teh hangat, Teman Traveler sudah bisa merasakan lezatnya kuliner Jombang, sambil menikmati pemandangan alami di sini. Bagaimana, tertarik mampir? Next