Sampai saat ini, perburuan hewan masih terus terjadi. Salah satunya adalah Paus yang hingga kini jumlahnya terus berkurang. Contohnya seperti beberapa wilayah di bawah ini yang masih menghalalkan berburu paus. Kira-kira, Indonesia termasuk enggak ya? Yuk kita lihat di bawah ini.
Baca juga : 5 Tempat Wajib untuk Dikunjungi Jika Plesir ke Hamamatsu, Jepang
Negara Jepang yang Memulai Kembali Perburuan Paus
Salah satu negara yang masih menerapkan berburu paus adalah Jepang. Sebenarnya, Negeri Sakura tersebut sudah menghentikan aktivitas itu selama 30 tahun. Tapi, di akhir Desember 2018 lalu, negara ini memulainya kembali. Ini semua karena Pemerintah Jepang mengatakan kalau memakan daging ikan paus adalah bagian dari kebudayaan mereka.
Mulai akhir 1940-an hingga pertengahan 1960-an, ikan paus adalah sumber utama daging bagi Jepang. Pada 1964, Jepang membunuh lebih dari 24.000 ikan paus dalam setahun, sebagian besar dari jenis Ikan Paus Fin dan Ikan Paus Sperma.
Islandia yang Sudah Keluarkan Izin Berburu Sampai 5 Tahun
Industri perburuan paus di Islandia akan terus diizinkan untuk membunuh hewan tersebut setidaknya selama lima tahun lagi. Kuota baru perburuan paus yang dikeluarkan pemerintah akan membunuh hingga 2.130 Paus Balin.
Kebijakan perburuan paus selama lima tahun itu diperbaharui di Februari 2019. Itu semua terjadi ketika Menteri Perikanan Kristjan Juliusson mengumumkan kuota tahunan perburuan yaitu 209 Paus Sirip dan 217 Paus Minke untuk lima tahun kedepan.
Walaupun banyak orang Islandia yang mendukung perburuan ikan paus, cukup banyak pengusaha dan politisi yang menentangnya dan mengaitkannya dengan ketergantungan negara kepulauan Atlantik Utara ini pada sektor pariwisata.
Mereka berkata bahwa perburuan paus sangat buruk untuk bisnis dan menimbulkan ancaman bagi reputasi negara dan perkembangan pariwisata internasional yang telah menjadi andalan ekonomi nasional Islandia.
Norwegia yang Masih Tingkatkan Perburuan Paus Setiap Tahun
Pemerintah Norwegia mendapat kecaman dari aktivis lingkungan karena meningkatkan kuota perburuan paus sebesar 28 persen menjadi 1.278 ekor per tahun. Kebijakan tersebut diambil untuk menghidupkan kembali industri kontroversial yang sakit-sakitan itu.
Namun, Konservasi Paus dan Lumba-lumba yang berbasis di Inggris mengecam penambahan kuota perburuan dengan menyebutnya sebagai langkah provokatif dan tidak perlu. Tapi, tetap saja, Pemerintah Norwegia tidak mendengarkan saran dari Konservasi Paus dan Lumba-lumba, sehingga tetap melakukan perburuan.
Kepulauan Faroe yang Terapkan Berburu Paus demi Tradisi
Sebuah tradisi di Denmark, menuai kecaman dari aktivis lingkungan, terutama organisasi pecinta binatang. Adalah Festival Grindadarp, sebuah tradisi membantai paus yang dilakukan masyarakat di Kepulauan Faroe. Dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, penduduk Kepulauan Faroe setiap tahunnya melakukan perburuan Paus Pilot jelang musim panas. Yaitu sekitar bulan Juli dan September.
Grindadarp atau dikenal juga sebagai Grind adalah ritual perburuan paus tahunan yang telah menjadi bagian dari cara hidup dan budaya masyarakat Faroe. Bagi mereka, berburu dan memakan daging paus merupakan bagian dari tradisi. Hal ini disebabkan lokasi Kepulauan Faroe yang berada di tengah samudera dan jauh dari Denmark. Sehingga umumnya, masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan Ikan Paus pun menjadi sasaran untuk dimakan.
Lembata, NTT yang Berburu Paus dengan Beberapa Syarat
Di Indonesia ternyata ada sebuah daerah yang juga menerapkan berburu paus. Tepatnya di Lembata, Nusa Tenggara Timur yang melakukan ini untuk tradisi. Perbedaannya dengan negara-negara di atas adalah terdapat beberapa syarat dalam melakukan tradisi bernama Lamalera Whale Catching Adventure tersebut.
Pertama adalah waktu perburuan paus yang dilakukan antara Bulan Mei sampai Oktober. Kemudian aturan yang kedua yaitu tidak semua paus boleh diburu. Contohnya seperti Paus Biru yang disakralkan masyarakat dan ikan yang sedang hamil. Aturan terakhir, para pemburu hanya boleh menangkap paus menggunakan tombak.
Nah, kalau masyarakat Lembata sudah mendapatkan Paus, maka daging ikannya harus dibagikan kepada semua orang yang berada di kapal berburu. Untuk banyaknya daging disesuaikan dengan berat kerjanya. Selanjutnya, sisa daging tadi dibagikan kepada masyarakat, khususnya untuk para janda dan yatim piatu.
Itulah tadi wilayah-wilayah yang menerapkan berburu paus. Sebenarnya, sangat miris melihat peristiwa di atas, meski untuk tradisi. Ya kita doakan saja, semoga perburuan-perburuan tersebut dapat ditanggulangi, karena jumlah Ikan Paus di dunia sudah semakin berkurang. Next