Madura identik dengan sajian masakan berupa soto dan sate. Namun tak hanya kuliner yang super mantap, ternyata Madura juga menyajikan berbagai pesona wisata yang cukup unik. Wisata pulau Madura biasanya identik dengan wisata religi dimana sangat kental dengan wisata yang berhubungan dengan agama Islam. Namun, siapa sangka, pulau Madura ini juga menyajikan wisata berbau China. Ada sebuah Vihara atau klenteng yang cukup unik biasa digunakan untuk sembahyang bagi umat Budha.
Baca juga : Liburan Ramah Anak ke Jogja ala Ringgo Agus Rahman, ke Mana Saja Ya Kira-kira?
Pulau yang biasa disebut dengan pulau Garam ini memiliki vihara yang cukup terkenal yaitu Avalokisvara. Vihara ini memiliki arsitektur menawan dan tentu menjadikan pengunjung tampak terkesima. Vihara Avalokitesvara ini berlokasi di Dusun Candi, Desa Polangan Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Uniknya, traveler tak hanya menikmati sajian arsitektur indah namun juga bisa menikmati pantai yang menawan yaitu pantai Talang Siring.
Vihara Avalokitesvara ini berdiri diatas lahan seluas 3 hektar biasa dijuluki sebagai Vihara Kwan Im Po Sat yang didirikan sejak abad ke 18 SM atau 1.800 sebelum masehi. Klenteng ini memiliki bangunan yang biasa dinamakan Kwan Im Kong karena didalamnya terdapat patung unik dari Kwan Im Po Sat dengan struktur patung setinggi 155 centimeter, dengan tebal tengah 36 centimeter dan tebal bawah 59 centimeter. Banyak masyarakat Tionghoa di pulau Madura biasa sembahyang di klenteng ini karena mereka berpendapat bahwa lebih baik sembahyang di klenteng yang sudah berumur ribuhan tahun sehingga akan mendapatkan kebaikan yang lebih banyak.
Sejarah Vihara Avalokitesvara
Ribuan tahun yang lalu, vihara ini mulai dibangun oleh bangsa Tionghoa yang sedang berada di pulau Madura untuk memenuhi kebutuhan sembahyang. Sejarah demi sejarah vihara ini juga berkaitan dengan keberadaan kerajaan Majapahit. Tempat ini dulunya sebagai tempat untuk nemapung sisa-sisa peninggalan berupa patung-patung dari Kerajaan Majapahit.
Patung-patung ini sebenarnya ingin diangkut menuju Kadipaten Pamekasan, hingga banyak kegagalan dalam pengangkutan sehingga patung-patung tersebut dibiarkan ditempat semula. Bangunan ini kemudian dibenahi oleh warga Tiongkok yang berumat Budha hingga jadilah Klenteng Pamekasan hingga saat ini. Meski sebagai tempat peribadatan, keunikan dari bangunan ini menjadi destinasi wisata yang cukup populer. Menariknya, bangunan klenteng ini juga menyediakan mushola dan pura, sebagai bentuk saling menghargai antar umat beragama.
Fasilitas Vihara Avalokitesvara
Banyak fasilitas yang cukup membuat nyaman pengunjung diantaranya adalah berbagai tempat peribadatan beberapa umat beragama seperti mushola untuk pengunjung yang beragama Islam, Pura untuk pengunjung yang beragama Hindu dan Vihara sebagai destinasi utama untuk para umat beragama Budha.Selain itu tersedia lahan parkir yang luas untuk kendaraan para pengunjung.
Beberapa deretan warung-warung yang menjual berbagai makanan dan minuman serta beberapa toilet yang dibangun diberbagai sudut area Vihara.
Spot Menarik di Vihara Avalokitesvara
Salah satu tujuan utama berkunjung ke Vihara Avalokitesvara adalah berburu spot unik untuk dijadikan latar belakang foto. Pastinya kamu akan memilih berfoto diarea patung Kwan Im Po Sat dimana Dewi Welas Asih menjadi yang terbaik diaera Vihara ini. Selain itu juga banyak yang menjadikan spot foto viral dengan bangunan mushola yang berada diarea kawasan Vihara. Banyak pengunjung yang merasa cukup tersanjung akan keberadaan beberapa tempat peribadatan didalam satu area.
Jam Operasional Vihara Avalokitesvara
Bagi kamu yang penasaran akan keunikan dari Vihara Avalokitesvara ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Namun Vihara akan tutup jika terdapat beberapa acara tertentu. Untuk tiket masuk, sepertinya kamu cukup menyediakan tarif parkir saja karena tidak ada tarif tiket masuk ke Vihara alias gratis.
Nah, pastikan kamu memakai pakaian sopan ketika berkunjung ke Vihara ini. Tetaplah jaga kesopanan dalam bertutur kata dan beraktivitas. Tetap jaga kebersihan dan tetap menghormati berbagai benda-benda yang dikeramatkan. Next