Jakarta menyuguhkan beragam destinasi yang mampu menyedot banyak wisatawan untuk datang. Namun yang paling banyak jumlahnya adalah wisata belanja dan kuliner. Namun jika bosan dengan keduanya, ada alternatif lainnya yang bisa diambil, yaitu wisata religi. Selama ini Jakarta memang terkenal dengan gemerlap dunia hiburan. Tapi di sisi lain, kota metropolitan nomor satu di Indonesia ini juga menyuguhkan destinasi yang bisa untuk sekedar mengingatkan kita untuk selalu membumi. Kali ini Travelingyuk bakal mengulas wisata religi di Jakarta. Di mana saja?
Baca juga : Resto Apung Kintamani, Rasakan Sensasi Makan di Atas Danau Batur
1. Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat
Masjid Istiqlal Jakarta berlokasi di Jalan Taman Wijaya, Pasar Baru, Sawah Besar Jakarta Pusat. Didirikan sejak tahun 1978 yang lalu, masjid terbesar di Asia Tenggara ini bisa menampung sebanyak 200 ribu jamaah. Masjid yang didesain oleh seorang arsitek beragama Kristen, Frederich Silaba. Hal yang cukup menyita perhatian dari Istiqlal adalah kubah utamanya yang memiliki diameter sebesar 45 meter dan ditopang 12 pilar.
Selain digunakan untuk tempat ibadah, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia. Nah, kamu yang berwisata di sini akan diberi berbagai informasi mengenai Islam dan juga masjid Istiqlal. Kamu yang non-muslim juga boleh banget berkunjung ke sini.
2. Gereja Katedral
Gereja Katedral atau yang memiliki nama resmi ‘Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga’ ini merupakan salah satu destinasi wisata religi yang juga banyak dikunjungi. Gedung bergaya Eropa ini dirancang oleh seorang pastor bernama Antonis Dijkmans dan dilakukan pemberkatan pada tahun 1901.
Gereja Katedral ini sebelumnya sudah pernah diresmikan pada Februari 1810, tetapi sayangnya pada 27 Juli 1826 gereja ini terbakar. Bisa dibilang Gereja Katedral yang sekarang ini bukanlah bentukan asal karena sudah melalui perombakan. Lokasi ini makin terkenal setelah banyak digunakan oleh artis-artis ternama, sebut saja Sandra Dewi dan Harvey Moeis, sebagai lokasi pernikahan.
3. Wihara Dharma Bhakti, Jakarta Barat
Wihara Dharma Bhakti, atau yang disebut juga dengan Kim Tek Le, merupakan kelenteng tertua yang berlokasi di Jalan Kemenangan III, Glodok, Jakarta Barat. Wihara ini sudah dibangun oleh Kwee Hoen, seorang letnan Tionghoa pada abad ke-16. Kelenteng ini sudah lama jadi pusat perayaan hari-hari raya Tionghoa. Jadi, kamu bisa datang saat sedang ada ritual atau juga bisa datang saja hanya untuk sekedar melihat bangunan dan memperoleh informasi mengenai sejarahnya.
4. Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur
Terletak di Jalan Daksinapati Raya No. 10, Rawamangun, Jakarta Timur, ini merupakan pura tertua dan memiliki ukuran paling besar di Jakarta. Pura ini resmi didirikan pada tahun 1972 silam. Suasana di sekitar pura begitu nyaman dan enak, jauh dari hiruk pikuk kota Jakarta yang kadang menyesakkan dada.
Selain jadi lokasi ibadah, Pura Aditya ini juga jadi destinasi wisata. Bangunannya klasik serta memiliki panorama yang indah, kamu akan betah. Biasanya, para pengunjung ini bakal diberi selendang ataupun kain jika masuk ke dalamnya, demi menjaga ketertiban pura. Buat kamu yang ingin latihan menari di sini juga bisa.
5. Masjid Cut Mutia
Selain Masjid Istiqlal, kamu juga bisa berwisata religi ke Masjid Cut Mutia. Masjid ini berlokasi di Jalan Cut Mutiah Menteng, Jakarta Pusat. Arsitektur di masjid ini khas Belanda karena memang sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda serta menyuguhkan beragam kaligrafi Islam di dalamnya.
Dulu, bangunan ini pernah difungsikan menjadi beragam kantor. Misalnya saja kantor urusan agama, kantor untuk urusan perumahan, dan lain sebagainya. Memiliki luas sekitar 5,000 meter persegi, masjid ini bisa menampung sebanyak 3.000 jamaah banyaknya.
6. Gereja Santa Maria de Fatima
Gereja ini memiliki bangunan dengan desain khas oriental yang diperkirakan sudah berdiri sejak 19 Masehi. Gereja ini difungsikan sebagai tempat ibadah, sekolah, ataupun juga asrama. Lokasi Gereja Santa Maria de Fatima ini berada di Jalan Kemenangan III, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat.
Bersenang-senang dengan traveling ke berbagai destinasi wisata yang gemerlap memang boleh-boleh saja dilakukan. Tapi, sesekali perlu lah ya untuk berjelajah ke destinasi wisata religi supaya kita tetap membumi dan ingat akan kehidupan setelah dunia. Next