in ,

Rumah Uma Lengge, Pertahanan Pangan Terakhir Suku Bima

Uma Lengge, Lumbung Padi yang Kini Jadi Tempat Wisata

Wisatawan berfoto dengan latar belakang Uma Lengge
Wisatawan berfoto dengan latar belakang Uma Lengge via Instagram suci_ridwan24

Nenek moyang bangsa Indonesia sungguh patut diacungi jempol. Banyak pengetahuan mengenai cara hidup yang mereka wariskan dan terbukti masih berguna hingga kini. Salah satunya adalah Uma Lengge Bima, rumah adat tradisional ciptaan suku Bima yang ada sejak beberapa ratus tahun lalu.

Baca juga : Negara yang Terapkan Travel Advice ke Indonesia Akibat Demo, Mana Saja?

Hingga kini Uma Lengge masih bisa ditemui di tiga wilayah Bima, yakni Kecamatan Wawo, Kecamatan Donggo, dan Kecamatan Lambitu. Rumah-rumah tersebut berdiri dengan gagah di wilayah terpisah dari tempat tinggal penduduk, namun sering dikunjungi wisatawan karena lokasinya memang menarik.

Sudah Beralih Fungsi

Pemandangan di kompleks Uma Lengge
Pemandangan di kompleks Uma Lengge Wawo via Instagram ansyariffaisyal

Uma Lengge berasal dari kata uma yang berarti rumah dan lengge yang berarti mengerucut. Rumah tradisional ini adalah bagian dari budaya warisan nenek moyang Suku Bima. Bahan utamanya berasal dari kayu, punya empat tiang, serta atap yang dibentuk dari alang-alang,

Bangunan tradisional ini terdiri dari tiga lantai. Menerima tamu dan melakukan upacara adat dilakukan di lantai pertama, tempat tidur dan dapur ada di lantai kedua, sementara lantai terakhir digunakan sebagai penyimpanan bahan makanan.

Pengunjung berfoto di Uma Lengge Wawo
Pengunjung berfoto di Uma Lengge Wawo via Instagram heriand

Seiring perkembangan zaman, masyarakat Bima tak lagi menggunakan Uma Lengge sesuai fungsi aslinya. Banyak orang memilih tinggal di rumah konvensional yang lebih luas. Namun demikian, bangunan rumah adat tetap dipertahankan hanya saja fungsinya kini sepenuhnya digunakan sebagai lumbung padi.

Pertahanan Pangan Terakhir

Uma Lengge kini beralih fungsi
Uma Lengge kini beralih fungsi via Instagram sendal.jalan

Bukan hanya sekedar lumbung padi biasa, rumah tradisional ini melambangkan kecerdasan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam. Contohnya saja Desa Maria di Kecamatan Wawo, satu dari tiga wilayah di Bima yang masih memiliki kompleks Uma Lengge. Tanah di tempat mereka tak terlalu subur dan padi hanya bisa dipanen setahun sekali.

Masyarakat pun harus memutar otak bagaimana caranya mengatur cadangan padi agar cukup untuk 12 bulan. Di sinilah mereka kemudian mencoba memanfaatkan keberadaan Uma Lengge. Sengaja diletakkan jauh dari kawasan rumah penduduk agar jika terjadi bencana kebakaran, persediaan pangan mereka tidak ikut lenyap begitu saja.

Ibu rumah tangga di Uma Lengge Wawo
Ibu rumah tangga di Uma Lengge Wawo via Instagram mbojo_backpacker

Selain itu karena letaknya cukup jauh, ibu-ibu rumah tangga di Desa Maria juga dituntut pandai mengatur kebutuhan rumah tangga mereka. Jika sampai terlihat tetangga terlalu sering mengambil beras, mereka bakal dianggap sebagai keluarga boros.

Dijadikan Objek Wisata

Kompleks Uma Lengge Wawo dari kejauhan
Kompleks Uma Lengge Wawo dari kejauhan via Instagram antonio_photograph

Kompleks Uma Lengge belakangan juga menjadi membawa manfaat tambahan bagi warga sekitar. Sebab keindahannya menarik banyak wisatawan dari berbagai penjuru untuk datang berkunjung.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan di sini. Pengunjung bisa mengagumi bentuk rumah tradisional di sini sembari berfoto. Jika tertarik, bisa juga belajar proses menjemur gabah dan menyimpannya ke dalam lumbung.

View Uma Lengge Wawo dari udara
View Uma Lengge Wawo dari udara via Instagram antonio_photograph

Bulan Agustus jadi momen terbaik untuk berkunjung. Penduduk biasanya akan mengadakan festival khusus dengan beragam tarian, upacara adat, pesta panen, dan pertunjukan permainan rakyat. Selain itu akan ada kegiatan renovasi dan pembersihan rumah adat.

Pengunjung yang masuk tidak dipungut bayaran sama sekali. Hanya saja wisatawan biasanya memberikan sumbangan seikhlasnya untuk membantu pembangunan wilayah di sekitar desa.

Itulah tadi sekilas mengenai filosofi dan keiistimewaan Uma Lengge di Bima. Jika sedang berada di Sumbawa, jangan lupa menyempatkan datang ke sini untuk meresapi warisan budaya nenek moyang yang sungguh tiada duanya ini. Next

ramadan
Cak dan Ning Surabaya via instagram/surabaya

Peringati HUT Kota Surabaya, Sederet Event ini Menanti Kamu di Kota Pahlawan

Mengenal Rosti Swiss, Jamuan Istimewa untuk Kim Jong Un di Inter-Korea Summit