in ,

4 Penyakit yang Sering Menyerang di Gunung, Tak Bisa Dianggap Sepele

Jangan Sepelekan Penyakit yang Sering Menyerang di Gunung Ini

Mendaki gunung bukanlah kegiatan sepele. Selain membutuhkan tenaga yang besar dan kondisi tubuh yang prima, beberapa penyakit juga sering menyerang saat berada di ketinggian. Serangan tersebut tak pernah memandang musim, kemarau atau hujan sama saja, selama kondisi badan tidak dalam keadaan prima. Berikut ini Travelingyuk akan menjelaskan empat penyakit yang sering menyerang di gunung.

Baca juga : La Jepun, Resto Konsep Alam Terbuka di Denpasar

1. Hipotermia

Mendaki gunung bukanlah hal yang sepele via pexels.com
Mendaki gunung bukanlah hal yang sepele via pexels.com

Secara sederhana, hipotermia adalah kejadian di mana suhu tubuh semakin turun terus menerus tanpa disadari. Penyakit ini dapat menyerang saat kondisi basah berada di kawasan berangin dan dingin. Pertolongan pertama adalah mengganti pakaian basah dengan yang kering, masuk ke dalam sleeping bag, dan isi dengan makanan serta minuman hangat.

2. AMS

Banyak serangan kesehatan yang mengancam saat berada di ketinggian via pexels.com
Banyak serangan kesehatan yang mengancam saat berada di ketinggian via pexels.com

Acute Mountain Sickness (AMS) merupakan penyakit ketinggian yang sering terjadi di ketinggian 3.000 – 4.000 mdpl. Gejalanya berupa skit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, sesak nafas, hingga gangguan tidur. Untuk mengatasi hal ini pendaki harus tetap sadar dan melakukan kegiatan ringan. Jangan mencoba mendaki lebih tinggi lagi jika gejala ini telah timbul.

3. Frostbite

Suhu dingin adalah salah satu faktor penyebabnya via pexels.com
Suhu dingin adalah salah satu faktor penyebabnya via pexels.com

Frostbite atau radang dingin adalah kondisi di mana jaringan tubuh membeku dan rusak oleh paparan suhu rendah. Peradangan ini biasa terjadi pada tangan, kaki, hidung, dan telinga. Penyakit ini dapat memakan waktu beberapa minggu untuk pulih. Bahkan penderita dapat kehilangan kulit, jari, dan kaki serta cacat jika tak segera ditangani.

4. Heat Stroke

Pastikan mendaki dalam kondisi yang prima via pexels.com
Pastikan mendaki dalam kondisi yang prima via pexels.com

Heat stroke merupakan kebalikan dari hiptermia. Kondisi tubuh mengalami peningkatan suhu tubuh secara dramatis dalam waktu cepat. Heat stroke biasanya terjadi saat seseorang merasa kepanasan hebat akibat paparan suhu panas dari sengatan matahari di luar batas toleransi tubuh. Gejala yang paling mudah dilihat adalah demam tinggi mencapai 40 derajat.

Menghadapi alam memang tak bisa sembarangan. Meskipun mendaki gunung tampaknya mudah, diperlukan banyak pengetahuan untuk dapat bertahan hidup di ketinggian. Pastikan tubuh kamu dalam keadaan fit sebelum memutuskan untuk mendaki gunung ya! Next

ramadan

Kerja Sambil Traveling ala Digital Nomad, Ini 4 Co-working Space di Surabaya

Spartak Stadium Rusia, Stadion Bekas Lahan Lapangan Terbang