in , ,

Liburan Unik, Ini Dia Keseharian Suku Bajo di Tengah Laut Wakatobi

Suku Bajo di Tengah Laut Wakatobi

Suku Bajo di Wakatobi
Suku Bajo di Wakatobi

Wakatobi, salah satu destinasi pariwisata yang terkenal akan wisata pantai dan bawah lautnya. Tidak hanya bahari, ada juga wisata budaya yang sangat menarik untuk dikunjungi, yaitu Kampung Bajo Mola. Ada Suku Bajo yang terkenal akan ketangkasan mereka di laut. Berikut adalah cerita pengalaman Kontributor Travelingyuk, Suratman Larakuti. Mari simak lebih lanjut.

Baca juga : 4 Bukti Agnez Mo Masih Cinta Indonesia, Salah Satunya Promosikan Budaya Nusantara di Video Klipnya

Berhari-hari di Atas Lautan

Foto by @larakuti

Saya akan sedikit bercerita tentang Keseharian mereka di laut yang sempat saya dokumentasikan. Walaupun budaya hidup dan bermukim di atas perahu telah ditinggalkan, namun mereka kebanyakan menghabiskan waktu di tengah laut.

Mayoritas penduduk Wakatobi, satu daerah di kepulauan di Sulawesi Tenggara, adalah suku Bajo yang dikenal sebagai suku yang tinggal di atas lautan. Walaupun budaya hidup dan bermukim di atas perahu telah ditinggalkan, namun mereka kebanyakan menghabiskan waktu di tengah laut dan hanya pulang ke daratan paling cepat sekitar 2 minggu sekali.

Menangkap Gurita dan Teripang

Foto by @larakuti

Suku Bajo melaut dengan peralatan nelayan khas yang jarang ditemukan di tempat lain. Mereka menggunakan panah berbentuk seperti senapan serta tombak yang didesain khusus untuk menangkap gurita dan teripang.`

Tepat pukul 9 pagi matahari di sini lebih menyengat dibanding matahari ibukota. Perjalananku dimulai dengan menyusuri lautan lepas menggunakan perahu kecil tak beratap. Suara bising mesin berduet dengan suara ombak dan angin laut yang menari diatas horizon. Telah 2 jam kami berlomba dengan samudera hingga tiba di perairan dangkal yang tenang tempat para Suku bajo menghabiskan waktunya di laut.

Beristirahat di Rumah Karang

Foto by @larakuti

Di tengah laut dangkal, tepatnya di atas batuan karang yang luas itu mereka membangun rumah sementara untuk sekadar dijadikan tempat berteduh dan makan. Meski terlihat rapuh, rumah karang yang terbuat dari kayu tersebut mampu menahan beban hingga 1 ton. Tak jarang para nelayan membawa serta anak-anak mereka ke rumah karang untuk mengenalkan teknik melaut ala Suku Bajo.

Di “Rumah Karang” inilah aktivitas mereka sebagai nelayan dimulai. Setiap malamnya mereka mencari gurita dan teripang hingga fajar datang menyingsing dan berulang selama sebulan atau 2 minggu. Apabila stok telah terpenuhi, kemudian kembali dengan membawa hasil ke Kampung Bajo Mola.

Berlayar Saat Malam

Foto by @larakuti

Di rumah karang ini saya belajar banyak tentang ilmu melaut yang mereka warisi turun temurun. Berbekal alat sederhana serta ketangkasannya dalam melaut, setiap malam para gipsi laut ini mengarungi lautan mencari teripang dan gurita.

Bagi kalian para pejalan yang hendak ke Sulawesi Utara, khususnya Wakatobi saya sangat menyarankan untuk berkunjung ke pemukiman suku Bajo di Wanci. Kampung Bajo Mola namanya, kawasan padat penduduk yang menjadi tempat bernaung para Gipsi Laut di darat. Kalian juga bisa mengikuti aktivitas keseharian mereka di laut dengan ikut berlayar. Untuk sampai ke Wakatobi, jalurnya cukup mudah karena sekerang telah tersedia jadwal penerbangan ke tempat ini setiap harinya meskipun harus transit dulu di Kendari

Bagaimana caranya untuk sampai ke Wakatobi ?

Bagi para Backpacker, kalian tidak usah khawatir karena ada cara hemat untuk sampai di Wakatobi dengan menggunakan jalur laut yang juga tersedia setiap hari dengan pilihan transit di Kota Bau-bau maupun Kota Kendari. Next

ramadan

Written by Suratman Larakuti

Penulis adalah kontributor lepas di travelingyuk.com

Mie Gacoan Blitar

Mie Gacoan, Jagoan Kuliner Pedas di Blitar

Melepas Tukik ke Lautan

Melepas Tukik ke Laut Lepas, Si Kecil yang Pemberani