Kuliner di Indonesia sungguh beragam dan menggiurkan, apalagi ketika berkunjung ke Sulawesi. Palu merupakan salah satu kota yang banyak menyimpan kelezatan kuliner tak terduga. Sajian yang akan Travelingyuk bahas kali ini adalah Kaledo. Merupakan makanan khas di Pulau Sulawesi dan memiliki rupa yang tampak seperti sop sum-sum. Seperti apa keunikan dan kelezatannya dari kaledo khas Palu ini? Simak langsung yuk!
Baca juga : Desa Wisata Beleka, Pengrajin Rotan Yang Mendunia
Bumbu yang Sederhana
Kaledo khas Palu merupakan kepanjangan dari Kaki Lembu Donggala. Dalam proses pembuatannya, daging melalui perebusan yang panjang sehingga memiliki tekstur yang lebih empuk. Sementara itu, kuahnya terbuat dari kaldu sup biasa tanpa tambahan santan. Bumbu kuah sangat sederhana yaitu menggunakan garam, asam, dan cabai segar. Walaupun tidak ditambahi rempah tertentu, hidangan ini tetap terasa lezat.
Bukan Disantap dengan Nasi
Untuk menyantap satu porsinya, biasanya disajikan dengan sedotan untuk menikmati sumsum yang ada di dalam tulang. Sekilas memang tampak seperti sop sumsum, namun yang menjadi pembeda adalah daging lembu tidak diberi tambahan bumbu apapun dan kuahnya lebih bening. Kaledo khas Palu ini juga biasa dikonsumsi dengan singkong atau ubi rebus. Singkong direbus terlebih dahulu agar lebih empuk dan tidak menggunakan tambahan bumbu apapun. Selain itu, ditambahkan juga irisan jeruk nipis dan taburan bawang goreng agar lebih segar dan gurih.
Menjadi Makanan Para Bangsawan
Pada zaman dahulu kala, Kaledo sendiri merupakan sajian kehormatan di kalangan para bangsawan Palu. Pada jamuan yang diselenggarakan, para tamu dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan status sosial. Namun seiring berkembangnya zaman, kuliner satu ini bisa dengan mudah ditemukan di warung-warung yang berada di Donggala dan sekitarnya. Kaledo khas Palu pun kini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan.
Kaledo Stereo
Salah satu warung makan yang cukup terkenal adalah Kaledo Stereo yang terletak di Jl Diponegoro No. 40, Palu. Seperti pada umumnya, satu mangkuk disajikan dengan kuah segar dan daging yang empuk. Namun, bagi para pelanggan yang masih asing jika makan dengan singkong, bisa memilih nasi yang juga disediakan. Selain itu, porsi di rumah makan ini juga cukup besar. Harganya berkisar antara Rp25 ribu hingga Rp50 ribuan. Tempat makan ini buka setiap hari, dari jam 09.00 hingga pukul 22.00 malam.
Indonesia memang surganya kuliner enak, ya. Itulah hal menarik seputar kuliner khas kota Palu yang merupakan hidangan bangsawan pada zaman dulu. Bagaimana, apakah Teman Traveler pernah mencicipi makanan mewah ini? Next