in ,

Dadiah Yoghurt Tradisional Minangkabau, Dari Apa Ya?

Dadiah, Yoghurt Tradisional Minangkabau Dibuat dengan Cara Tradisional

Dadiah
Dadiah

Suku Minangkabau di Sumatera Barat konon dikenal dapat mengolah bahan makanan dengan berbagai rempah-rempah dan cara pengolahan tradisional, namun menghasilkan cita rasa lezat tiada bandingan. Salah satu olahan unik dari suku ini adalah dadiah yang berasal dari Bukittinggi. Seperti apakah Dadiah Yoghurt Tradisional ini? Bisa disimak pada ulasan berikut ya.

Baca juga : Cari Barang Antik di Jakarta? Yuk Telusuri Jalan Surabaya

Terbuat dari Fermentasi Susu Kerbau

Terbuat dari Susu Kerbau Segar via Instagram @jalanjalan.sumbar
Terbuat dari Susu Kerbau Segar via Instagram @jalanjalan.sumbar

Kuliner satu ini merupakan khas Suku Minangkabau yang biasanya ditemukan di kawasan Ngarai Sianok, Bukittinggi. Bahan dasar kuliner ini tergolong unik, terbuat dari susu kerbau yang baru diperas, bukan yang telah disimpan. Bahkan ada yang pernah mencoba dengan susu sapi namun tidak menghasilkan Dadiah yoghurt tradisional.

Unik Menggunakan Bambu

Proses Fermentasi dalam Bilah Bambu via Instagram @chandrapitok
Proses Fermentasi dalam Bilah Bambu via Instagram @chandrapitok

Susu kerbau yang telah disaring langsung dimasukkan ke dalam ruas batang bambu setinggi 20-30 sentimeter, kemudian ditutup. Bambu ini pun disimpan agar proses fermentasi alami berjalan dan menghasilkan dadiah yang diinginkan. Proses fermentasi rata-rata berjalan satu hari penuh, namun yang beredar di pasar lazimnya berusia dua hari.

Berbeda dengan Yoghurt

Dadiah atau Dadih via Instagram @gadahaodahad7149
Dadiah atau Dadih via Instagram @gadahaodahad7149

Sekilas mungkin kuliner ini mengingatkan kita pada yoghurt, sama-sama terbuat dari fermentasi susu. Namun terdapat beberapa perbedaan yang menyebabkan dadiah memiliki karakteristik istimewa. Pertama, bahan dasar dadiah yoghurt tradisional ini harus susu kerbau segar, sedangkan yoghurt umumnya menggunakan susu sapi. Kedua, penganan khas Minang ini mengalami fermentasi alami, tidak membutuhkan bantuan mikroba sebagai starter. Ketiga, dadiah cenderung seperti krim padat bertekstur lembut, yoghurt cair dan sedikit kental.

Kuliner Langka

Disajikan dengan Ampiang via Instagram @raisikudo
Disajikan dengan Ampiang via Instagram @raisikudo

Semakin lama disimpan maka tekstur kudapan ini akan semakin padat dan mengeras. Cita rasa yang dihasilkan dari proses fermentasi susu kerbau ini adalah asam. Kini dadiah semakin sulit ditemukan sebab penggemarnya tidak banyak karena keunikan rasa dan teksturnya

Bagi Teman Traveler yang ingin mencicip bisa singgah di salah satu rumah makan di Pasar Atas Bukittinggi, bisa dimakan langsung maupun disajikan dengan emping goreng lalu disiram gula merah cair. Jadi Teman Traveler mau mencoba yang mana nih? Next

ramadan

Sop Duren di Jakarta, Lawan Panas Ibu Kota dengan 15 Ribu Aja!

Crane Hotel Faralda di Amsterdam, Belanda

Crane Hotel Faralda, Sensasi Menginap di Ketinggian 50 Meter!