Provinsi Sumatera Utara Boleh bangga karena memiliki banyak sekali destinasi wisata. Salah satu yang jadi primadona layaknya sebuah berlian yang belum terjamah adalah Pulau Nias. Kamu mungkin sering mendengar namanya, sebagai destinasi wisata bahari dan budaya yang begitu menakjubkan. Pemerintah begitu percaya diri, bahwa suatu saat nanti Nias akan menggema dan terkenal di kalangan wisatawan mancanegara sama seperti Bali dan daerah lain di Indonesia. Tentu saja, impian tersebut tak akan terwujud jika tidak ada usaha yang lebih nyata. Sebagai bukti keseriusan pemerintah dibantu dengan berbagai pihak di Pulau Nias, maka diadakan berbagai festival atau pesta rakyat untuk menarik kunjungan wisatawan.
Baca juga : Bakso Pak Jalil Surabaya, Kuah Kaldu Tiada Duanya
Nias memiliki banyak sudut dengan pemandangan indah, tapi tidak banyak orang yang tahu akan hal itu. Maka harapannya dengan diadakan sebuah festival, maka promosi Nias sebagai destinasi pariwisata menarik bisa lebih mudah dilakukan. Orang Nias atau Ono Niha, menyebut acara itu dengan nama Festival Ya’ahowu. Lalu seperti apa sebenarnya kegiatan tersebut, mari kita intip beberapa informasinya melalui ulasan berikut ini.
1. Untuk Melestarikan Seni dan Budaya
Fahombo mungkin asing untuk masyarakat di luar Pulau Nias. Namun sebenarnya kegiatan lompat batu itu sudah cukup menggema sebagai salah satu kebudayaan bangsa ini. Gambar Fahombo pernah nampang di uang rupiah pecahan seribu keluaran tahun 1992. Masyarakat setempat menganggap ritual tersebut sebagai tahapan menuju kedewasaan. Tentunya selain Fahombo masih banyak budaya khas Nias yang harus dijaga dengan baik. Agar berbagai tradisi Nias tidak punah dan terus bisa dinikmati, maka diadakan Festival Ya’ahowu.
Menurut Wali Kota Gunungsitoli, Lakhomizaro Zebua, festival tersebut dulunya adalah kegiatan rutin namun sudah tak lagi digelar sejak tahun 2007. Dengan tekat yang bulat dan semangat, tahun ini Festival Ya’ahowu akan kembali diadakan. “Dahulu setiap tahun selalu digelar Festival Ya’ahowu sebagai event daerah untuk menarik wisatawan agar berkunjung di Kepulauan Nias,” kata Lakhomizaro Zebua.
2. Waktu Pelaksanaan Festival
Melihat keindahan Nias akan lebih seru jika kamu datang di waktu yang tepat. Dan saat digelarnya Festival Ya’ahowu adalah waktu terbaik untuk mengenal budaya Nias lebih dekat dan mengeksplorasi wisata-wisatanya. Karena merupakan agenda untuk menarik wisatawan asing, maka berbagai persiapan matang terus dilakukan untuk menyambut waktu acara yang hanya tinggal menghitung hari saja. Awalnya keputusan bersama pemerintah setempat dengan Kementerian Pariwisata menjatuhkan pilihan pada tanggal 6 sampai 8 Agustus untuk menggelar Ya’ahowu.
Namun karena ada berbagai halangan di masing-masing daerah, maka panitia lokal memundurkan waktu pelaksanaannya menjadi tanggal 17 hingga 26 September 2016. Keputusan tersebut juga disetujui oleh menteri pariwisata. “5 kepala daerah di Kepulauan Nias sepakat (festival) untuk diundur karena berbagai aktivitas di masing-masing daerah, sehingga dijadwalkan ulang,” tambah Lakhomizaro Zebua.
3. Pembukaan dan Penutupan di Tempat yang Berbeda
Sesuai namanya, maka akan ada berbagai pertunjukan dan hiburan untuk wisatawan. Sebagian adalah pengenalan produk seni dan kerajinan asli Nias. Bukan hanya Fahombo, tapi juga gelaran yang lain seperti tari perang. Kamu akan melihat orang-orang nias memakai baju adat mereka dan mengajak para wisatawan untuk mengenal bagaimana kehidupan masyarakat Suku Nias sehari-hari.
Bukan hanya wisatawan yang penasaran dan nggak sabar ingin melihat langsung bagaimana Ya’ahowu nantinya, tapi para kepala daerah juga merasakan hal yang sama dan mendukung langkah promosi wisata yang menarik tersebut. Rencananya, pembukaan dan penutupan festival akan dilakukan di tempat yang berbeda yaitu Nias Selatan dan Gunungsitoli.
4. Kembali Digelar Lomba Surfing Internasional
Nias adalah kawasan dengan pantai dan laut yang keren, ombaknya tinggi menggulung hingga sampai di bibir pantai dengan hamparan pasir yang begitu luas. Otoritas setempat tidak ingin menyia-nyiakan potensi tersebut dan ingin kembali mengharumkan nama Nias sebagai destinasi wisata bahari andalan. Salah satu cara untuk menarik wisatawan, terutama yang berasal dari negara lain adalah dengan menggelar kembali lomba surfing berskala internasional.
Ada kabar yang menyebutkan jika kompetisi bergengsi tersebut terakhir diadakan sekitar tahun 2000an. Bupati Nias sendiri, sangat mendukung dua kegiatan besar tersebut. Baik Festival Ya’ahowe maupun lomba selancarnya. Bentuk dukungan tersebut adalah dengan menyediakan fasilitas mumpuni untuk para wisatawan. Mulai dari sarana transportasi, akses jalan dari bandara menuju lokasi, hingga ketersediaan akomodasi dan tempat ibadah. “Kami seluruh kepala daerah yang ada di Kepulauan Nias sudah menyepakati kedua event itu, dan masing-masing daerah diharapkan mempromosikan keunikan dan potensi daerah yang dimiliki. Perlu sinergitas antara kabupaten/kota se-Nias untuk mengembangkan pariwisata. Kami memiliki banyak sekali potensi. Kami akan memilih yang terbaik untuk kemudian diajukan ke Kementerian Pariwisata agar bisa masuk ke program pengembangan pariwisata nasional,” ujar Bupati Nias, Sokhiatulo Laoli.
5. Akan Dihadiri Banyak Orang Penting
Senada dengan Sokhiatulo Laoli, Bupati Nias Barat juga menyuarakan dukungan dan menganggap Festival Ya’ahowu dan lomba surfing adalah agenda yang harus disukseskan bersama-sama. Rencananya bukan hanya pejabat di kalangan pemerintahan Nias, tapi juga beberapa menteri dari Kabinet Kerja. Di antaranya ada Menteri Koordinator Maritim, Menteri Pariwisata, Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Menteri Kelautan dan Perikanan.
Selain itu beberapa tokoh penting asli Nias juga akan datang. Sebut saja Menteri Hukum dan HAM, Yasona Hamonangan Laoli. Kedatangan mereka adalah sebagai bentuk dukungan dari Pemerintah Pusat untuk menyukseskan gelaran besar di Nias tersebut.
Itulah beberapa hal tantang rencana Festival Ya’ahowu dan lomba selancar internasional. Jangan lupa datang pada tanggal 17 September 2016 mendatang ya. Next