Onde Mandee, para Udah dan Uni Ranah Minang nan elok rupawan, sudahkah kalian bertandang ke Puncak Lawang, salah satu destinasi wisata di pegunungan Agam, Sumatera Barat? Jika iya, pasti tahu betul apa yang paling keren dari lokasi tersebut. Ya benar, Puncak Lawang menyuguhkan pemandangan alam yang mengagumkan. Dari atas ketinggian, kamu bisa menyaksikan penampakan Danu Maninjau yang memberikan banyak manfaat untuk masyarakat Sumatra Barat.
Baca juga : Wisata ‘Indie’ di Jakarta Selatan, Panduan Jalan-Jalan Akhir Pekan ala Hipster Ibukota
Saking cantiknya, ada lagu daerah yang cukup mencerminkan tentang Puncak Lawang. Salah satu liriknya berbunyi seperti ini, ”Lompong Sagu Bagulo Lawang.” Dinyanyikan oleh seniman berdarah Minang yaitu Elli Kasim. Kamu cantik? Tapi kok nggak ada yang bikini lagu? Ya memang sih setiap orang pasti memiliki cara tersendiri dalam menghargai apa-apa yang menurutnya indah. Entah para wanita atau alam yang mempesona seperti Puncak Lawang dengan panorama Danau Maninjau di kejauhan.
Menuju ke Puncak Lawang
Sebelum kamu bisa melihatnya dengan mata kepala sendiri, lahap habis dulu jalur menanjak berkelok-kelok menuju puncak. Untungnya, akses jalan menuju ke sana sudah di aspal, jadi perjalananmu akan lancar. Sepanjang jalan yang pantas jadi kenangan indah itu, kamu akan melihat banyak sekali perkebunan tebu.
Puncak Lawang memang dikenal sebagai penghasil gula di Sumatera Barat. Jangan tahan hidungmu dari mencium aroma khas yang keluar dari kuali-kulai rebusan air tebu. Jadi ingat waktu kecil dulu saya sering melancong ke penggilingan tebu bersama teman-teman hanya untuk berburu gulali, hmmm nyummy!
Menyapa Alam yang Terhampar Indah
Jaraknya nggak begitu jauh dari pusat Kota Bukittinggi yang terkenal dengan Jam Gadangnya itu, hanya sekitar 20 km. Dalam setengah jam berkendara, Puncak Lawang sudah ada di depan mata. Pohon pinus yang menjulang tinggi, hingga rerumputan hijau yang kelihatan lebih empuk dari kasur springbed akan menyapamu pertama kali hingga kamu dipersalahkan mengintip gerak-gerik awan di ketinggian dan diamnya Danau Maninjau yang menawan.
Jika kamu datang saat siang hari, maka cobalah untuk terbang dengan peralatan paralayang. Saat cuaca mendukung, maka parasut akan dikembangkan dan bumi akan ditinggalkan. Harga yang ditawarkan untuk mencoba paralayang sekitar Rp. 600 ribu kamu bisa tawar menawar dengan para pilotnya .
Terbang di Atas Maninjau
Memang agak mahal jika dibanding beberapa tempat lain seperti Bukit Gado – Gado di kawasan Pantai Air Manis atau Gunung Banyak di Batu, Jawa Timur.Tapi jika mengingat suguhan alam yang akan terpampang nyata di depanmu, angka sebesar itu termasuk sebanding. Dan setelah sepakat, kamu akan dipakaikan berbagai peralatan untuk segera menyapa hembusan angin, kuatkan kakimu karena kamu harus berlari sampai kaki benar-benar tak menginjak tanah.
Kamu bisa memilih untuk turun di tepi danau Maninjau atau landing di Puncak Lawang, tempat kamu take off tadi.Satu kali terbang, bisanya para traveler akan diajak mengitari kawasan Maninjau selama 20 menitan, tergantung cuaca dan kebaikan pilotnya J. Bahkan satu jam sekalipun, kamu tidak akan bosan. Untuk menikmati sisa-sisa pengalaman yang mendebarkan di atas ketinggian, kamu bisa beristirahat di rumah-rumah kayu yang memang disediakan khusus sebagai penginapan.
Ya, itulah beberapa wajah Puncak Lawang, tempat di mana kamu bisa berangkat terbang melintasi Danau Meninjau. Next