Solo punya tempat makan model angkringan yang tersebar di tiap sudut kota. Bedanya, panggon kuliner semacam ini dikenal dengan sebutan wedangan atau HIK, konon merupakan akronim ‘Hidangan Istimewa Kampung.’ Salah satu yang cukup ngetop adalah HIK Perahu ISI.
Baca juga : Yammie Ketandan Jogja, Semangkuk Saja Bikin Ketagihan
ISI di sini merupakan singkatan dari Institut Seni Solo. Diberi nama demikian karena memang tempatnya berada tak jauh dari gedung ISI. Lantas apa yang membuat HIK Perahu ISI istimewa dan punya banyak penggemar? Yuk, simak ulasan tentang kuliner Solo berikut.
Murah Meriah, Banyak Macamnya
HIK Perahu ISI Solo biasa buka mulai pukul 17.00 hingga dini hari. Menu yang tersedia adalah nasi kucing dengan beragam lauk. Di antaranya aneka gorengan, sate telur puyuh, sate usus, serta sate keong. Selain itu masih ada beberapa kue tradisional dan jajanan lainnya.
Teman Traveler juga bisa memesan aneka minuman lho. Pilihannya ada teh jahe, teh kampul, kopi, susu, dan masih banyak lagi. Semuanya cocok untuk diseruput di tengah dinginnya udara malam Solo.
Semua menu yang ditawarkan di sini terbilang cukup murah, berada di kisaran Rp500-an hingga Rp5.000-an. Cocok sekali untuk kantong mahasiswa dan pelajar bukan? Tak heran jika tempat ini sangat populer di Solo.
Kompor Anglo Jadi Ciri Khas
Salah satu ciri khas Perahu ISI adalah masih menggunakan kompor anglo tradisional. Bahan bakarnya pun masih memanfaatkan arang. Butuh ketelatenan untuk bisa menjaga agar apinya tetap besar dan panas.
Namun demikian, justru inilah yang menjadi daya tarik HIK Perahu ISI. Rasa masakan dan minuman yang dihasilkan dari api arang konon memiliki kekhasan tersendiri. Jika tak percaya, Teman Traveler wajib mencoba sendiri deh.
Selalu Dipadati Pengunjung
Meski hanya tawarkan sajian sederhana, Perahu ISI hampir tak pernah sepi pengunjung. Para pembeli datang dari kalangan mahasiswa, hingga mereka yang telah berkeluarga.
Hal ini cukup menarik lantaran fasilitas yang disediakan terbilang minim. Tidak ada kursi, hanya tikar sebagai alas duduk. Selain itu Teman Traveler juga takkan menemukan colokan listrik maupun akses Internet WiFi di sini.
Meski demikian, semua nilai minus tersebut sama sekali tak menyurutkan minat pelanggan. Mereka semua tetap enjoy menikmati menu pilihan sambil lesehan dan dimanja semilir angin malam Solo. Ditambah lagi suasana di sekitar sini terasa begitu syahdu. Tak heran jika banyak pelanggan merasa betah.
Suasana yang Bikin Kangen
Semakin malam, tempat makan tradisional ini justru bakal semakin ramai. Bahkan tak jarang pengunjung bakal kesulitan menemukan tempat lesehan. Hidangan dan cara penyajian tradisional, ditambah nuansa malam syahdu membuat pengalaman bersantap malam di sini terasa makin nikmat.
Tak sedikit pelanggan yang sengaja berlama-lama untuk sekadar ngobrol maupun bersenda gurau dengan teman dan keluarga. Sesekali pengamen datang silih berganti untuk memberikan hiburan tersendiri.
Bagaimana Teman Traveler, tertarik mampir dan menikmati kuliner malam menggiurkan di HIK Perahu ISI? Buat kalian yang sedang menjelajah wisata Solo, jangan lupa mampir ya. Next