Sejak diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada tanggal 29 April lalu, pengunjung Pasar Buku Kenari sempat sepi. Tapi setelah viral di Twitter baru-baru ini, para pecinta buku mulai membanjiri kawasan tersebut. Setelah saya menjelajah lantai tiga Pasar Kenari, ada lima alasan kenapa Teman Traveler harus datang ke sini. Apa saja? Ikuti ulasan saya.
Baca juga : Gunungkidul Punya Flying Fox Terpanjang Kedua di Asia, Berani Coba?
Buku Murah dan Lengkap
Pasar Buku Kenari adalah surganya buku berharga miring. Teman Traveler akan menemukan banyak buku bekas yang sudah langka atau baru yang belum tentu kita temukan di toko buku konvensional.
Saya sendiri mencari buku Paulo Coelho edisi lama seperti Life dan The Pilgrimage versi bahasa Inggris bisa ditemukan dengan mudah di sini. Harganya pun berkisar Rp50.000-Rp60.000. Tentunya banyak lagi buku-buku edisi lama yang sudah tidak terbit bisa dicari di sini. Tinggal sebutkan saja judul dan penulisnya, pedagang pun akan mencarikannya untuk Teman Traveler.
Oh ya! Satu hal yang saya suka selama di sini adalah para pedagang akan menyambut kita dengan ramah dan penuh canda. Mereka tak segan melemparkan candaan yang membuat kita terpingkal. Menurut salah seorang pedagang, mereka berharap Pasar Buku Kenari bisa jadi destinasi wisata literasi dan diketahui banyak orang agar dagangan mereka laku.
Pasalnya, sebelum viral transaksi harian mereka cukup miris. Bahkan seringkali buku dagangan mereka tak ada yang membeli. Dan asiknya, para pedagang juga akan senang kalau banyak yang datang hanya sekadar untuk membaca buku-buku mereka.
Menenggak Rasa di Coffee Shop
Setelah lelah berkeliling mencari buku, Teman Traveler bisa mampir ke coffee shop bernama Bencoolen Coffee. Kedai kopi ini menjual sekaligus mengenalkan kopi asli Bengkulu, yang mana sejak dulu dikenal sebagai penghasil kopi robusta terbesar ketiga di Indonesia setelah Sumatera Selatan dan Lampung.
Harga secangkir kopi yang ditawarkan pun sangat terjangkau yaitu Rp5.000 untuk jenis kopi tubruk. Sedangkan untuk kopi susu kekinian hanya dibanderol Rp15.000. Menurut sang barista, semua kopi yang disajikan di Bencoolen Coffee adalah kopi asli Bengkulu dengan cita rasa unik, ada sedikit unsur kopi arabika di dalamnya.
Selain menjual kopi yang diseduh, persis di seberang Bencoolen Coffee terdapat aneka jenis kopi asli Indonesia yang diperjualberlikan. Kopi-kopi tersebut tidak hanya berasal dari Bengkulu saja, ada juga dari Aceh, Sumatera Selatan, Manggarai dan masih banyak lagi. Teman Traveler bisa membeli dalam format kemasan atau masih dalam berbentuk biji.
Area Baca yang Nyaman
Para pecinta buku akan dibuat betah berlama-lama di sini. Pasar Jaya sebagai pengelola juga menyediakan area baca buku yang nyaman dan bersih. Ada yang konsepnya menggunakan meja dan kursi, susunan balok kayu atau format selonjoran di atas rumput sintetis.
Coworking Space
Satu hal yang membuat saya takjub adalah hadirnya coworking space yang bisa digunakan untuk bekerja atau meeting. Lokasinya masih berada di lantai yang sama dengan pasar buku. Meski lokasinya hanya seluas 60 meter persegi, namun coworking space-nya sangat nyaman.
Yang terpenting, pengelola juga menggratiskan area ini untuk pengunjung yang datang. Jadi Teman Treveler bisa menghabiskan waktu untuk membaca atau mengerjakan tugas dengan tenang.
Minimart Jakmart
Menghabiskan waktu di Pasar Buku Kenari tentunya harus dibarengi dengan asupan makanan. Nah, di sini hadir juga minimart Jakmart yang menjual aneka makanan ringan dan minuman. Selain tunai, pembayaran di sini bisa dilakukan dengan menggunakan Kartu Jakarta Pintar. Sekadar mengingatkan, kalau Teman Traveler ingin membeli cemilan, jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan.
Nah, itulah lima alasan kenapa Teman Traveler harus datang ke Pasar Buku Kenari sekarang juga. Jangan lupa untuk ceritakan pengalaman berkeliling di sana kepada rekan-rekan kalian. Dijamin menyenangkan! Next