Ada banyak cara dan tradisi yang dilakukan guna menurunkan hujan. Salah satunya yang akan dibahas kali ini adalah tradisi unik bernama Manten Kucing. Seperti apakah tradisi ini? Simak ulasan selengkapnya berikut!
Baca juga : Matahari Terbit yang Fantastis di Balik Indahnya Perkebunan Teh Cukul
Diadakan Saat Terjadi Kekeringan Panjang
Tradisi unik ini berlangsung di kawasan Coban Kromo, Tulungagung. Tidak hanya terkenal karena air terjunnya yang sejuk dan segar, daerah ini juga menyimpan keunikannya yang tiada duanya. Biasanya, tradisi ini diadakan saat memasuki musim kemarau dan ketika kawasan ini mulai alami kekeringan panjang.
Jika dibahasakan, ‘manten kucing’ artinya adalah ‘menikahkan sepasang kucing’. Sebenarnya, tradisi ini merupakan ajang memandikan kucing Candramawa di area Coban Kromo. Candramawa sendiri merupakan kucing dengan 3 warna dasar corak. Kucing tersebut, menurut adat kepercayaan masyarakat Jawa sekitar, merupakan kucing istimewa yang jarang ditemukan.
Sudah Digelar Sejak Zaman Penjajahan
Konon, ritual ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan tetap populer sampai hari ini. Ribuan pasang mata pengunjung tak pernah surut minat untuk menyaksikan ritual tersebut. Dari mulai prosesi adat mengarak kucing dari rumah sesepuh desa, atau kini beralih dari balai desa, sampai prosesi pemandian kucing di Area Coban Kromo, seluruh masyarakat selalu hadir tumpah ruah dengan kidmat menikmati ritual.
Ritual manten kucing pertama kali diperkenalkan oleh tokoh lokal bernama Eyang Sangkrah. Menurut penuturan para pemuka desa, dulu, ketika desa mengalami kekeringan, Eyang Sankrah saat hendak mandi ke Coban Kromo diikuti kucing-kucing condromowo miliknya.
Kemudian, sembari membacakan sebuah doa, dia lantas turut memandikan kucing-kucingnya. Tak lama setelah itu, hujanpun turun dan mengairi lahan warga, termasuk yang gagal panen.
Menjadi Kebudayaan Lokal Kebanggaan
Semenjak kejadian tersebut, warga mulai percaya bahwa dengan mengadakan ritual memandikan kucing, hujan akan turun dengan deras. Seiring pergeseran zaman dan masuknya kepercayaan modern di daerah tersebut, kini manten kucing mulai diarahkan kepada atraksi kebudayaan lokal.
Dalam setiap pagelaran ritual, ornamen Jawa dan tokoh Kejawen dihadirkan dan mengambil peran penting. Bersamaan dengan itu, nuansa kebersamaan sangat kental dalam prosesi memanjatan doa sambil berharap pada Tuhan agar lekas menurunkan hujan dan menyuburkan panen desa.
Sebagai salah satu ritual yang hari ini menjadi bagian dari atraksi kebudayaan lokal, manten kucing saat ini tidak hanya menjadi ritual mengarak dan memandikan kucing saja. Unsur kebudayaan lainnya pun juga ikut disisipi di dalamnya seperti halnya selamatan sedekah bumi, misalkan saja pentas seni tradisional.
Jangan Lupa Pesona Coban Kromo yang Indah dan Cantik
Selain itu, kawasan wisata Coban Kromo pun tak kalah indah saat hari biasa. Suasananya yang rindang ditambah sensasi segar dari airnya membuat kita betah berdiam di sana. Jangan lupakan juga lueng atau kolam yang berada di puncak air terjun. Kalian dapat berendam di sana.
Itulah tadi semua kesakralan dan keindahan Manten Kucing hanya ada di Desa Pelem, tepatnya di Coban Kromo. Mari segera mengatur jadwal agar tidak melewatkan semua hal indah dari destinasi cantik di Tulungagung ini! Next