Sudah menjadi tradisi setiap tahun bagi anak-anak Dieng yang berambut gimbal untuk di potong rambutnya. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, anak-anak yang berambut gimbal merupakan titisan dari Dewi Roro Ronce untuk anak perempuan dan titisan Kyai Kalodete bagi anak laki-laki.
Baca juga : Liburan Unik ala Anjasmara, Pose Yoga di Tempat Wisata
Saat itu, 11 anak berambut gimbal dan semuanya perempuan. Dewi Roro Ronce merupakan pengikut dari Nyi Roro Kidul yang dipercaya memberi kesejahteraan dengan cara membuat anak-anak menjadi gimbal. Jadi bila masih ditemukan anak berambut gimbal, artinya rakyat sejahtera. Bagaiaman keterusan prosesi adat ini? Yuk lihat ulasan berikut.
Arak-arakan Menuju Candi Arjuna
Anak-anak gimbal dibawa dengan kereta kuda menuju Candi Arjuna dimana prosesi potong rambut gimbal ini berlangsung. Mereka dikenakan baju dan ikat kepala serba putih sebagai lambang kesucian.
Dengan ditemani kedua orang tua, anak-anak tersebut terlihat sangat bahagia. Barisan pertama di pimpin oleh Bapak Taj Yasin Maimoen, selaku Wakil Gubernur Jawa Tengah. Kemudian disusul oleh Bapak Bupati Banjarnega dilanjutkan para pemangku adat yang akan melaksanakan prosesi potong rambut gimbal. Sampai dibarisan akhir para pengunjung yang ikut menyaksikan prosesi adat ini.
Seniman Tradisional Turut Meramaikan Arak-arakan
Selalu ada yang menjadi suguhan dari warga setempat dalam setiap prosesi potong rambut gimbal. Dari 11 macam kesenian yang ada di Jawa Tengah.
Minat pengunjung yang meningkat mengakibatkan kepadatan yang luar biasa sehingga seniman tradisional memilih untuk tampil secara gantian setiap tahunnya.
Seniman tersebut menari sepanjang jalan dengan iringan musik sebagai latarnya. Tak jarang penonton yang meminta foto dengan seniman tradisional ini.
Berbagai Hidangan dan Permintaan Anak Gimbal
Deretan tengah dari arak-arakan terdapat beberapa gerobak yang berisikan hidangan dan permintaan anak-anak gimbal. Hidangan tersebut terdiri dari berbagai macam makanan yang nantinya akan dinikmati bersama sebagai tanda syukur terhadap Sang Pencipta dengan harapan supaya berkah senantiasa didapatkan.
Kemudian disusul warga yang mengenakan pakaian hitam dilanjutkan para pengunjung yang ikut meramaikan arak-arakan anak rambut gimbal.
Prosesi Jamasan atau Pembersihan
Sebelum prosesi potong rambut gimbal dilaksanakan, terlebih dahulu anak-anak gimbal dibawa ke pelataran Candi Arjuna untuk melakukan prosesi jamasan atau pembersihan. Dimulai dengan doa oleh salah satu pemangku adat, kemudian dilanjutkan dengan menyiraman air suci yang disetai dengan taburan bunga tujuh rupa kepada satu persatu rambut anak gimbal.
Air suci yang digunakan berasal dari berbagi sumber mata air yaitu Tuk Kencen, Kali Pepek, Tuk Goa Sumur, Tuk Sibido, Kali Bana, dan Tuk Bima Lukar. Seluruh pengunjung duduk dengan tenang saat prosesi jamasan berlangsung, supaya prosesi dapat berlangsung dengan khitmat tanpa ada suara-suara yang mengganggu.
Prosesi Potong Rambut Gimbal
Setelah prosesi jamasan atau pembersihan selesai, anak-anak gimbal dibawa ke komplek Candi Arjuna untuk dilakukan potong rambut. Sebelum potong rambut dimulai, kembali dipanjatkan doa oleh salah satu pemangku adat supaya proses potong rambut gimbal berjalan lancar.
Ada yang unik dalam prosesi potong rambut gimbal kali ini. Salah satu dari 11 anak perempuan berambut gimbal ada yang berasal dari Jakarta, anak tersebut bernama Sakura. Kata ibunya, Sakura tiba-tiba berambut gimbal sejak umur 2 tahun. Dengan ketidaktahuan sang ibu, rambut Sakura dipotong begitu saja namun yang terjadi Sakura malah menjadi sakit.
Kemudian disarankan oleh tetangganya untuk di ruwat, akhirnya ibunya membawa Sakura ke Dieng untuk memotong rambut gimbalnya itu. Dalam prosesi potong rambut gimbal ini tidak bisa sembarangan. Tidak boleh ada paksaan, harus sesuai keingininan si anak sendiri dengan syarat permintaan si anak yang harus dituruti pula.
Sakura sendiri meminta uang Rp4.000.000, ada pula yang meminta es krim, sepeda pink, durian, bahkan yang paling lucu ada salah satu anak meminta satu kantong plastik kentut ibunya dan satu butir telur puyuh telah dipersiapkan 1 minggu yang lalu. Semua permintaan si anak rambut gimbal harus dipenuhi sebagai penghormatan bagi si anak.
Prosesi Pelarungan atau Pengembalian
Rambut-rambut anak gimbal kemudian dibawa ke Telaga Balekambang untuk dilakukan prosesi pelarungan atau pengembalian. Prosesi yang sakral ini hanya dilaksanakan oleh para pemangku adat saja. Sehingga pengunjung dilarang memasuki area pelarungan.
Rambut-rambut anak gimbal diwadahkan dalam kendi kecil berjumlah 11 sesuai dengan jumlah rambut anak gimbal, lalu diberi hidangan dan ditaruh dalam nampan bambu berukuran sedang.
Kemudian nampan bambu dibiarkan hanyut begitu saja sampai tengah Telaga yang mengalir ke Sungai Serayu pada akhirnya bermuara di Pantai Selatan supaya rambut anak gimbal tadi kembali ke alam.
Prosesi adat yang unik dan sakral ini jangan sampai terlewatkan. Rasakan kesakralannya langsung di Dieng. Next