Disamping itu, bila mengambil foto jarak dekat, hati-hati dengan percikan-percikan yang cukup banyak akibat derasnya air. Bawalah lap pembersih lensa untuk menyeka sisa cipratan air tersebut. Sangat disarankan menggunakan filter anti gores pada kamera agar lensa tetap terlindungi.
Pemandangan Air Terjun Gitgit dari Jembatan Bambu (c) Nydiasusanto/Travelingyuk
Sudut menarik lainnya untuk pengambilan foto adalah memotret dari jembatan bambu yang terletak di sisi kanan deretan toko suvenir berakhir dan sebelum melewati pura dan pondok diseberangnya.
Terusan Aliran Air Terjun (c) Nydiasusanto/Travelingyuk
Selain foto-foto, kegiatan lainnya adalah berenang atau berendam. Pada umumnya, airnya jernih. Namun, air juga bisa berubah menjadi kecoklatan bila di hari sebelumnya hujan akibat sebagian tanah di perkampungan di dekat air terjun ikut terbawa air. Hal seperti ini hanya sementara kok, dan besoknya air akan kembali jernih.
Air Terjun Lainnya
Area Parkir Air Terjun Gitgit (c) Nydiasusanto/Travelingyuk
Wisata lain yang dekat dengan destinasi ini adalah Air Terjun Colek Pamor yang jalannya lebih berliku, bertanah, berlumpur dan tidak ada petunjuk arah yang jelas. Maka, lebih aman bila didampingi pemandu ya Teman Traveler. Sesampainya di parkiran Air Terjun Gitgit, Teman Traveler akan dihampiri seseorang yang menawarkan jasa pemandu untuk kedua air terjun tersebut yang dibanderol Rp250.000.
Ada juga Air Terjun Campuhan dan Bertingkat (Multi Tier Waterfall) yang tidak terlalu jauh dari Air Terjun Gitgit, tapi tetap harus menggunakan kendaraan untuk menuju ke sana.
Sebagai catatan, Teman Traveler tidak perlu menggunakan jasa pemandu kalau hanya mau ke Air Terjun Gitgit karena jalurnya mudah. Teman Traveler hanya perlu menyeberang dari lapangan parkir, kemudian ikuti plang biru bertuliskan “Welcome to Gitgit Waterfall”, di mana ada pagar putih yang terbuka. Hanya ada 1 jalan ke tujuan sehingga Teman Traveler tidak akan tersesat.
Awas Palsu
Akses Menuju Air Terjun Gitgit (c) Nydiasusanto/Travelingyuk Next
Ada yang perlu kamu waspadai, nih. Sebetulnya, hanya ada 1 air terjun yang bernama Gitgit yang dikelola oleh pemerintah setempat dan penampakannya seperti foto-foto di artikel ini. Harga tiket masuknya terjangkau yakni Rp20.000 untuk dewasa dan Rp10.000 untuk anak-anak.Namun, peningkatan popularitas Air Terjun Gitgit di mata wisatawan lokal dan asing membuat segelintir warga sekitar memberi nama air terjun di dekat pemukiman mereka sama dengan yang dikelola pemerintah, yakni Air Terjun Gitgit. Sebetulnya tidak salah-salah, karena letaknya juga di Desa Gitgit. Tetapi, ini berpotensi mengecoh wisatawan. Parahnya lagi, ada sejumlah supir mobil sewaan yang bekerja sama dengan pengurus lokal “Gitgit palsu” untuk menawarkan jasa ke wisatawan untuk mengantar ke air terjun Gitgit yang dekat pemukiman pengelola setempat, bukan yang dikelola pemerintah. Akibat ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman wisatawan, mereka bisa dipalak jauh lebih mahal untuk ke lokasi yang salah!Cara cepat untuk mengenal perbedaan antara air terjun “Gitgit asli” dan “Gitgit palsu” adalah letak air terjun Gitgit “palsu” terletak di pinggir jalan besar dan tidak tersedia lapangan parkir luas. Sedangkan, air terjun Gitgit yang dikelola pemerintah mempunyai tempat parkir yang luas dan letaknya agak masuk, kira-kira 20 menit dari jalan besar utama. Selain itu, tinggi air terjun Gitgit “palsu” tidak akan setinggi yang “asli”.Memang, ada baiknya meneliti lebih jauh untuk destinasi yang Teman Traveler inginkan, supaya tidak salah kaprah. Walaupun mungkin ada saja pengalaman tak terduga dalam perjalanan, namun dengan memiliki informasi sebelum bertindak dapat mengurangi resiko tertipu. Alangkah serunya berwisata alam ke Bali, di mana air terjunnya pun tak kalah indah dengan pantainya.