Bicara mengenai keindahan alam Bandung memang tidak akan ada habisnya. Deretan gunung dan bukit yang menjulang, hamparan kebun teh hijau, ketenangan danau-danau indahnya, hingga jejeran pohon-pohon pinus di hutan asrinya, semua lengkap ditawarkan kepada Teman Traveler yang ingin mengeskplor keindahannya. Namun, Bandung bukanlah sekedar tentang alam Lembang ataupun sejuknya suasana Ciwidey nya. Disetiap jengkal tempatnya, masih banyak surga tersembunyi yang belum Teman Traveler loh!
Baca juga : Hotel Pinggir Pantai Balikpapan, Bangun Tidur Langsung Lihat Laut
Salah satunya adalah wisata yang ada di Bandung Barat, tepatnya di Rajamandala, Cipatat. Sebagian Teman Traveler, nama lokasi ini mungkin masih jarang terdengar, terlebih memang jaraknya yang jauh dari pusat Kota Bandung. Padahal, daerah perbatasan antara Bandung Barat dengan Cianjur ini memiliki banyak potensi alamnya yang indah, terutama wisata curug dan danaunya yang kental akan mitos, salah satunya yaitu Sanghyang Heleut.
Legenda Para Bidadari di Sanghyang Heleut
Belum ada penafsiran nyata akan asal usul nama Sanghyang Heleut ini, namun berdasarkan mitos yang berkembang dimasyarakat, danau kecil yang dikelilingi bukit ini merupakan tempat mandi para bidadari yang turun dari kahyangan. Lain halnya jika diartikan dari makna setiap katanya, nama Sanghyang memiliki arti tempat suci, sedangkan Heleut berarti selang antar dua waktu. Jika diartikan secara utuh, Sanghyang Heleut adalah sebuah tempat suci yang dikunjungi oleh para bidadari yang memiliki dua dunia berbeda.
Treking ‘Cantik’ Menuju Sanghyang Heleut
Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih, perlu berusaha lebih pula, kan? Termasuk untuk bisa melihat salah satu surga tersembunyi ini. Dibutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam dengan berjalan kaki dari pos retribusi tiket. Jalur yang dilalui pun cukup menguras tenaga. Di awal perjalanan, Teman Traveler akan melewati sebuah pipa besar yang merupakan pipa air dari PLTA Saguling dengan cara membungkuk. Selanjutnya akan lebih seru!
Setelah menaiki anak tangga kecil, Teman Traveler akan mulai masuk ke jalur jalan setapak dengan pemandangan pepohonan besar. Melewati jembatan kayu, mengarungi danau dengan berpijakan pada batu-batu besar, hingga melalui jalur sepanjang jalannya berupa batu-batuan. Trek dengan batu-batu besar ini sebenarnya lebih melelahkan, walaupun sebenarnya jalur ini terhitung lebih banyak ‘bonus’ dan landai.
Setelah melewati jalur bebatuan yang lumayan lama, itu tandanya keberadaan Sanghyang Heleut sudah semakin dekat. Terlebih jika Teman Traveler sudah mulai melihat bongkahan batu-batu yang semakin besar di sekitar hutan.
Explore Sanghyang Heleut!
Hal pertama yang akan membuat Teman Traveler takjub ketika tiba di Sanghyang Heleut, selain banyak bebatuan besar putih, warna air danau hijau tosca ini pun menjadi keunikan pribadi dari lokasi ini. Tak perlu khawatir, untuk menyimpan berbagai barang yang dibawa, Teman Traveler bisa menitipkannya pada ibu pemilik warung. Terdapat dua warung kecil yang menjual makanan, seperti nasi ayam, dan penjual es kelapa dengan harga terjangkau. Fasilitas lainnya pun tersedia seperti toilet ‘darurat’ ala kadar tuk mandi dan berganti pakaian.
Sanghyang Heleut ini memang tidak terlalu luas, namun jangan remehkan soal keindahan setiap sudutnya. Teman Traveler bisa mengelilingi lokasi dengan naik dari batu ke batu dan beberapa tangga kayu kecil. Sangat menyenangkan! Selain bisa berenang bebas, Teman Traveler juga bisa menyewa ban dan pelampung dengan harga Rp20.000/orang yang digunakan untuk meloncat bebas dari batu-batu tinggi tersebut. Ada 3 batu yang dijadikan spot melompat, mulai dari ketinggian 3,5 hingga 8 meter. Tinggal tunjukkan saja seberapa besar nyalimu!
Setelah selesai bermain air di Sanghyang Heleut dan beranjak pulang, jangan lupa untuk melimpir ke Goa Sanghyang Poek. Lokasi ini masih satu jalur pulang menuju loket tiket awal, dengan papan petunjuk yang berada disebelah kiri, tepatnya sebelum turunan yang berdekatan dengan warung kecil. Tidak akan dikenakan biaya masuk lagi tuk ke Goa Poek ini. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk sampai di lokasi. Sama dengan Sanghyang Heleut, wisata goa kecil yang dikelilingi aliran danau ini pun belum terlalu dikenal dikalangan pelancong. Walaupun tidak terlalu luas, lokasi ini lumayan enak untuk dijadikan istirahat sejenak dengan panorama alam yang masih alami.
Rute Perjalanan & Tiket Masuk
Perjalanan menuju ke Sanghyang Heleut, Teman Traveler yang memulai perjalanan dari Kota Bandung, bisa mengarahkan kendaraannya menuju daerah Cimahi-Padalarang-Cipatat-Rajamandala. Sedangkan Teman Traveler dari luar kota, bisa mengambil arah Tol Padalarang untuk menuju ke sana. Dibutuhkan waktu sekitar 1,5-2 jam perjalanan. Patokan utama dari lokasi ini yaitu PLTA Saguling, karena Sanghyang Heleut berada di satu kawasan PLTA.
Papan petunjuk jalan menuju Saguling sangatlah jelas, begitupun dengan menggunakan google maps. Sampai di kawasan PLTA Saguling, akan terlihat papan petunjuk kecil di pertigaan jalan menuju lokasi parkir Sanghyang Heleut. Kondisi jalan menuju lokasipun terbilang cukup baik dengan aspal dan sedikit jalan berbatu. Sedangkan untuk tiket masuk resmi, Teman Traveler dikenai biaya Rp20.000/orang.
Saran & Tips
– Jika menggunakan motor, gunakanlah masker, sebab Teman Traveler akan melewati daerah tambang batu kapur yang sangat berdebu
– Pergi lebih pagi, seperti jam 06:00 agar jalur ke sana masih sepi.
– Datang di musim kemarau untuk bisa melihat segarnya air Sanghyang Heuleut. Air akan berwarna coklat jika di musim hujan.
– Disarankan menggunakan guide lokal jika pertama kali datang ke Sanghyang Heleut. Trek dan jalurnya masih hutan luas.
– Untuk mengetahui warna kondisi air di Sanghyang Heleut, bisa menghubungi kontak Pak Dwi (082130935615). Beliau warga sekitar yang mengelola Sanghyang Heleut.
Selamat membawa pulang kebahagiaan disetiap perjalanan mu! Next