Jalan-jalan ke Solo enggak lengkap kalau belum mampir ke Keraton Kasunanan Surakarta. Salah satu tempat bersejarah ini menjadi ikon kota Solo. Teman Traveler ketika berkunjung sempatkan untuk berkeliling ke area museumnya. Selain bisa belajar sejarah kerajaan di Solo, Teman Traveler juga bisa tahu tentang budaya khas Solo.
Baca juga : Lebaran di Jogja, Sempatkan Wisata ke 7 Tempat Ciamik Ini
Berwisata sejarah mungkin sudah biasa namun teman Traveler bisa berwisata d isini sambil menelusuri sisi lain dari Keraton Kasunanan Surakarta. Tempat bersejarah terkadang menyimpan banyak
misteri. Teman Traveler juga bisa menemukan sisi misteri yang ada di keraton, simak ulasan berikut.
Terdapat Pasir Putih Dari Pantai Selatan
Teman Traveler akan menjumpai hamparan pasir putih yang lembut ketika memasuki halaman keraton. Uniknya, ketika menginjakkan kaki di sini pengunjung dilarang memakai alas kaki dan mengambil pasir putih tersebut. Hal tersebut untuk menjaga kebersihan dan merawat kawasan
keraton. Konon katanya, pasir putih tersebut berasal dari Pantai Parangkusumo. Di halaman ini juga ditumbuhi pepohonan sawo kecik yang rindang, Teman Traveler juga bisa menyaksikan para abdi dalem memainkan alat musik tradisional gamelan sambil menembangkan sebuah lagu Jawa di pelataran Pendhapa dalam Keraton Surakarta.
Ruangan Museum Terasa Nuansa Mistisnya
Ada sebuah bangunan bernama Sasana Sumewa yang dulu pernah digunakan tempat berkomunikasi antara raja dan bawahannya. Namun, bangunan ini tidak dibuka untuk umum karena sangat disakralkan oleh keraton dan juga para abdi dalem. Di beberapa ruangan khusus masih terdapat beberapa sajen. Tapi Teman Traveler enggak perlu takut atau
berpikiran buruk, cukup hormati saja karena itu sudah menjadi adat di Keraton Kasunanan Surakarta.
Banyak Menyimpan Benda Bersejarah
Sebagai obyek wisata sejarah, Keraton Kasunanan Surakarta ini menyimpan benda koleksi peninggalan sejarah Mataram. Mulai dari koleksi pernak-pernik keseharian keraton hingga benda yang pernah digunakan oleh keraton beserta keluarganya. Benda-benda tersebut seperti arca, replika kesenian, kereta kencana Kyai Grudo dan Kyai Morosebo, pusaka, topi kebesaran raja, kursi hadiah Belanda dan peralatan dapur.
Semua benda peninggalan masih terjaga dan terawat dengan baik. Di area
keraton juga terdapat sebuah meriam besar bernama Kyai Rancawara yang terbuat dari bahan perunggu. Namun, pengunjung museum tidak diperkenankan untuk memegang ataupun menyentuh benda tersebut, tapi Teman Traveler masih bisa berfoto didepannya.
Masih Kuat Memepertahankan Tradisi
Keraton Surakarta masih kental dengan adat dan tradisi yang dijalankan. Ini terbukti dengan beberapa tradisi khas yang masih diterapkan dan dijalankan para penghuni keraton (keluarga dan para abdi dalem) hingga sekarang. Tradisi yang masih dijalankan seperti Sekaten yang dilakukan setiap Maulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, Grebeg Sudiro untuk memperingati Imlek, Kirab 1 Suro, Gunungan Sekaten, Tabuhan Gamelan dan Jamasan Meriam Pusaka. Namun, apapun itu bagi masyarakat Solo hal tersebut merupakan bagian dari tradisi budaya yang masih dilakukan hingga sekarang.
Melihat Kebo Bule Keturunan Kyai Slamet
Teman Treveler bisa melihat langsung kebo bule keturunan Kyai Slamet yang terkenal di Solo. Kebo-kebo bule ini berada di Alun-alun kidul Keraton Surakarta. Nah, ada sejarah panjang kenapa kebo bule ini sangat istimewa bagi pihak keraton. Kebo Bule ini satu-satunya Kebo Bule Keraton dan hanya ada di Keraton Solo. Karena Kebo kesayangan Raja dan Ratu Keraton Surakarta, ada perawatan khusus untuk Kebo ini dan hanya para abdi dalem yang mempunyai hak untuk merawatnya. Kebo ini akan menjadi primadona pada bulan tertentu. Next