Pandemi Covid-19 membuat sektor wisata terpukul hebat. Banyak destinasi wisata yang mengalami kerugian karena tidak dapat beroperasi seperti biasanya. Dua tahun berlalu, wisata di Indonesia khususnya sudah mulai bangkit. Kini kebiasaan new normal juga makin diterapkan oleh mereka yang ingin liburan.
Baca juga : Kuliner Ikan Khas Indonesia Timur, Ada yang Nggak Kalah Nikmat dari Sashimi
Sayangnya beberapa hari yang lalu ada sebuah ‘lagu lama’ yang terulang kembali. Ini adalah soal getok harga yang kerap terjadi ketika wisata sedang ramai. Kali ini, insiden ini terjadi di kota destinasi wisata favorit banyak wisatawan, Jogjakarta.
Dalam sebuah grup di Facebook, seorang pengguna bernama Kasri Stonedakon menceritakan pengalamannya harus membayar Rp 350.000 untuk parkir di sebuah area saat berlibur ke Jogja. Ia menanyakan apakah wajar kalau parkir di sekitar Malioboro ditarik biaya dengan jumlah tersebut?
Curahan hatinya ini kemudian menjadi viral di berbagai platform media sosial. Salah satunya di Twitter yang diunggah oleh @merapi_uncover. Dalam cuitan yang berisi kutipan curhatan itu dijelaskan kalau si penanya memarkir selama dua setengah jam saja. Ia juga menyebutkan kalau dengan biaya sebesar itu, tidak ada fasilitas seperti pencucian kendaraan atau lainnya.
Karena viral, kemudian muncul berbagai tanggapan dari netizen. Ada yang kemudian menjelaskan kalau angka tersebut adalah nominal yang sudah di-markup oleh kru bis. Dijelaskan juga jika parkir swasta, yang kemungkinan ditempati oleh bis tersebut memang memberlakukan aturan harga tertentu dengan fasilitas makanan untuk supir dan kernet.
Ramainya pemberitaan ini membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ikut berkomentar. Dalam akun Instagramnya, beliau membagikan ulang tangkapan layar dari cuitan yang viral itu. Beliau juga mengatakan, “TINDAK TEGAS dan jangan sampai terulang kembali kejadian seperti ini! Kami di @kemenparekraf.ri sedang berjuang keras, all out untuk bangkitkan ekonomi dan lapangan kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, jangan sampai dirusak oleh oknum yang secara sengaja hanya ingin mendapat keuntungan pribadi, dan justru mencoreng pariwisata di Yogyakarta.” dalam postingannya di Instagram.
Si pembuat postingan di Facebook Group Info Cegatan Jogja kemudian juga akhirnya muncul membuat klarifikasi. Ia menghapus postingan yang ramai bagai bola api di grup tersebut dan hanya ingin tulisannya menjadi pelajaran bagi lainnya.
Cerita tentang getok harga ini memang bukan hal yang baru. Sering kali di tempat wisata yang populer dan ramai dengan wisatawan, beberapa oknum menggunakannya sebagai kesempatan untuk menaikkan harga secara tidak wajar. Next