Virus Corona terus menyebar dan menunjukkan peningkatan yang signifikan dibeberapa daerah nusantara. Kasus demi kasus mulai tercatat dan meningkat hingga 105 persen, sementara harian COVID-19 per tanggal 22 Juni kemarin nyaris melewati angka 2.000 kasus. Sementara ini kasus aktif menyentuh 11.391, dengan tambahan 1.296 pasien.
Baca juga : Deretan Hotel Jogja dengan Pesta Tahun Baru, Siapkan dari Sekarang!
Namun, menurut ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, kenaikan kasus COVID-19 di gelombang Omicron BA.4 dan BA.5 terjadi lebih lambat. Penyebaran ini bakal menyerang lebih dulu dikalangan populasi yang memiliki imunitas. Kemunculan gejala Covid-19 ini bakal terbilang ringan. Namun kenaikan angka positif akan berlangsung setidaknya satu hingga dua bulan kedepan.
Untuk versi delta bakal beresiko tinggi pada kalangan lansia, komorbid, ataupun sebaran vaksinasi yang masih minim. Menurut Dicky, warga Indonesia setidaknya akan menghadapi masa rawan penyebaran hingga bulan Agustus, hal demikian juga tergantung dari bagaimana kita sebagai warga dan pemerintah untuk memitigasinya.
Dalam survey lapangan, warga yang terinfeksi COVID-19 mungkin sudah menyebar berkali-kali lipat hanya saja kasus-kasus tersebut tidak terdeteksi lantaran mayoritas tidak bergejala, sehingga tidak mengalami dampak yang begitu signifikan. Dalam penjelasannya, Pemerintah seharusnya kembali melakukan pengetatan mulai dari 3T, testing, tracing dan treatment. Meski tak perlu masif, diharapkan deteksi mewakili gambaran penyebaran di sejumlah wilayah, serta memastikan orang-orang yang terpapar menjalani karantina hingga penularan bisa terus ditekan.
Himbauan demi himbauan tetap dikerahkan diberbagai pihak salah satunya penguatan protokol kesehatan COVID-19. Hal ini berdasar pada infeksi Covid-19 jenis Omicron BA.4 dan BA.5 diyakini menjadi varian paling menular di antara seluruh varian COVID-19 terdahulu. Terlebih, data awal menunjukkan kemampuan kedua varian tersebut lolos dari antibodi pasca vaksinasi.
Pada intinya, semakin kita disiplin, bisa jadi laju penularannya menurun. Belajar dari Afrika Selatan yang kasusnya terjadi peningkatan hanya 30 persen dari yang Omicron BA. Maka prediksi kenaikan bakal kita patahkan dengan selalu menerapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas). Next