Yang sering berpergian dengan kereta atau pesawat, pasti sering menemukan berbagai fenomena seperti tingkah konyol pengguna bandara hingga para penjual jasa angkat barang. Adalah porter, sebutan bagi mereka yang bekerja mengangkatkan barang bawaanmu hingga ke dalam kereta atau sampai di pintu masuk check in pesawat demi beberapa ribu saja. Lihat lebih dekat beratnya pekerjaan porter yang satu ini,yuk!
Baca juga : Kampung Vietnam, Bekas Pengungsian di Batam yang Menjadi Tempat Wisata
Harus Punya Fisik Kuat
Porter bertugas mengangkatkan barang-barang milik penumpang. Dengan pekerjaan seperti ini, porter jelas mengandalkan tenaga. Mereka harus punya fisik yang kuat. Setiap harinya, punggung mereka akan dibebani berkilo-kilo barang, juga tas tentengan yang tidak kalah beratnya. Kalau pekerja seperti ini loyo, wah bisa drop dalam sehari kerja. Porter di stasiun dikenal lebih agresif daripada yang ada di bandara.
Punya Hubungan Dekat dengan Petugas Bandara/ Stasiun
Punya fisik yang kuat saja ternyata tidak cukup. Porter harus kenal dekat dengan para petugas stasiun atau bandara tempatnya bekerja. Hal ini agar bisa memudahkan para porter saat memberikan servis memuaskan untuk para penumpang yang menggunakan jasanya. Bahkan di bandara, para porter bisa membawa kliennya check in tanpa antrian. Hebatnya, sebagian dari mereka juga bisa mendahulukan barang-barang penumpang dari bagasi.
Tips yang Murah
Meski harus membawa banyak barang berat, tips yang diterima porter ini tak tentu. Dari kisaran Rp. 5000 hingga Rp. 50.000, hal ini tergantung dari belas kasihan para penumpang yang menggunakan jasa mereka. Ini lah yang membuat pendapatan mereka tak tentu setiap harinya. Meski sudah giat, belum tentu pendapatan mereka hari itu bisa sampai di angka yang lumayan. Selain yang mengangkat barang, ada juga porter yang dibayar sebagai freelancer untuk mengatur barang yang masuk hingga dalam kabin pesawat.
Tidak Semua Portel itu Nakal
Reputasi porter belakangan menjadi negatif karena ulah oknum yang nakal. Beberapa waktu lalu, porter salah satu airline tertangkap mencuri barang milik penumpang saat akan dimasukkan dalam pesawat. Hal ini jelas memperburuk citra para porter lainnya yang baik-baik saja dan bekerja dengan jujur. Banyak penumpang yang akhirnya malas memakai jasa mereka karena ketakutan barang-barangnya akan rusak atau hilang. Sayang sekali, karena tak semua porter nakal. Masih banyak penjual jasa ini yang bekerja dengan jujur demi keluarganya.
Setoran yang Mencekik
Banyak penumpang yang mengaku tak nyaman dengan sikap agresif para porter dalam mencari konsumen. Dulu, porter sudah sibuk menyerbu kereta yang bahkan belum berhenti dengan sempurna. Kini, para porter sudah lebih beretika dan menunggu di tempat penumpang turun. Hal ini sebenarnya didorong oleh tingginya setoran perhari yang harus diberikan pada perusahaan yang membawahi mereka. Contohnya saja perusahaan-perusahaan yang membawahi porter di bandara, meminta setoran 200.000 hingga 225.000 setiap 8 jam perharinya. Jika target tak tercapai, porter-porter ini pun akan mendapat denda.
Wah, sekarang jadi tahu beratnya menjadi seorang porter di bandara atau stasiun kereta, ya. Rasanya tidak ada salahnya berbagi sedikit rejeki dengan mereka meski sebenarnya barang-barangmu masih sanggup dibawa sendiri. Bagaimana, setuju kan? Next