Wisata kawasan Semarang dan Salatiga ini terkenal dengan destinasi Ambarawa. Mulai dari wisata pegunungan, danau, hingga wisata sejarah terpadu menjadi satu di lereng gunung ungaran, semarang, Jawa Tengah. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi adalah Museum Kereta Api Ambarawa sebagai pusat koleksi perkeretaapian sejak jaman Hindia Belanda hingga sebelum kemerdekaan sebagai sarana dan perlengkapan administrasi.
Baca juga : Ladang Anggrek, Penyegaran di Tengah Kumpulan Candi Mojokerto
Berbagai koleksi unik kereta api tempo dulu seperti lokomotif up yang berjumlah 26 unit, lokomotif diesel berjumlah 4 unit, dan 11 unit gerbong unik. Dan ada puluhan lokomotif kuno uap buatan tahun 1800 yang sudah tidak difungsikan. Namun ada beberapa yang masih aktif seperti lokomotif B 2502 yang biasa digunakan sebagai kereta wisata untuk rute perjalanan dari Stasiun Ambarawa ke Stasiun Bedono.
Nah, wisata kereta api uap jaman penjajahan ini bisa kamu nikmati dengan relasi Ambarawa ke Tuntang PP. Pemakaian lokomotif uap maupun diesel dengan desain super vintage.
Sejarah Stasiun Ambarawa
Stasiun Ambarawa ini dulunya bernama Stasiun Willem I dan diresmikan pada tahun 1873. Nama ini dipadukan dengan benteng dan barak militer Hindia Belanda yang lokasinya tidak jauh dari stasiun. Kini masyarakat sekitar sering menyebutnya dengan Benteng Pendem. Kawasan ini dulunya adalah tempat strategis pertahanan militer setelah terjadinya perpecahan Perang Diponegoro ditahun 1825 hingga 1830.
Selain itu kota Ambarawa sebagai pusat kota militer dan sebagai benteng pertahanan daerah magelang untuk mengakomodir daerah-daerah pedalaman. Hingga dibangunnya jalur kereta api untuk mobilitas militer Hindia Belanda kala itu. Saking pentingnya mobilitas Hindia Belanda di Jawa Tengah, dibangunnya jalur kereta api diberbagai kabupaten. Hanya kabupaten Salatiga yang tidak dilalui jalur kereta api akrena alasan struktur tanah. Di Ambarawa sendiri menjadi arah perlintasan kereta api dari Semarang menuju Yogyakarta dan Surakarta.
Perkembangan Stasiun Ambarawa
Berbagai perkembangan yang terus dilakukan oleh pihak Hindia Belanda kala itu guna memperkuat pertahanan militer dibangunkanlah jalur lanjutan kereta api menuju Secang Magelang. Jalur ini memiliki keunikan tersendiri karena sebagai kereta khusus menggunakan rel bergerigi. Pemakaian rel bergerigi berimbas karena struktur goegrafisnya yang berada dipegunungan sehingga tersedia jalur menanjak.
Jalur ini juga dipergunakan sebagai sarana ekspor dan transportasi militer disekitar Jawa Tengah. Jalur yang didirikan tahun 1905 ini ternyata mulai dinonaktifkan pada tahun 1976 dan mulai dijadikan museum Kereta Api oleh Gubernur Jawa Tengah yang saat itu dipimpin oleh Soepardjo Roestam. Selain sebagai museum, stasiun ini juga sebagai tempat penyelamatan lokomotif uap yang masih tersisa hasil produksi Hindia Belanda.
Menikmati kereta Api Wisata
Hingga kini, stasiun Ambawara dikenal sebagai tempat wisata dengan konsep heritage dimana para wisatawan dapat menggunakan kereta api wisata berkeliling area Danau Rawa Pening yang indah dan sajian alam serta pegunungan sungguh memukau. Harga tiket masuk museum Kereta Api Ambarawa ini sebesar Rp. 10.000 per orang. bila kamu ingin menikmati perjalanan menggunakan kereta wisata maka dapat membeli tiket lagi sebesar Rp. 100.000 untuk relasi Ambarawa – Tuntang Pulang Pergi.
Untuk kamu yang sudah penasaran dengan keindahan dan eksotisan Museum Kereta Api Ambarawa ini cukup datang kelokasi yang beralamat di Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Untuk jam operasional wisata buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Next