Toko Roti Cengli adalah salah satu kuliner yang berdiri di awal pandemi. Di saat semuanya sedang terpukul oleh keadaan, si bayi kuliner ini justru lahir dan tumbuh dengan penuh tantangan. Tapi siapa sangka, sampai sekarang pembelinya tidak berhenti berdatangan.
Baca juga : Lontong Medan di Jakarta, Citarasa Gurih Nagih dari Tanah Deli
Di masa awal PSBB bulan Maret 2020, saat Covid-19 sedang ganas-ganasnya, banyak sekali usaha kuliner yang menjadi sepi. Sebab ada pembatasan yang membuat orang tidak bisa dine in, nongkrong, bahkan membeli pun harus jaga jarak. Sangat beruntung, tempat ini memulai buka kedai dengan menjual produk cepat yang sangat sesuai suasana kala itu. Yakni kopi botolan dan juga roti gandum sebagai pasangan menu yang serasi.
Roti dan kopi inilah yang menjadi ciri khas dari Toko Roti Cengli. Meski demikian, mereka juga punya menu non-coffee dan juga makanan berat yang terkesan sederhana, ternyata memanjakan selera. Mari kita nikmati secuplik review singkat kuliner yang bakal jadi ikonik hingga beberapa tahun ke depan ini.
Toko Roti Cengli punya kopi yang seperti candu
Mengapa dengan judul ‘Toko Roti’ malah mendahulukan bahas kopi? Sebab ini merupakan salah satu hero menu yang sempat populer di saat awal mula Cengli berdiri. Saat itu, kopi literan sangat tinggi peminat sebab orang tidak bisa ngopi sambil nongkrong di luar. Nah, toko roti yang punya warna khas merah ini, menghadirkan kopi literan dengan botol yang unik pula.
Kalau menilik dari daftar menunya, kopi mereka memiliki varian yang sederhana. Misalnya menu yang khas dari mereka, Kopi Cengli, Kopi Cengli Cokelat, Kopi Cengli Pisang, atau ada juga ukuran rumahan. Harganya dari Rp18 ribu hingga Rp100 ribu untuk kemasan literan.
Selain itu, masih ada Espresso, Capucinno, kopi tubruk dan menu non-kopi lainnya. Sedangkan baru-baru ini, Cengli menghadirkan menu minuman baru yaitu Yuang Yan. Memadukan harumnya teh dan kopi dalam blendingan susu. Hmmm… kebayang nggak tuh nikmatnya?
Harga minuman yang paling mahal hanya kopi rumahan. Sedangkan untuk minuman lainnya, bisa kita dapatkan dengan kisaran harga Rp8-20 ribu saja.
Wajib coba semua varian roti gandum aneka rasa yang seperti ‘surga’
“Yaelah, roti doang gimana bisa seperti surga?” Cobain dulu, the king menu here is the bread. Banyak roti yang lebih mahal di luar sana, tetapi saat kamu mampir ke Toko Roti Cengli dan melihat roti tebal berwarna pucat dengan topping es krim dan matcha atau nougat, cobalah pesan satu dan harimu akan terasa lebih baik. Roti ini memiliki tekstur cukup lembut dan rasa yang khas seperti roti gandum, tetapi tidak ada rasa penguk, atau aroma ragi seperti roti pada umumnya.
Tanpa tambahan apa pun, rotinya sudah memiliki rasa dasar yang enak seperti bikinan rumahan di zaman papa mama atau kakek nenek kita. Sehingga mau pesan yang roti dingin, roti manis, atau gurih, rasanya tetap bikin kamu minimal manggut-manggut saat memakannya. Bahkan, kadang-kadang sedikit feeling ‘nostalgic’.
Menu ini harganya berada di kisaran Rp20-35 ribu. Untuk menu roti dingin, kemungkinan hanya bisa kita pesan di tempat. Sebab ada topping es krim di atasnya. Sedangkan menu lainnya, tersedia juga untuk pemesanan melalui aplikasi online.
Heavy meal yang bisa jadi obat lapar
Ini adalah the king’s wrecker alias menu yang juga bisa bersaing ketat bikin hatimu galau saat mau memilih roti atau nasi Cengli. Di sini tersedia aneka nasi yang mungkin saat kita lihat seperti biasa saja. Nasi yang hanya ditata merata di salah satu sisi piring, dengan lauk dan sedikit garnis. Mirip banget seperti kita menata makan sendiri saat makan di rumah atau prasmanan di warteg.
Tapi, menu berat nasi Cengli ini punya ciri khas, yakni lauknya membaur dengan bumbu aromatik. Seperti jahe, kemangi, dan rempah lain bakal terasa saat kita kunyah. Nasinya juga pas dan pulen. Beberapa menu yang recommended adalah Nasi Ayam Kemangi, Nasi Ayam Kungpao, dan Nasi Cakalang Fufu.
Buat kalian yang nggak terlalu suka rasa yang tajam atau aroma rempah tertentu, sebaiknya tanyakan dulu ya ke petugasnya tentang detailnya. Misal kurang suka pedas atau kurang suka jahe. Untuk harganya, kita cukup menebus dengan Rp 20-25 ribu saja. Porsinya cukup mengenyangkan, seimbang antara jumlah protein serta karbohidrat dan rasanya memuaskan.
Suasana yang seperti di era Bruce Lee
Toko Roti Cengli bukan tempat yang sangat estetik, tetapi punya suasana otentik. Kalau pernah ke Depot Hok Lay di Malang, nah, hampir seperti itu, minus kesan oldiesnya. Tempatnya sederhana, tapi ada nafas oriental yang kuat.
Toko Roti Cengli ini didominasi warna merah, dengan berbagai ornamen yang mengingatkan kita akan film Hong Kong atau era Bruce Lee. Tempelan poster dan koran ala Tiongkok membuat vibes-nya khas banget.
Tempatnya tidak terlalu besar, sehingga dengan isian 20 orang saja sudah terlihat penuh. Selain itu karena berada di pemukiman, jadi tidak ada tempat parkir khusus. Meski demikian, ada tukang parkir yang sigap membantu mencarikan lokasi parkir bila kita membutuhkannya.
Di tengah suasana sulit, mampu mengukuhkan diri sebagai salah satu toko roti paling dicari dan bertahan hingga kini. Menurut penulis, Toko Roti Cengli sudah berhasil ‘lolos’ dari chapter-chapter sulit dan bakal bisa bertahan lama menjadi salah satu kuliner ikoniknya Malang.
Bila kalian ingin mencoba saat ke Malang, datang ke Jl. Kaliurang No.51, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, atau di Jl. Kepundung. Next