Kecelakaan pesawat sudah kerap terjadi, banyak di antaranya melayangkan puluhan hingga ratusan nyawa sekaligus. Meski jarang, tapi bukan berarti tidak ada sama sekali korban kecelakaan pesawat yang selamat. Seperti empat anak-anak yang menjadi korban dari jatuhnya pesawat di Hutan Amazon.
Baca juga : ‘Time Travel’ ke Abad 16 di Kota Tua Budva Montenegro
Empat bersaudara ini masih begitu belia, yang paling tua berusia 13 tahun, anak kedua 9 tahun, ketiga dan keempat masih 4 tahun dan 11 bulan. Keempatnya bersama sang ibu, terbang dari Araracuara, Provinsi Amazonas, mengendarai pesawat Cessna 206 pada 1 Mei lalu. Mereka terbang ke San Jose del Guaviare untuk menghindari pemberontak. Pesawat dikendalikan oleh seorang pilot dan co-pilot.
Sayangnya, saat melewati Hutan Amazon, pesawat jatuh dan tiga penumpang dewasa meninggal dunia. Ajaibnya, keempat anak kecil ini selamat dan bisa bertahan hidup setelah hilang selama 4 hari. Para tim penyelamat telah menemukan jenazah korban meninggal. Empat bersaudara ini pun ditemukan dengan selamat, meski dalam keadaan dehidrasi.
Selamatnya empat anak ini disebut keajaiban. Bagaimana tidak? Mereka selamat setelah jatuh dari pesawat di hutan yang begitu gelap dan lebat, mengalami masa hujan lebat, harus menghindari binatang buas, kelompok bersenjata, hingga bertahan hidup tanpa orang dewasa.
Meski telah lebih dari satu bulan hilang, tim penyelamat tidak berhenti mencari. Berbekal berbagai petunjuk seperti jejak kaki dan buah-buahan liar yang telah digigit, mereka mencari keberadaan anak-anak itu. Akhirnya, keempat anak itu ditemukan jauh dari keberadaan puing pesawat.
Banyak pertanyaan muncul ketika ditemukannya keempat anak yang bisa selamat dan bertahan hidup di hutan ini. Ternyata, mereka berasal dari Suku Huitoto, yang telah mengajarkan anak-anak bertahan hidup di hutan sejak dini. Sehingga, si sulung dan anak kedua sudah mengenal hutan, belajar berburu, hingga mengumpulkan makanan. Mereka juga sudah tahu buah mana yang berbahaya dan tidak boleh dimakan.
Cara bertahan dari keempat anak ini adalah memanfaatkan tepung yang mereka temukan di puing pesawat. Mereka juga membangun tenda kecil di dekat sumber air. Botol minum selalu dibawa untuk diisi air. Biji-bijian menjadi makanan mereka selama di hutan. Adik bayi pun mereka rawat. Next