Suku Dani, salah satu suku asli Papua memiliki tradisi yang terbilang sangat ekstrim yaitu tradisi potong jari yang disebut dengan “ikapilin.” Tradisi ini mereka lakukan sebagai bentuk rasa berkabung atas meninggalnya keluarga mereka baik ayah, ibu, suami, istri, anak atau anggota keluarga lainnya. Seram!
Baca juga : Hotel di Bali dengan Bar Pinggir Tebing, Bebas Memandang Luasnya Samudra Hindia!
Ditinggal mati anggota keluarga selalu memberikan dampak kesedihan yang mendalam bagi siapa saja. Namun suku Dani yang menempati daerah pegunungan tengah Papua memiliki cara tersendiri dalam menumpahkan kesedihan mereka. Mereka bukan hanya sekedar menangis saja namun juga melakukan tradisi potong jari. Tradisi ini wajib dilakukan saat terdapat anggota keluarga terdekat yang meninggal.
Bagi orang awam yang telah mengenyam kehidupan modern tentu berfikir bahwa ini adalah salah satu tradisi yang sangat ekstrim dan merugikan. Namun bagi suku Dani, ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Mereka menganggap bahwa memotong jari tangan adalah simbol dari rasa sakit dan pedih yang mereka rasakan karena kehilangan orang yang dikasihinya.
Bagi masyarakat pegunungan, kebersamaan adalah hal yang sangat penting. Mereka beranggapan bahwa luka hati karena ditinggal mati baru akan sembuh bersamaan dengan sembuhnya luka di jari tangan yang terpotong. Namun ternyata umumnya tradisi ini hanya ditanggung oleh kaum ibu. Meski demikian jika yang meninggal adalah seorang istri yang tidak memiliki orang tua maka sang suami yang menanggung tanggung jawab potong jari.
Dalam prosesnya potong jari ini dilakukan dengan menggunakan benda tajam baik pisau, parang atau pun kapak. Mereka akan mengikat jari yang akan dipotong dengan tali hingga aliran darah terhenti, nah pada saat aliran darah sudah terhenti barulah dilakukan pemotongan. Serem ya! Next