Sebelumnya kabupaten Sidoarjo dikenal luas sebagai salah satu pusat industri di Indonesia, tapi image daerah ini berubah seketika setelah kecelakaan pengeboran tambang minyak terjadi di tahun 2006 di kecamatan Porong yang mengakibatkan semburan lumpur panas yang tak kunjung berhenti. Sejak saat itu lumpur panas menjadi salah satu hal yang paling banyak dikaitkan ketika menyinggung nama kabupaten yang berbatasan dengan Surabaya ini.
Baca juga : Air Terjun Muri Sobe, Pesona Maumere yang Bikin Ogah Pulang
Tapi Sidoarjo itu luas, wilayahnya bukan hanya Porong dan isinya juga tidak melulu lumpur. Kalau traveler mau berkeliling maka akan menjumpai wajah-wajah lain dari wilayah Sidoarjo yang cantik. Tidak percaya? Berikut Travelingyuk ajak kamu menjelajahi satu persatu tempat-tempat menarik di kota industri ini.
1. Sidoarjo Punya Pulau Baru Dari Lumpur Lapindo di Pantai Tlocor
Traveler yang datang ke Sidoarjo bisa mengawali perjalanan dengan mengunjungi lokasi semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong. Kamu bisa turut berempati atas musibah yang menimpa warga di sana dengan melihat langsung bagaimana lumpur panas ini menenggelamkan perkampungan warga. Dampak dari semburan lumpur ini tidak hanya ada disana saja, kamu bisa mengikuti aliran sungai Porong yang selama ini dijadikan tempat untuk mengalirkan lumpur untuk dibuang ke laut.
Aliran lumpur ini kemudian bermuara di Pantai Tlocor yang ada di Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon. Lumpur-lumpur yang mengalir selama 8 tahun ini kemudian membentuk sedimentasi dan menghasilkan pulau baru yang disebut dengan Pulau Sarinah. Selama ini pulau hasil sedimentasi lumpur Lapindo seluas 90 hektar ini menjadi obyek penelitian beberapa universitas. Kini di pulau baru tersebut telah ditanami pohon bakau dan tanaman lainnya. Pemerintah setempat juga berencana akan mengembangkannya sebagai salah satu destinasi wisata. Traveler bisa berkunjung ke sana dengan menyewa perahu nelayan setempat.
2. Blusukan di Desa Sawohan Untuk Menyambangi Pantai Kepetingan
Daerahnya yang berbatasan dengan selat Madura di sisi timur membuat Sidoarjo punya beberapa spot pantai. Pun demikian pantai bukan menjadi wisata andalan di sana, hal ini terlihat dari infrastruktur yang ada di beberapa pantai di kabupaten ini yang belum tergarap dengan maksimal. Salah satu pantai yang dimiliki Sidoarjo adalah Pantai Kepetingan atau kadang warga menyingkatnya dengan Ketingan.
Pantai Ketingan berada di Desa Sawohan, Kecamatan Buduran. Akses menuju ke pantai via perjalanan darat cukup sulit dengan kondisi trek yang buruk. Kebanyakan mereka yang pergi ke pantai memilih untuk naik perahu dari sungai dan melewati Desa Bluru Kidul di kecamatan Sidoarjo, Desa Balongdowo di Kecamatan Candi, Desa Karanggayam di kecamatan Sidoarjo, Desa Gisik Cemandi dan Desa Kalanganyar di kecamatan Sedati. Pantai ini akan menjadi sangat ramai saat diadakan upacara Nyadran atau ritual sedekah laut sebagai bentuk rasa syukur atas melimpahnya hasil tangkapan ikan di laut.
3. Wisata Edukasi di Museum Mpu Tantular
Museum Mpu Tantular merupakan sebuah museum yang terletak di jalan raya Buduran, Kec. Buduran. Museum telah diresmikan sejak tanggal 14 Mei 2004 dan berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan dan melestarikan benda cagar budaya sekaligus sebagai tujuan destinasi wisata edukasi.
Koleksi yang ada di dalam museum seluas lebih dari 3 hektar ini bermacam-macam jenisnya. Umumnya benda-benda yang ada di sana berupa koleksi emas, etnografi, geologi biologi hingga seni rupa. Ada pula benda-benda antik seperti sepeda tinggi yang dibuat tahun 1870, sepeda kayu dari tahun 1766 serta banyak lagi koleksi yang bisa dilihat. Jam operasional museum ini berlangsung mulai hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 8 pagi.
4. Candi Pari Bukti Sejarah Bahwa Kerajaan Majapahit Pernah Ada di Sini
Berada di Kecamatan Porong yang artinya tidak jauh dari lumpur panas Lapindo ada beberapa penemuan bersejarah berupa candi dan salah satunya adalah Candi Pari yang berada di desa Candi Pari. Candi ini memiliki bentuk yang unik dan berbeda dengan kebanyakan candi Majapahit yang pernah di temukan di daerah lain.
Perbedaan dan keunikan tersebut terletak pada bentuk candinya yang memiliki pola Candi Khamer di Kamboja dan Champa di Thailand. Bentuk yang nyeleneh ini pula kemudian menjadi daya tarik sendiri bagi traveler untuk berkunjung ke sana. Menurut cerita rakyat yang berkembang di desa tersebut, pembangunan Candi Pari ini punya fungsi sebagai simbol kesuburan yang mana pada zaman dahulu desa ini menjadi lumbung padi dari Kerajaan Majapahit.
5. Melihat Sisa-Sisa Candi Dermo
Candi Dermo dibangun pada zaman kerajaan Majapahit dibawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Candi bercorak Hindu ini memiliki struktur khas zaman itu yaitu menggunakan batu bata merah. Dilihat dari bentuknya, candi Dermao berfungsi sebagai gapura atau pintu gerbang menuju candi lain yang dianggap suci. Benar saja karena di sisi timur candi ini pernah ada candi lain yang berukuran lebih besar, namun karena telah berumur tua dan dimakan waktu candi tersebut telah rusak dan hilang.
Kondisi candi Dermo cukup memprihatinkan karena tidak ada upaya renovasi yang dilakukan untuk menjaga kelestariannya. Beberapa bagian candi telah rapuh dan hancur yang membuat candi ini kehilangan bentuk aslinya. Traveler yang ingin melihat kondisi candi bisa datang ke Dusun candi Santren, Desa Candi Negoro, Kecamatan Wonoayu. Masuk ke kawasan candi tidak dipungut biaya, traveler hanya diminta untuk mengisi buku tamu saja.
6. Ada Candi Unik yang Tengahnya Terdapat Sumur
Banyak peninggalan candi zaman Majapahit ditemukan di wilayah Sidoarjo. Tidak jauh dari candi Pari terdapat Candi Sumur. Nama Sumur diberikan lantaran bagian tengah candi terdapat sebuah sumur tua yang kini sudah mengering. Sayang keadaan candi ini juga sudah rusak parah dan hanya menyisakan separuh dinding candi saja yang masih berdiri.
Menurut catatan sejarah, candi Pari dan candi Sumur dibangun bersamaan. Entah ada mitos apa dibalik pembangunan candi sumur ini tapi ketika traveler melongok ke dalam sumurnya terdapat banyak uang logam dari pengunjung yang sengaja dilemparkan ke dalamnya. Beberapa peneliti menduga jika zaman dahulu candi Sumur ini digunakan untuk mengambil air sebagai keperluan upacara.
7. Rekreasi Seru di Kolam Pemancingan Delta Fishing
Setelah puas berkeliling ke situs-situs peninggalan kerajaan Majapahit kamu bisa menutup perjalananmu di Sidoarjo dengan kegiatan yang menyenangkan yakni memancing. Lokasi yang menjadi pilihan adalah Wisata Delta Fishing yang berada di desa Prasung, kecamatan Buduran.
Dengan membayar Rp 2 ribu di hari biasa dan Rp. 4 ribu pada akhir pekan kamu sudah bisa menikmati sensasi strike memancing ikan di kolam. Atau bagi yang tidak suka memancing bisa mencoba berbagai wahana seperti flying fox, sepeda air maupun berenang di kolam renang. Pokoknya semua kegiatan yang ada di sana dirancang untuk membuat pengunjung merasa terhibur.
Ternyata Sidoarjo punya banyak tempat seru untuk dikunjungi kan? Kamu punya referensi lain? Yuk share dengan mengisi kolom komentar. Next