Sejumlah kawasan di Bantul belakangan tengah getol mengembangkan potensi wisata masing-masing, baik dengan memanfaatkan keindahan panorama alam atau kekayaan budaya yang dimiliki. Namun demikian, konsep berbeda diusung oleh kawasan Sewu Watu Songgo Langit yang menghadirkan Rumah Hobbit.
Baca juga : Botok Tawon Bu Misnah Banyuwangi, Ekstrem tapi Bikin Nagih
Terletak di daerah Dlingo, Bantul, wilayah ini menyajikan pemandangan alam yang masih begitu asri. Pohon pinus maupun cemara tumbuh begitu rimbun, menambah segar suasana di sekitarnya.
Pengunjung sudah lumayan ramai ketika Travelingyuk datang ke lokasi ini pada sekitar pukul setengah 11 siang. Loket masuk, warung makanan, toilet, serta bangunan lain yang ada di sini semuanya dibangun dengan konsep kayu hingga terkesan menyatu dengan alam sekitar.
Tanpa buang waktu, kami pun langsung menuju ke kawasan Rumah Hobbit, salah satu spot Instagenic yang belakangan membuat pamor Sewu Batu Songgo Langit tersohor di kalangan anak muda.
Rumah Hobbit Pelengkap Konsep Negeri Dongeng
Begitu sampai, tampak beberapa anak muda sedang asyik berfoto di rumah mini yang terinspirasi dari novel karangan J.R.R. Tolkien tersebut. Jika dilihat-lihat bentuknya memang tidak sama persis dengan yang ada di film, namun hal tersebut terbukti tak mengurangi antusiasme pengunjung. Di bagian depan rumah hobbit ini juga terdapat patung miniatur kurcaci, namun sepertinya proses pewarnaannya masih belum rampung.
Kami pun penasaran mengapa bisa sampai ada rumah hobbit nyasar di kawasan ini. Usut punya usut, spot ini ternyata hadir hanya untuk melengkapi konsep yang ada sebelumnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Aris Purwanto, ketua operator kawasan Sewu Watu Songgo Langit. Nama Sewu Watu alias seribu batu diberikan karena di lokasi ini terdapat banyak batu-batu besar dengan bentuk unik, yang konon terlontar dari ledakan gunung berapi.
Ia mengisahkan bahwa mulanya pihaknya berniat mengembangkan kawasan wisata hutan pinus di 2016, dengan menyediakan beragam spot selfie menarik. Namun karena dirasa kurang peminat, konsep tersebut lantas dikembangkan menjadi negeri dongeng dengan menambahkan rumah hobbit.
“Berawal dari kebisaan kami sebagai tukang, akhirnya kami bernisiatif membuat rumah hobbit untuk melengkapi negeri dongengnya,” jelas Aris.
Konsep negeri dongeng sendiri tak hanya diwujudkan dalam bentuk spot foto-foto, melainkan kegiatan nyata. Aris menyatakan pihaknya sudah sering mengadakan pertunjukan gamelan dan dongeng anak di area Panggung Terbuka di kawasan ini.
Panggung Terbuka Jadi Lokasi Langganan Konser
Puas melihat-lihat rumah hobbit, redaksi Travelingyuk lantas menuju kawasan Panggung Terbuka yang jaraknya hanya sekitar lima menit berjalan kaki. Di sana terdapat satu pelataran tanah yang cukup luas dan berfungsi sebagai panggung.
Di sekitarnya terdapat kursi-kursi panjang terbuat dari kayu dengan penataan mirip amfiteater. Menurut Aris, lokasi ini sering menjadi favorit untuk menggelar beragam konser dan pertunjukan. Penyanyi dangdut terkenal Via Vallen pernah menghibur para penggemarnya di sini. Di siang hari, Panggung Terbuka juga kerap digunakan untuk menghelat pertunjukan dongeng khusus anak-anak.
Rumah Seribu Kayu
Tepat di sebelah Panggung Terbuka, terdapat spot foto-foto menarik lain yang disebut sebagai Rumah Ranting alias Rumah Seribu Kayu. Lokasinya di-setting berundak dengan rumah-rumah kecil berbentuk tenda di sisi kanan dan kiri.
Menurut Aris, rumah-rumah tersebut dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu yang tidak terpakai. Kebetulan para warga di sekitar kawasan ini kebanyakan bekerja sebagai pembuat mebel. Akhirnya muncullah ide untuk memanfaatkannya menjadi struktur bangunan unik yang bisa menarik minat wisatawan.
Jembatan Jomblo
Tak jauh dari Rumah Seribu Kayu, terlihat jembatan panjang dengan tulisan ‘Jembatan Jomblo’ di papan penunjuknya. Kami pun penasaran menghampiri lokasi tersebut dan memang terlihat ada banyak pengunjung yang antusias berfoto di sana.
Sepintas, Jembatan Jomblo terlihat seperti jembatan kayu biasa. Hanya saja sebelum menyebrang kita akan disuguhkan kalimat menggelitik yang berbunyi, ‘Nasi saja dibiarkan akan basi, apalagi perasaan’.
Namun demikian, Jembatan Jomblo ternyata punya sejarah yang menarik. Menurut Aris, spot ini dibangun usai ada seorang pemuda desa yang hilang semangat hidup usai berpisah dengan kekasihnya. Para warga kemudian membujuknya untuk segera move on dan ikut membantu pengembangan wisata sekitar. Dari situlah lantas muncul ide untuk membangun jembatan yang diberi nama jomblo.
Itulah tadi beberapa titik menarik yang bisa dikunjungi selama berada di Rumah Hobbit Seribu Batu Songgo Langit. Jika ingin datang ke sini, disarankan untuk menghindari akhir pekan karena konon pengunjungnya bisa membludak hingga tidak ada lahan parkir tersisa. Next