Indonesia memiliki berbagai macam bangunan-bangunan peninggalan sejarah yang masih bertahan hingga saat ini. Salah satu contohnya adalah Lawang Sewu di Semarang dan juga Istana Air Taman Sari di Jogjakarta. Namun tak hanya dua kota tadi, Rembang juga memiliki salah satu peninggalan sejarah yang masih dilestarikan hingga saat ini, namanya Rumah Candu. Cerita sejarah bangunan ini terbilang cukup unik dan berbeda dari tempat-tempat lain.
Baca juga : Jadi Salah Satu Perpustakaan Tertinggi di Dunia, Perpusnas Republik Indonesia Tampil Kekinian dengan Jutaan Koleksi Bacaan
Pusat Penyelundupan Opium di Tahun 1800
Jauh sebelum masa kemerdekaan, rumah yang berjarak sekitar 100 meter dari Sungai Babagan ini menjadi gudang sekaligus pusat perdagangan dan peredaran opium di Pulau Jawa. Lim Cui Soon adalah pemilik pertama bangunan ini, pejabat asal Tionghoa. Sesuai dengan namanya, bangunan ini memiliki kusen dan pintu jendela yang besar dan megah.
Bangunan Dua Lantai Berlantai Kayu Jati
Bangunannya masih mengusung arsitektur Fujian dengan atap bergaya ekor walet yang melambangkan kesejahteraan. Rumah Candu ini juga biasa disebut dengan nama Lawang Ombo yang dalam bahasa indonesia berarti pintu yang lebar. Di dalamnya juga masih terdapat altar, maka itu aroma hio sangat pekat tercium di sini. Menariknya, lantai kedua bangunan ini memiliki lantai kayu jati yang masih kokoh hingga saat ini.
Lubang Berdiameter 1 meter Untuk Menyelundupkan Opium
Terdapat lubang selebar kurang lebih 1 meter, dibawahnya terdapat lorong yang yang berisi air. Konon, dulunya lubang ini adalah tempat untuk melemparkan opium ke perahu yang telah menunggu di bawah. Di era itu, opium sering digunakan oleh masyarakat. Mulai dari kaum proletar hingga ningrat. Pengawasan Belanda yang ketat terhadap opium membuat masyarakat mencari celah, yaitu membuat jalur penyelundupan.
Makam Tionghoa di Halaman Samping Rumah
Di halaman samping rumah ini terdapat sebuah makam tionghoa. Tempat tersebut merupakan tempat peristirahatan Lim Cui Soon dan keluarganya. Beberapa batu nisan khas makam tionghoa menghiasi halamannya. Lengkap dengan patung anjing langit dan tiang-tiang batu yang tinggi.
Berbagai macam jenis bangunan kuno dapat ditemukan dengan mudah di Indonesia. Baik yang mengadaptasi arsitektur Fujian maupun bentuk bangunan Kolonial. Namun akan sia-sia jika tempat-tempat yang memiliki cerita sejarah ini tidak dilestarikan. Sebagai masyarakat sekaligus traveler yang baik, turut lestarikan tempat-tempat seperti ini ya? Next