Setiap kota membutuhkan ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berkumpul atau bersantai. Namun bagaimana jadinya jika tempat seperti taman kemudian malah jadi sumber kisah urban legend? Di Bandung, Taman Maluku mendapat status tersebut.
Baca juga : Kuliner Populer di Sekitar Wisata Tawangmangu, Yuk Isi Perut Setelah Puas Jalan-jalan
Taman ini sebenarnya tak ubahnya seperti taman-taman lain. Lokasinya cukup strategis dan terdapat banyak pepohonan. Cocok digunakan sebagai tempat istirahat. Namun dalam beberapa dekade terakhir orang justru mengenal lokasi ini karena nuansa mistisnya.
Dibangun pada zaman kolonial
Taman Maluku merupakan salah satu jejak peninggalan pemerintahan Hindia Belanda di Bandung. Dulunya taman ini diberi nama Molluken Park dan mulai dibuka untuk umum pada 1919 silam.
Sebelumnya di tempat ini hanya terdapat tanah lapang biasa. Nama Taman Maluku sendiri diberikan usai muncul larangan Presiden Soekarno terkait pengunaan bahasa Belanda. Kebetulan taman ini berada di persimpangan antara Jalan Maluku dan Aceh.
Begitu masuk ke dalam taman, pengunjung akan serasa sedang berada di dalam hutan. Meski di luar banyak kendaraan lalu lalang, nuansa tropis bakal sangat terasa. Di taman ini sendiri banyak ditemui pepohonan jenis bungur dan ki angsret.
Mulanya Taman Maluku bebas dimasuki siapa saja. Namun karena sering digunakan sebagai tempat mangkal PSK dan dihuni oleh tunawisma, pemerintah setempat lantas bernisiatif untuk membangun pagar setinggi dua meter.
Di tengah-tengah kolam, terdapat sebuah kolam dengan ukuran cukup besar. Selain itu ada beberapa fasilitas penunjang lain seperti kursi, tempat sampah, dan juga akses WiFi gratis.
Patung Pastor dari Perunggu
Jika terus berjalan ke arah utara Taman Maluku, pengunjung akan bisa melihat patung perunggu berbentuk seseorang dengan pakaian mirip pastor. Patung tersebut diilhami dari sosok Henricus Christian Verbraak.
Pria tersebut dulunya memang mendedikasikan hidupnya sebagai pastor. Dutch East Indies lantas mendirikan patung khusus untuk Verbraak karena menghargai jasa-jasanya di bidang kemanusiaan. Beliau sendiri meninggal dunia karena sakit pada 1 Juni 1918.
Patung Pastor Verbraak sudah ada di Taman Maluku sejak 27 Januari 1922. Bagian wajahnya menghadap ke arah Jl Seram. Menariknya, ada banyak kisah seram yang beredar seputar patung ini.
Menurut penuturan penduduk sekitar dan juga beragam laporan di media maya, Patung Pastor Verbraak memiliki aura mistis kental. Begitu malam tiba, banyak yang meyakini patung tersebut bisa bergerak sendiri dan menakut-nakuti siapapun yang ada di sekitarnya. Apalagi memang ketik malam hari taman ini memang terasa lebih menyeramkan.
Alami proses revitalisasi
Pada 2015 silam, pemerintah kota Bandung menyatakan akan menyulap Taman Maluku menjadi ruang terbuka yang lebih baik dan jauh dari kesan seram. Tiga tahun berselang, harapan tersebut sedikit demi sedikit mulai menjadi kenyataan.
Meski hingga kini masih banyak yang percaya dengan urban legend soal Patung Pastor Verbraak, Taman Maluku terbukti menjadi salah satu tempat favorit warga Bandung untuk berkumpul. Di pagi hari, takkan sulit menemukan sekelompok pemuda yang asyik bermain skateboard di sini. Tak sedikit pula pengunjung yang melakukan sesi foto di lokasi ini.
Taman ini juga sudah dilengkapi sejumlah fasilitas tambahan seperti arena bermain anak dan juga fasilitas khusus untuk penyandang disabilitas. Diharapkan ke depannya, kesan angker semakin terkikis dan bakal ada kian banyak orang tertarik datang.
Itulah tadi kisah dan fakta menarik seputar Molluken Park alias Taman Maluku. Bagaimana, ada yang tertarik untuk mengunjungi lokasi ini jika kebetulan sedang berada di Bandung? Next