in

4 Adat Syukuran 7 Bulanan di Indonesia, Salah Satunya Dilakukan Baim Wong dan Paula

Ada dari daerahmu?

Indonesia memiliki banyak sekali tradisi unik yang masih tetap bertahan hingga sekarang. Salah satunya adalah acara syukuran 7 bulanan. Ternyata, tak hanya Jawa yang memiliki tradisi syukuran seperti itu. Di beberapa daerah lain juga mempunyai adat tersendiri dengan prosesi masing-masing. Jadi, simak dulu yuk apa saja tradisi 7 bulanan yang ada di Indonesia berikut ini. 

Baca juga : Lihat Salju di Papua dengan Helikopter, Pemandangannya Bikin Baper

Mitoni dari Jawa 

7 bulanan indonesia
Mitoni via instagram/paula_verhoeven

Di Jawa, masyarakat kerap menyebut ritual ini dengan nama Mitoni. Ada beberapa rangkaian Mitoni yang harus dilakukan oleh Ibu dan Ayah sang calon bayi. Pertama ada siraman yang bertujuan membersihkan jiwa sang ibu dari dosa dan segala beban. Air yang digunakan pun tidak sembarangan, berasal dari 7 sumber dan ditabur dengan kembang setaman, seperti mawar, melati, kenanga dan kantil. 

Kemudian yang kedua ada tahap memasukkan telur ayam kampung ke dalam jarit si wanita hamil dan kemudian ditangkap oleh sang suami. Ini dilakukan agar proses persalinan lancar. Lalu tahap ketiga yaitu pendandanan calon ibu dengan menggunakan kain batik beragam motif sampai tujuh kali. 

Selanjutnya di tahap keempat terdapat proses brojolan, yakni memasukkan dua buah kelapa gading dari atas perut calon ibu. Terakhir, ada proses angreman yang dilakukan  agar bayi dari dalam kandungan sampai lahir tetap sehat. Nah, ritual Mitoni inilah yang dilakukan oleh Baim Wong dan sang istri pada tanggal 19 Oktober 2019 lalu. 

Mambosuri Asal Batak 

7 bulanan indonesia
Mambosuri via instagram/kimmikomo

Suku Batak juga mempunyai acara 7 bulanan yang disebut Mambosuri. Adat ini dilakukan dengan orang tua yang anaknya sedang hamil 7 bulan langsung datang ke rumah anaknya tanpa pemberitahuan terlebih dulu. Kemudian sang anak dan suaminya disatukan menggunakan kain khas Batak. 

Setelah selesai, orang tua akan memberi makan sang anak dengan makanan yang telah dibawanya. Baik itu makanan ringan hingga yang berat. Semua harus dicicipi tanpa terkecuali agar si anak dan calon cucunya merasa bahagia. Kalau si ibu hamil sudah merasa kenyang, kerabat yang ada di acara tersebut baru diperbolehkan mencicipi semua makanan. 

Mappasilli dari Bugis  

Mappassili via instagram/riantydjwa

Masyarakat Bugis menamakan acara 7 bulanan dengan nama Mappassili yang berarti memandikan. Tujuan dilakukannya upacara adat Mappassili ini adalah untuk menolak bala serta mengusir roh-roh jahat, sehingga kesialan dapat hilang dan lenyap. 

Sebelum upacara dimulai, sang calon ibu harus melewati 7 anak tangga yang terbuat dari bambu. Hal ini memiliki makna bahwa sang calon anak akan mendapat rezeki yang terus bertambah. Kemudian, dukun sebagai pemimpin upacara memutar dupa yang telah dibakar di atas kepala calon ibu. Masyarakat Bugis percaya bahwa tindakan tersebut akan membuat roh-roh jahat yang menggangu kelahiran anak terusir dan terbang bersama dengan asap dupa yang telah dibakar. 

Lalu ada tahap memercikkan air dengan daun ke beberapa area tubuh calon ibu, yaitu kepala, bahu, dan perut. Tindakan tersebut memiliki makna, yaitu percikkan air pada bahu berarti sang calon anak akan memiliki tanggung jawab dan proses kelahiran bisa lancar. 

Mandi-mandi Manujuh Bulan Asal Kalimantan Selatan 

Mandi-mandi Manujuh Bulan via facebook/Hairul Anwar

Terakhir, ada Mandi-mandi Manujuh Bulan yang dilakukan oleh Suku Banjar di Kalimantan Selatan. Untuk tujuannya sama dengan adat dari daerah lain, yakni menjauhkan wanita hamil dari roh-roh jahat. Dalam prosesi ini, ibu hamil akan memakai pakaian indah dan perhiasan sambil memangku sebuah tunas kelapa yang diselimuti kain kuning berisi 41 macam sajian kue.

Selanjutnya ibu hamil akan dimandikan oleh wanita yang jumlahnya ganjil dengan disiram air bunga, lalu dibedaki menggunakan beras kuning. Setelah dikeringkan, ia harus keluar dan menginjak sebuah telur. Kemudian calon ibu juga akan duduk di atas alas kain berlapis, disisiri dan disanggul. Terakhir, minyak akan dipercikkan dan doa-doa keselamatan akan dibacakan. 

Jadi, itulah aneka ragam syukuran 7 bulanan yang ada di Indonesia. Tahapnya memang berbeda-beda, namun tujuannya sama yaitu membersihkan jiwa ibu hamil dan mendoakan kelancaran untuk proses kelahiran sang jabang bayi. Nah, apakah di daerah kalian ada tradisi 7 bulanan selain di atas?  Next

ramadan
Oemah Bapak Malang

Oemah Bapak, Ketika Taman Rumah Menjelma Kedai Kopi Cantik

Tips Penghalau Cemas Saat Penerbangan, Percayalah Liburan Seru Menantimu