in ,

Warga Mengonsumsi Sapi Mati yang Sudah Dikubur, Diduga Lekat dengan Tradisi Brandu

Warga membongkar kuburan sapi mati mendadak di Gunungkidul kemudian disembelih dan dagingnya dikonsumsi warga, namun ternyata sapi tersebut terinfeksi antraks

Antraks Gunungkidul Tradisi Brandu

Warga di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia dengan status positif antraks. Diketahui bahwa warga tersebut ikut menyembelih hingga mengonsumsi daging sapi yang sudah mati dan dikubur, namun dibongkar kembali. Apa yang dilakukan warga ini dikaitkan dengan tradisi brandu yang ada di Gunungkidul.

Baca juga : 4 Hotel di Surabaya dengan Jacuzzi, Manjakan Diri Setelah Beraktivitas Seharian

Warga Mengonsumsi Sapi Mati

5 hewan ternak milik warga di wilayah Semanu, Gunungkidul, DIY, diketahui mati karena terinfeksi antraks. Awalnya, 3 sapi mati mendadak di bulan Mei dan 2 kambing mati di bulan Mei dan Juni. Setelah petugas mengambil sampel dan melakukan pengecekan laboratorium, hewan-hewan tersebut positif antraks.

Antraks Gunungkidul Tradisi Brandu
Foto via Detik

Sayangnya, sebelum diketahui bahwa hewan-hewan tersebut terinfeksi antraks, warga membongkar kuburan sapi dan memotongnya. Daging sapi mati tersebut kemudian dibagikan dan dikonsumsi warga. Padahal, sebelumnya warga sudah diperingatkan oleh Sudah dihimbau oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul untuk mengubur ternak yang mati.

Warga Positif Antraks Meninggal Dunia

Seorang warga berinisial WP dari Candirejo, Semanu, Gunungkidul meninggal dunia setelah terinfeksi antraks. Ia diketahui terlibat dalam proses penyembelihan sapi mati dan mengonsumsi dagingnya. Gejala yang dialaminya adalah bengkak, gatal, dan luka kulit. Bukan hanya WP, ada 2 warga lain yang meninggal dunia di Kecamatan Semanu yang masih suspek antraks.

Antraks Gunungkidul Tradisi Brandu
Foto via CNNIndonesia

Pengambilan sampel kepada 125 warga yang melakukan kontak dengan daging sapi mati pun dilakukan. Tercatat ada 85 warga yang positif antraks dan 18 di antaranya bergejala. Sosialisasi pun dilakukan agar meminimalisir penyebaran antraks antara hewan dan manusia.

Mengenal Tradisi Brandu

Mengapa penyebaran antraks di Gunungkidul dikaitkan dengan tradisi brandu? Hal ini dikarenakan tradisi tersebut sudah melekat di warga Gunungkidul. Apa itu tradisi brandu?

Antraks Gunungkidul Tradisi Brandu
Foto via Rimbakita

Ialah sebuah tradisi di mana sapi yang sakit atau sudah hampir mati, akan disembelih dan dagingnya dijual murah. Uang hasil penjualan sapi tersebut kemudian diberikan kepada pemilik sapi untuk membantu.

Sayangnya, inilah yang justru menyebarkan antraks. Seperti diketahui bahwa antraks adalah penyakit bakterial menular antara manusia dan hewan. Maka itu, warga diberi imbauan untuk tidak melakukan tradisi tersebut untuk menekan penularan antraks. Next

ramadan
Pungli di Pantai Carita

Pungli di Pantai Carita, Pandeglang, Lewat Jembatan Bambu Ditarik Rp 5.000

Artis dan Anak Liburan Sekolah

Potret Artis Liburan Bareng Anak di Indonesia Aja Saat Momen Liburan Sekolah