Beberapa kota di Indonesia memang menjadi sebuah daerah yang ikonik dan membawa kisah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beberapa kota juga menjadi pusat pemerintahan VOC ketika menjajah Indonesia. Maka itu banyak ditemui bangunan yang memiliki arsitektural kolonial yang masih banyak ditemui hingga saat ini. Seperti yang banyak ditemui di Surabaya. Beberapa titik seperti daerah Jembatan Merah juga Tunjungan yang masih banyak menyimpan cagar budaya di Surabaya. Bangunan-bangunan di bawah ini merupakan saksi mata langsung dari perjalanan sejarah Indonesia.
Baca juga : Es Durian Pak Kasdi yang Legendaris, Segarkan Wisatawan Purbalingga Sejak 1969
Museum Bank Indonesia Surabaya
Bangunan yang saat ini menjadi museum, dulunya adalah sebuah cabang dari De Javasche Bank yang didirikan di Batavia pada tahun 1828. Tapi bentuk bangunan yang saat ini bukanlah bentuk aslinya. Pada tahun 1904, bangunan ini dirobohkan total dan dibangun ulang dengan mengadopsi gaya neo renaissance empire. Kemudian pada tahun 1953, De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia dan secara otomatis bangunan ini juga menjadi milik Bank Indonesia. Tapi setelah gedung ini tidak lagi memadai untuk kantor, Bank Indonesia berpindah ke Jalan Pahlawan. Dan Gedung ini menjadi Museum dan Galeri Pameran dari Bank Indonesia.
Museum Surabaya
Jika familiar dengan kota Surabaya pada tahun 1990an, pasti sangat mengenal sebuah gedung yang bernama Siola. Karena mall yang berada di dalamnya tidak aktif, saat ini ex gedung siola menjadi Museum Surabaya. Di dalam museum yang diresmikan tahun 2015 ini, berbagai macam koleksi benda-benda bersejarah bisa ditemukan. Tidak hanya peninggalan sejarah yang berbentuk benda, beberapa aset sejarah yang berupa arsip juga dapat ditemukan di tempat ini.
Maybank Jembatan Merah
Gedung Bank MayBank dulunya bernama Netherlands Spaarbank atau dalam bahasa Indonesia Bank Tabungan Manfaat Umum. Netherlands Spaarbank dibangun pada tahun 1914 dan fungsinya menggantikan kantor Bank Tabungan yang ada di jalan Embong Malang, Surabaya. Jika dihitung usia bangunan saat ini adalah 103 tahun. Walaupun tidak lagi muda, gedung tersebut tampak ‘sehat’ karena dirawat dengan baik. Sebagai apresiasi, gedung yang memiliki pintu masuk menjulang itu dijadikan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Bangunan indah ini dibangun oleh arsitek asal Belanda Fritz Joseph Pinedo.
Hotel Majapahit
Nama Hotel Majapahit tidak asing bagi warga Surabaya dan masyarakat Indonesia. Hotel yang berada di jalan Tunjungan ini memiliki kisah sejarah tersendiri yang lekat kaitannya dengan arek suroboyo juga kemerdekaan Indonesia. Hotel Majapahit ini adalah tempat dimana Panglima Sudirman beserta anak buahnya merobek bendera Belanda menjadi merah putih ketika masih bernama Hotel Oranje. Arsitektural hotel ini sendiri masih kental akan karakter kolonialisme dan konsep art noveau. Bentuk bangunannya pun tidak terlalu banyak diubah, karena daya tarik terbesar dari hotel ini adalah bentuk bangunan klasik tersebut.
Graha Wismilak
Gedung Graha Wismilak mula-mula adalah bangunan bergaya kolonial dua lantai dan diperkirakan dibangun pada tahun 1920an dan merupakan situs cagar budaya yang dilindungi pemerintah kota Surabaya. Gedung tersebut berada di pojok jalan antara Jalan Darmo dan Jalan Dr. Soetomo, Surabaya. Bila diperhatikan dari luar, gedung bercat putih itu seolah hanya satu lantai. Di dindingnya terdapat ornamen jendela seni kaca patri bersegi lima yang cantik. Sebelum era kemerdekaan, gedung ini adalah bangunan yang digunakan untuk kantor polisi jepang pada tahun 1942. Sedangkan pada 21 Agustus 1945 satuan Polisi Istimewa Surabaya memproklamirkan nama Polisi Republik Indonesia.
Jika traveling ke Surabaya, jangan lupa untuk mengunjungi bangunan bersejarah ini ya. Semoga pemerintah Surabaya dan masyarakatnya juga menjaga bangunan-bangunan ini, agar sejarah Indonesia bisa diceritakan ke generasi setelah kita. Next