Dalam rangka Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober lalu, Kota Malang mengadakan Malang Batik Parade 2018 yang bertujuan untuk memperkenalkan warisan Nusantara ini khususnya Malang Raya ke kancah nasional dan internasional. Nah pada acara tersebut diadakan pameran dari penggiat batik salah satunya adalah Batik Ngalam Community. Penasaran seperti apakah komunitas ini? Yuk dibaca pada ulasan berikut!
Baca juga : Kejutan di Penutupan Asian Games 2018, Tak Kalah Meriah dari Pembukaan
Demi Mendapatkan Batik khas Kota Malang
Batik Ngalam Community bertujuan untuk memperkenalkan batik khususnya Kota Malang dengan harapan generasi muda lebih tertarik untuk menjadi pengrajin batik. Menurut Bu Lina, salah satu anggota BNC, berkecimpung di dunia batik itu tidak harus membatik. Bisa berbagai macam cara seperti menciptakan kreasi motif batik. Semua penggiat dari berbagai kalangan ada di dalam komunitas ini. Tujuan jangka panjang adalah BNC dapat menciptakan ikon pakem batik kota Malang. Mengingat memang belum ada pakem di kota ini, sedang motif topeng adalah milik Kabupaten Malang. Anggota yang menyukai desain dapat menuangkannya ke dalam sketch untuk diikutkan lomba motif batik.
Diprakarsai oleh Mahasiswa
Mungkin tidak ada yang mengira bahwa pemrakarsa Batik Ngalam Community ini adalah seorang mahasiswa yang berusia muda bernama Fikrah Ryanda Saputra. Dengan semangat luar biasa dan tujuan mulia, komunitas yang baru seumur jagung, kurang lebih 4 bulan ini sudah melakukan berbagai macam kegiatan. Seperti mengadakan seminar batik, mencanting bersama, mengenal warna batik, mengadakan pameran, dan lainnya.
Mulai dari Pencanting sampai Penjual Batik
Batik Ngalam Community (BNC) beranggotakan penggiat dengan berbagai latar belakang yang masih berhubungan dengan batik. Mulai dari desainer motif batik, pencanting, business owner, kolektor, penjual, dan banyak lainnya. BNC memiliki kurang lebih 50 anggota yang rata-rata berusia dewasa, walau ada beberapa yang masih muda.
Regenerasi Pembatik
“Mungkin banyak dari kita yang sudah mengetahui apakah batik itu, namun belum banyak anak muda yang mengetahui cerita dibalik motif batik dan mengenal canting,” ucap Bu Lina, salah satu anggota BNC. Tidak banyak pengrajin di Kota Malang sehingga harus ada regenerasi agar batik di Kota Malang terus berlanjut. Hal itu juga lah yang mendorong anggota BNC seperti Bu Lina untuk belajar membatik sampai ke luar Malang seperti ke Solo dan Jogja.
“Iki lo batik Kota Malang nemune neng Batik Ngalam Community,” begitu harapan BNC. Tentu Teman Traveler juga akan bangga ya mengenakan batik yang berasal dari daerah asal. Eits, tentu semua motif batik di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing yang juga patut dilestarikan salah satunya dengan digunakan. Apakah Teman Traveler pecinta batik juga? Next